80
77.7 52.3
22.3 47.7
20 40
60 80
100
P ers
en ta
se
Rendah Sedang
Tinggi Kategori
Siswa Guru
Gambar 1. Tingkat Perilaku Mengganggu Berdasarkan Penilaian Guru dan Siswa
Dari grafik tersebut dapat kita ketahui dengan lebih jelas posisi tingkat perilaku mengganggu di kelas berdasarkan penilaian guru dan
siswa. Berdasarkan penilaian sebagian besar siswa, tingkat perilaku menggangu di kelas cenderung pada tingkat rendah. Sebagian kecil siswa
menilai tingkat perilaku mengganggu di kelas pada kategori sedang. Sedangkan menurut penilaian sebagian besar guru, tingkat perilaku
mengganggu di kelas cenderung pada kategori sedang, dan sebagian guru lainnya menilai tingkat perilaku mengganggu siswa di kelas cenderung
pada kategori rendah.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang sudah dipaparkan dan dijelaskan di atas, terdapat beberapa perilaku mengganggu siswa di kelas yang sering tampak
pada siswa MAN 1 Magelang. Berdasarkan penilaian guru, perilaku mengganggu yang sering muncul pada indikator kegiatan yang tidak relevan
dengan pembelajaran di kelas yaitu perilaku menggambar di kertas, perilaku
81 mengerjakan tugas mata pelajaran lain dan perilaku menggunakan telepon
genggam. Perilaku mengganggu yang sering muncul pada indikator tidak ikut serta dalam aktivitas kelas yaitu tidak mengerjakan pekerjaan rumah, lupa
membawa pekerjaan rumah, tidak ikut serta dalam kegiatan kelompok, melamun di kelas, tidur di kelas, dan tidak memperhatikan pelajaran. Perilaku
mengganggu yang sering muncul pada indikator kegiatan yang mengganggu pembelajaran adalah mencontek ketika ujian, berbicara di luar gilirannya, dan
berulangkali meminta guru mengulangi penjelasan. Perilaku-perilaku tersebut pada kategori sedang. Sedangkan pada indikator keterlambatan dan
ketidakhadiran, adalah perilaku tidak mengikuti pelajaran tanpa ijin dan terlambat masuk kelas pada kategori rendah, sehingga guru menilai hampir
tidak ada siswa yang berperilaku mengganggu pada indikator tersebut. Perilaku-perilaku mengganggu menurut penilaian guru tersebut sesuai
dengan pandangan Mick McManus 1995 yang menyebutkan bahwa perilaku-perilaku mengganggu secara umum dapat dikarakteristikkan dalam
banyak indikator yang meliputi datang terlambat, tidak mengikuti pelajaran atau membolos dari kelas, berbicara ketika guru menerangkan pelajaran,
menggambar di buku yang tidak tepat, tidak membawa pekerjaan rumah, dan meninggalkan kelas lebih awal.
Berdasarkan penilaian siswa MAN 1 Magelang mengenai perilaku mengganggu dirinya di kelas, terdapat beberapa perilaku mengganggu di kelas
yang sering muncul. Perilaku mengganggu yang sering muncul pada indikator kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran yaitu perilaku menggambar
82 di kertas, perilaku mengerjakan tugas lain saat pelajaran dan perilaku
menggunakan telepon genggam. Perilaku mengganggu yang sering muncul pada indikator tidak ikut serta dalam aktivitas kelas yaitu perilaku lupa
membawa pekerjaan rumah, melamun, dan tidak memperhatikan pelajaran. Perilaku mengganggu yang sering muncul pada indikator kegiatan yang
mengganggu pembelajaran yaitu perilaku mencontek dan berbicara diluar gilirannya dan berbicara dengan teman saat pelajaran. Sedangkan pada
indikator keterlambatan dan ketidakhadiran, hanya sedikit tampak pada perilaku sering terlambat masuk kelas. Tingkat perilaku mengganggu dan
intensitas tertinggi terletak pada perilaku menggambar di kertas. Sedangkan perilaku mengganggu dengan jumlah terbanyak siswa yang melakukan adalah
perilaku buang angin di kelas tetapi intensitasnya rendah. Perilaku-perilaku mengganggu berdasarkan penilaian siswa tersebut
sesuai dengan pandangan Mick McManus 1995 mengenai karakteristik perilaku mengganggu secara umum dimana perilaku datang terlambat,
menggambar di buku yang tidak tepat, tidak membawa pekerjaan rumah, dan merokok di kelas termasuk diantara macam-macam perilaku mengganggu di
kelas. Perilaku-perilaku tersebut juga sesuai dengan pandangan Slomo Romi 2004 mengenai perilaku mengganggu remaja SMA dan setingkatnya dimana
perilaku lupa membawa pekerjaan rumah juga termasuk diantara perilaku mengganggu yang sering ditunjukkan siswa remaja. Perilaku-perilaku
mengganggu tersebut juga sesuai dengan pandangan teori behavioristik yang dikemukakan Zimmerman 1995: 15 yang menyatakan bahwa perilaku
83 mengganggu adalah perilaku yang tampak dan mudah dinilai oleh orang lain,
misalnya berbbicara diluar gilirannya, membuat kebisingan yang tidak perlu, meninggalkan tempat duduk tanpa ijin, dan berdebat dengan guru.
Siswa melakukan perilaku mengganggu bukan tanpa alasan. Dari hasil penelitian yang sudah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa alasan siswa
melakukan perilaku mengganggu di kelas adalah karena faktor kebosanan dan faktor beban kurikulum. Hal ini sesuai dengan pandangan Eileen S. Flicker
dan Jannet Andron Hoffman 2006 yang menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi anak melakukan perilaku mengganggu diantaranya adalah
faktor kebosanan. Tingkat perilaku mengganggu di kelas pada siswa Madrasah Aliyah
Negeri MAN 1 Magelang cenderung pada kategori rendah. Dengan demikian memungkinkan penyelesaian masalahnya dapat dilakukan dengan
cepat. Hal ini sesuai dengan pandangan Divison Student Affair of Southern California 2004, perilaku mengganggu pada tingkat pertama adalah masalah
yang tidak serius, mencakup setiap situasi yang dapat ditangani secara informal antara guru dan siswa yang mengarah pada penyelesaian yang cepat.
Namun demikian, terdapat siswa yang cenderung berperilaku mengganggu pada kategori sedang. Dalam hal ini memungkinkan guru untuk berkolaborasi
dengan pihak terkait seperti wali kelas dan guru pembimbing agar perilaku mengganggu siswa tersebut dapat diredakan atau bahkan dihilangkan.
Dari data hasil penelitian yang sudah dipaparkan di atas, diketahui bahwa penilaian guru terhadap perilaku mengganggu di kelas lebih tinggi