IDENTIFIKASI PERILAKU MENGGANGGU SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 MAGELANG.

(1)

IDENTIFIKASI PERILAKU MENGGANGGU DI KELAS PADA SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendididikan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Taufiq Hendra Wicaksono NIM 08104244032

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO

“Dan ternyata, banyak sekali orang-orang yang sangat sibuk melakukan hal-hal yang tidak akan memberhasilkannya”


(6)

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak, Ibu dan keluarga atas segala ketulusan dan motivasinya. 2. Almamater FIP UNY, Agama dan Tanah Air.


(7)

IDENTIFIKASI PERILAKU MENGGANGGU SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 MAGELANG

Oleh

Taufiq Hendra Wicaksono NIM.08104244032

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, tingkat, dan penyebab siswa melakukan perilaku mengganggu, serta untuk mengetahui upaya guru dalam meredakan perilaku mengganggu di kelas di MAN 1 Magelang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Setting penelitian ini adalah MAN 1 Magelang. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa MAN 1 Magelang dengan menggunakan teknik stratified proportionate random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket untuk kemudian dilakukan skala pengukuran. Instrumen yang digunakan yaitu skala perilaku mengganggu di kelas. Analisis data yang digunakan yaitu kuantitatif deskriptif. Data yang diperoleh selanjutnya dihitung dengan teknik persentase dan memperhitungkan mean atau rata-rata.

Hasil penelitian ini yaitu: (1) Perilaku mengganggu siswa di kelas yang paling dominan pada siswa MAN 1 Magelang adalah perilaku menggambar di kertas pada saat guru menerangkan pelajaran, mengerjakan tugas mata pelajaran lain saat pembelajaran berlangsung, menggunakan telepon genggam di kelas, lupa membawa pekerjaan rumah, mencontek ketika ulangan atau ujian, dan tidak memperhatikan pelajaran. (2) Tingkat perilaku mengganggu tertinggi terletak pada perilaku menggambar di kertas dengan rerata 3,29. Perilaku mengganggu dengan intensitas tertinggi (pada skala 5-6) yaitu menggambar di kertas (77 siswa atau 30%) dan berbicara diluar gilirannya (33 siswa atau 13%). Perilaku mengganggu yang dilakukan paling banyak siswa adalah perilaku buang angin di kelas (247 siswa atau 95%), tetapi intensitasnya rendah. Tingkat perilaku mengganggu siswa cenderung pada kategori rendah yaitu 77,7% dan cenderung pada kategori sedang yaitu 22,3%. (3) Sebagian besar siswa beralasan melakukan perilaku mengganggu di kelas karena bosan dan terbebani kurikulum. (4) Sebagian besar guru MAN 1 Magelang memiliki sedikit pengetahuan mengenai perilaku mengganggu dan belum mengetahui cara mengatasi perilaku mengganggu.


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, karunia dan kasih sayang yang berlimpah sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi Perilaku Mengganggu Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Magelang” ini dengan baik. Keberhasilan penyusunan skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan uluran tangan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian.

2. Bapak Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah memberikan izin penelitian.

3. Ibu Sri Iswanti, M.Pd, Dosen pembimbing I yang telah memberikan masukan, kritik dan saran yang sangat berarti terhadap penelitian ini. 4. Ibu Farida Harahap, M.Si, Dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, nasehat serta masukan selama penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Kepala MAN 1 Magelang yang telah memberikan izin penelitian. 6. Bapak Drs. Sukartono, Bapak Sulistyono, S.Pd, dan Bunda Ika

Sulistyowati, M.Pd, Guru MAN 1 Magelang yang membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dan memberikan informasi yang bermanfaat.

7. Siswa kelas X, XI, dan XII MAN 1 Magelang yang telah membantu penulis selama penelitian ini.

8. Ibu dan Bapak, terimakasih atas doa dan motivasinya.

9. Novita Budi Kurniatri, S.Pd yang telah membantu penelitian dan memberikan dorongan motivasi dalam setiap tahap penulisan.

10.Semua teman-teman seperjuanganku anak-anak BK angkatan 2008, terimakasih untuk bantuan dan motivasinya selama ini.

11.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.


(9)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih banyak kekurangan. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua.

Yogyakarta, 28 Maret 2013


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan ... 9

F. Manfaat ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori Perilaku Mengganggu di Kelas ... 11

1. Definisi Perilaku Mengganggu di Kelas ... 11

2. Teori-Teori Terkait dengan Perilaku Mengganggu ... 14

3. Karakteristik dan Indikator Perilaku Mengganggu di Kelas ... 18

4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Mengganggu Siswa di Kelas ... 23


(11)

5. Cara Mengatasi Perilaku Mengganggu Siswa di Kelas ... 28

B. Karakteristik Siswa Madrasah Aliyah ... 31

C. Peran Bimbingan dan Konseling dalam Meredakan Perilaku Mengganggu Siswa di Kelas ... 34

D. Kerangka Berpikir ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 39

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

C. Variabel Penelitian ... 41

D. Metode Penentuan Sampel ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Instrumen Penelitian ... 48

G. Uji Coba Instrumen ... 51

H. Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 61

1. Profil Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang ... 61

2. Deskripsi Karakteristik Subjek ... 63

B. Pembahasan ... 80

C. Keterbatasan Penelitian ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 86

B. Saran... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Distribusi Guru MAN 1 Magelang ... 44 Tabel 2. Data Distribusi Siswa Kelas X, XI, XII MAN 1 Magelang ... 45 Tabel 3. Kisi-Kisi Skala Perilaku Mengganggu di Kelas pada Siswa

MAN 1 Magelang ... 50 Tabel 4. Uji Validitas Skala Perilaku Mengganggu di Siswa Kelas ... 54 Tabel 5. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien

Reliabilitas ... 56 Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Skala Perilaku Mengganggu Siswa ... 56 Tabel 7. Penilaian Guru terhadap Perilaku Mengganggu di Kelas ... 63 Tabel 8. Penilaian Guru terhadap Perilaku Mengganggu di Kelas

Berdasarkan Tiap Item pada Indikator ... 64 Tabel 9. Pengetahuan Guru Mengenai Perilaku Mengganggu Siswa

di kelas ... 67 Tabel 10. Sikap Guru terhadap Perilaku Mengganggu Siswa di Kelas ... 68 Tabel 11. Hambatan Guru dalam Menangani Perilaku Mengganggu Siswa

di Kelas ... 68 Tabel 12. Penilaian Siswa terhadap Perilaku Mengganggu Dirinya di Kelas 69 Tabel 13. Penilaian Siswa terhadap Perilaku Mengganggu Berdasarkan

Tiap Item pada Indikator ... 73 Tabel 14. Alasan Siswa Melakukan Perilaku Mengganggu di Kelas ... 76 Tabel 15. Sikap Siswa terhadap Siswa Lain yang Berperilaku Mengganggu

di Kelas ... 77 Tabel 16. Frekuensi Tingkat Perilaku Mengganggu Siswa di Kelas secara


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Tingkat Perilaku Mengganggu Berdasarkan Penilaian Guru


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Guru ... 92

Lampiran 2. Instrument Siswa ... 95

Lampiran 3. Rekapitulasi Data Uji Coba Instrumen ... 98

Lampiran 4. Uji Validitas... 99

Lampiran 5. Uji Reliabilitas ... 100

Lampiran 6. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ... 102


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Dalam hal pembelajaran, Nasution (Sugihartono, dkk. 2007: 80) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran di sekolah, khususnya di dalam kelas, interaksi antara guru dan peserta didik menjadi salah satu faktor penting tercapainya tujuan pembelajaran karena di dalam pembelajaran terjadi transfer ilmu antara guru dengan peserta didiknya. Interaksi yang kurang baik antara guru dan peserta didik seringkali menyebabkan gangguan-gangguan di dalam kelas yang akan mempengaruhi jalannya proses dan hasil pembelajaran. Gangguan-gangguan yang timbul saat pembelajaran di dalam kelas ini sering juga disebut disruptive behavior classroom.


(16)

Disruptive behavior atau perilaku mengganggu menjadi masalah yang penting bagi guru (DuPaul & Hoff, 1998: 6). Dewasa ini, di Amerika, perilaku mengganggu di sekolah sudah menjadi masalah yang serius dan membutuhkan perhatian khusus dari guru dan orangtua. Sejumlah responden di Amerika Serikat menganggap perkelahian dan kekerasan sebagai masalah yang paling serius di sekolah selain kurangnya kedisiplinan.

Dalam pembahasan yang sama, sejumlah responden di Amerika menyampaikan tujuh masalah dan diminta untuk mengidentifikasi seberapa serius masing-masing masalah di sekolah tersebut. Dari hasil identifikasi tersebut didapatkan data bahwa masalah kedisiplinan dan merokok berada di peringkat kedua masalah yang paling serius dengan persentase 76% setelah masalah obat-obatan terlarang dengan persentase 80%. Meskipun para guru di Amerika masih kurang yakin dengan hasil survei tersebut, hanya sebagian kecil guru dan masyarakat yang tidak setuju bahwa masalah kedisplinan siswa dan kekerasan adalah masalah yang signifikan di sekolah (Reed & Kirkpatrick, 1998: 23).

Haris (Pia Todras, 2007: 3) menyebutkan bahwa Metropolitan Life Survey of the American Teacher (MLSAT) melakukan wawancara dengan 1000 guru, 1234 siswa, dan 100 polisi dan didapatkan hasil bahwa guru, siswa, dan penegak hukum dalam hal ini kepolisian setuju bahwa disruptive (yang mengganggu), misbehaving (kenakalan atau berperilaku tidak pantas), dan aggressive student (siswa yang agresif) membuat kedisiplinan dan pembelajaran di dalam kelas menjadi tidak kondusif dan kekerasan di sekolah dapat menekan


(17)

konsentrasi seseorang. Sebagai tambahan, masalah kedisiplinan di dalam kelas dan kekerasan di sekolah dapat menyebabkan para guru dan siswa menjadi stress. Hal ini juga mengganggu proses belajar mengajar dan pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi akademik siswa.

Reed dan Kirkpatrick (1998: 25) melihat perilaku mengganggu di kelas sebagai masalah yang lebih serius daripada masalah kekerasan. Reed dan Kirkpatrick juga menyatakan bahwa jika ada salah satu siswa yang mengganggu di kelas akan mempengaruhi konsentrasi siswa lain dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini akan mengakibatkan waktu menjadi terbuang percuma karena perhatian guru juga akan tersita untuk mengatasi siswa yang mengganggu tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa perilaku mengganggu mendapatkan membutuhkan perhatian dari berbagai pihak mengingat banyaknya dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari perilaku mengganggu di kelas. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang perilaku mengganggu di kelas.

Perilaku mengganggu di dalam kelas yang ditunjukkan siswa di Indonesia tidak jauh berbeda dengan perilaku mengganggu di dalam kelas yang ditunjukkan siswa di Amerika. Hal ini sejalan dengan pengalaman pribadi peneliti saat masih menjadi siswa di sekolah. Pada saat menjadi siswa Sekolah Dasar (SD), peneliti menjumpai ada teman sesama siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru, tidak memperhatikan pelajaran,


(18)

berbicara dengan teman sebangku letika guru menjelaskan pelajaran, dan menggambar di kertas ketika guru menerangkan pelajaran. Perilaku-perilaku tersebut disebabkan oleh faktor yang berbeda, dari jenuh dengan metode mengajar guru yang monoton atau tidak variatif, diajak berbicara dengan teman sebangku, sampai memikirkan hal pribadi lainnya seperti kurangnya motivasi belajar.

Pada saat menjadi siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP), peneliti mempunyai pengalaman mengenai perilaku mengganggu di kelas seperti menggambar di kertas saat pelajaran, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, terlambat masuk kelas, mencontek, melamun, dan membuat kegaduhan saat jam kosong. Ketika peneliti duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), peneliti sering menjumpai banyak siswa yang sering datang terlambat, membolos, dan mencontek. Peneliti juga pernah menjumpai siswa mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dikerjakan saat guru menerangkan pelajaran. Bahkan sampai sekarang pun ketika peneliti duduk di bangku perguruan tinggi peneliti masih menjumpai perilaku-perilaku mengganggu di kelas seperti yang ditunjukkan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Hanya saja perilaku mengganggu yang ditunjukkan oleh mahasiswa lebih kompleks dan terkadang bisa mengelabuhi dosen pengajar, misalnya perilaku mencontek, menggunakan telepon genggam di kelas, tidur di kelas, makan di kelas, menitipkan absen pada teman, bahkan ada mahasiswa yang mengikuti kelas dalam keadaan mabuk minuman keras.


(19)

Pernyataan di atas diperkuat dengan hasil observasi dan wawancara pra penelitian pada siswa dan guru yang dilaksanakan pada hari senin, tanggal 5 maret 2012 di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang yang terletak di Jalan Sunan Bonang nomor 17 Magelang. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang yang berdiri di bawah naungan Kementrian Agama mempunyai motto yaitu senantiasa menjaga akhlak mulia dalam setiap perbuatan dan mempunyai tujuan untuk menyeimbangkan pendidikan umum dan pendidikan agama. Jadi, siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang diharapkan mempunyai prestasi akademik dan akhlak atau perilaku yang baik. Namun, hal ini tidak sejalan dengan perilaku yang ditunjukkan siswa pada saat pelajaran berlangsung.

Berdasarkan dari hasil observasi pra penelitian pada siswa kelas X-3 pada mata pelajaran bahasa arab yang diampu oleh Bapak Huda, peneliti menemukan permasalahan terkait perilaku mengganggu di dalam kelas. Adapun perilaku mengganggu di kelas yang muncul di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang meliputi mengobrol dengan teman sebangku saat guru menerangkan pelajaran, tidur di kelas, menggunakan telepon genggam di kelas saat pelajaran, terlambat masuk kelas, makan di kelas saat pembelajaran berlangsung, menciptakan gaduh di kelas saat pembelajaran berlangsung sehingga mengganggu konsentrasi siswa lain dan saat jam kosong sehingga mengganggu kelas lain yang sedang belajar serta mengerjakan pekerjaan rumah (PR) di kelas saat pembelajaran.


(20)

Beberapa siswa diwawancarai mengenai alasan mereka melakukan perilaku mengganggu, sebagian besar dari siswa tersebut mengatakan bahwa mereka merasa jenuh dan bosan dengan mata pelajaran tersebut. Beberapa siswa mengatakan bahwa mereka juga terkadang terlambat masuk sekolah dengan alasan bangun kesiangan dan ketinggalan angkutan umum.

Sedangkan dari hasil pra observasi kepada guru, didapatkan hasil bahwa ada beberapa perilaku mengganggu yang luput dari perhatian guru. Salah satu contoh perilaku mengganggu yang luput dari perhatian guru adalah melamun di kelas. Perilaku mengganggu yang lain seperti menggunakan telepon genggam di dalam kelas dan mengobrol dengan siswa lain saat pembelajaran akan mendapatkan teguran dan sangsi langsung dari guru.

Sangsi yang diberikan oleh tiap guru berbeda-beda. Dari hasil wawancara pra penelitian pada beberapa guru, didapatkan hasil bahwa semua guru memberikan sangsi dengan mempertimbangkan perilaku yang ditunjukkan siswa untuk meredakan perilaku mengganggu di dalam kelas. Adapun beberapa perilaku mengganggu seperti melamun di kelas tidak mendapatkan sangsi karena sebagian besar guru mengatakan bahwa perilaku tersebut adalah perilaku yang wajar dan tidak mengganggu.

Perilaku mengganggu siswa MAN 1 Magelang juga menjadi tanggung jawab guru Bimbingan dan Konseling MAN 1 Magelang. Upaya meredakan perilaku mengganggu yang dilakukan oleh guru BK MAN 1 Magelang pun menjadi tidak efektif karena penanganannya bersifat layanan responsif atau


(21)

layanan yang diberikan ketika dijumpai siswa melakukan perilaku mengganggu. Belum banyak upaya meredakan dengan layanan preventif atau pencegahan. Hal ini dibuktikan dengan hasil obeservasi dan wawancara pada guru BK MAN 1 Magelang pra penelitian pada hari senin tanggal 5 maret 2012. Dari hasil observasi dan wawancara pra penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa siswa yang melakukan perilaku mengganggu hanya diberikan sangsi berupa poin pelanggaran. Sedangkan ketika dicermati, masih banyak perilaku mengganggu di kelas yang belum terdeteksi atau terdaftar dalam buku pelanggaran. Tindak lanjut diberikan apabila seorang siswa sudah mencapai jumlah poin pelanggaran tertentu dari akumulasi pelanggaran-pelanggaran atau perilaku mengganggu yang dilakukan. Walaupun ada kolaborasi dengan guru kelas pada program kerja BK, tetapi belum ada bentuk tindakan yang jelas dalam menangani perilaku mengganggu di kelas.

Dari latar belakang yang terpapar di atas, maka penulis tertarik untuk mengidentifikasi perilaku mengganggu di dalam kelas pada siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang. Penelitian ini menjadi unik dan layak untuk diteliti mengingat pentingnya memahami perilaku mengganggu di dalam kelas bagi kesuksesan pendidikan nasional di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga bisa menjadi dasar bagi penelitian-penelitian yang selanjutnya bagi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Yogyakarta mengenai perilaku mengganggu di dalam kelas.


(22)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Terdapat perilaku mengganggu di kelas yang meliputi: siswa yang sering datang terlambat, membolos, dan mencontek, mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dikerjakan saat guru menerangkan pelajaran, tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), mengobrol dengan teman sebangku saat guru menerangkan pelajaran, menggunakan telepon genggam di kelas, tidur di kelas, melamun di kelas, makan di kelas, dan menitipkan absen pada teman, menciptakan gaduh di kelas saat pembelajaran berlangsung sehingga mengganggu konsentrasi siswa lain dan saat jam kosong sehingga mengganggu kelas lain yang sedang belajar. Perilaku-perilaku tersebut terjadi dalam proses pembelajaran.

2. Layanan Bimbingan dan Konseling MAN 1 Magelang dalam menangani perilaku mengganggu di kelas tidak efektif.

3. Terdapat guru yang belum memahami adanya perilaku mengganggu di kelas dan cara mengatasinya.

C. Batasan Masalah

Dari berbagai rumusan masalah yang telah dimunculkan dan agar penelitian lebih terarah, maka peneliti akan membatasi permasalahan yang ada yaitu identifikasi perilaku mengganggu di kelas (Disruptive Classroom Behavior) pada siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang.


(23)

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Apa saja bentuk perilaku mengganggu di kelas yang ditunjukkan siswa Madrasah Aliyah negeri (MAN) 1 Magelang?

2. Bagaimana tingkat, frekuensi, dan intensitas perilaku mengganggu di kelas pada siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang?

3. Mengapa siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang melakukan perilaku mengganggu di kelas?

4. Bagaimana upaya guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang untuk meredakan perilaku mengganggu di kelas?

E. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku mengganggu yang ditunjukkan

siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang.

2. Untuk mengetahui penyebab siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang melakukan perilaku mengganggu di kelas.

3. Untuk mengetahui tingkat, frekuensi, dan internsitas perilaku menggaggu di kelas pada siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang.

4. Untuk mengetahui upaya guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang untuk meredakan perilaku mengganggu di kelas.


(24)

F. Manfaat

Penelitian ini berusaha memaparkan kondisi yang ada di lapangan yang berkaitan dengan identifikasi perilaku mengganggu di kelas pada siswa. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Guru dan Sekolah

Dari penelitian ini diharapkan sekolah terutama Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Magelang mengetahui gambaran perilaku mengganggu yang sering muncul di kelas, sehingga menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam memberikan sangsi yang tepat agar menimbulkan efek jera pada pelaku serta bagi sekolah dalam menetapkan kebijakan yang tepat mengenai perilaku mengganggu siswa di kelas.

2. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian keilmuan dalam usaha-usaha pengembangan ilmu Bimbingan dan Konseling khususnya dalam bidang Layanan Belajar.

3. Peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti akan mendapatkan tambahan wawasan dan pengetahuan dalam bidang Layanan Belajar khususnya mengenai perilaku mengganggu siswa di dalam kelas.


(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Deskripsi Teori Perilaku Mengganggu di Kelas 1. Definisi Perilaku Mengganggu di Kelas

Disruptive classroom behaviors (DCB) menurut Rivers (Bidell & Deacon, 2010: 3) dapat didefinisikan sebagai perilaku tampak yang terjadi di dalam kelas yang menganggu guru dan atau siswa yang lain, contohnya yaitu menolak berpartisipasi atau bekerjasama dalam kegiatan kelas, mengabaikan hak orang lain, tidak memperhatikan pelajaran, membuat keributan dan meninggalkan tempat duduk tanpa ijin. Kaplan, Gheen, dan Migley (Pia Todras, 2007: 4) menggambarkan disruptive behavior (perilaku mengganggu) meliputi berbicara di luar gilirannya, menggoda, bersikap tidak sopan pada orang lain, dan meninggalkan tempat duduk tanpa ijin dari guru yang mengajar. Selain itu, tindakan yang lebih serius seperti kekerasan dan perusakan juga termasuk di dalam ruang lingkup perilaku mengganggu.

Ada beberapa sebutan berbeda tapi merujuk hal yang sama dengan disruptive behavior yaitu : troublesome behavior (perilaku yang merepotkan) dan disturbing behavior (perilaku yang menganggu atau meresahkan). Disruptive behavior antara siswa biasa berbeda dengan yang terjadi pada siswa berkebutuhan khusus yang mengalami ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder), ODD (Oppositional Defiant Disorder ) dan CD (Conduct Disorder).


(26)

Distruptive Behavior Disorder (DBD) merupakan gejala penyimpangan perilaku yang umum pada anak ADHD, OD dan ODD, dimulai dari mereka kecil dan akan meningkat pada masa remaja dan dewasa (Zimmerman, 1995: 145). Disruptive behavior yang dimaksud dalam penelitian ini juga berbeda dengan indikator yang terjadi pada siswa yang mempunyai gangguan perilaku (behavior problems) yang berifat patologis seperti: externalizing behavior (perilaku berlebihan), antisosial, maupun deliquency (menyimpang). Siswa ini sering disebut sebagai siswa ”nakal” dan kategori perilaku mengganggu yang mereka tampakkan bisa digolongkan berat atau bisa dikategorikan sebagai perilaku misbehavior atau misconduct (Bidell dan Deacon, 2010: 10).

Oleh karena itu ada beberapa istilah yang terkait dengan indikator yang sama dan sering dikategorikan sebagai hal yang sama tetapi sesungguhnya kategorinya lebih berat daripada disruptive behavior yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu :

a. Misbehavior

Misbehavior (kelakuan buruk atau perbuatan yang tidak baik) menurut Charles (Pia Todras, 2007: 4) adalah perilaku yang dianggap tidak pantas untuk setting atau situasi tertentu. Dalam model Charles, misbehavior (perbuatan tidak baik) digolongkan menjadi lima jenis yang meliputi aggression (berperilaku agresif atau menyerang), immorality (berperilaku tidak sopan), defiance of authority (menentang otoritas), class disruptions (gangguan kelas), dan clowning around (berperilaku yang mengundang tawa


(27)

disekitarnya). Aggression (berperilaku agersif atau menyerang) mengacu pada serangan fisik dan verbal atau ucapan yang ditunjukkan pada guru atau siswa yang lain. Immorality (berperilaku tidak sopan) mengacu pada tindakan seperti mencontek, berbohong, dan mencuri. Defiance of authority (menentang otoritas) diartikan seperti menolak melakukan perintah dari guru. Class disruptions (gangguan kelas) mengacu pada tindakan-tindakan seperti berbicara terlalu keras, berjalan berkeliling ruangan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar, dan berulang kali meminta ijin meninggalkan kelas. Sedangkan clowning around (berperilaku yang mengundang tawa disekitarnya) terdiri dari bermain-main, melamun, tidak mengerjakan PR (pekerjaan rumah), dan membuang-buang waktu.

b. Misconduct

Misconduct (kelakuan jahat) biasanya dikaitkan dengan penyimpangan perilaku pada remaja yang mengalami gangguan deliquency atau antisosial. Bentuk perilakunya adalah : melakukan kekerasan, penodongan, pelecehan seksual, melakukan tindakan yang melanggar hukum dan sebagainya (Cooperkline, 2009: 60).

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa disruptive behavior in the classroom merupakan perilaku yang mengganggu tindakan pengajaran, mengganggu siswa lain dalam proses belajar mengajar baik secara psikologis maupun secara fisiologis, yang terjadi pada siswa biasa dan


(28)

disebabkan oleh banyak faktor yang tidak hanya berasal dari diri mereka tapi juga bisa disebabkan orang lain, situasi atau waktu yang ada.

2. Teori-teori Terkait dengan Perilaku Menganggu a. Teori Behavioristik

Zimmerman (1995: 9-10) menjelaskan bahwa konsep utama dalam teori pendekatan behavioristik didasarkan pada paradigma stimulus, respon, dan reinforcement (penguatan) dimana perilaku manusia dianggap berada di bawah kendali dari lingkungan eksternal. Studi pembelajaran pendekatan behavioristik menekankan pada perilaku terbuka yang dapat diamati dan diukur. Dalam teori behavioristik tidak ada proses berpikir atau mekanisme internal. Stimulus adalah kondisi, peristiwa atau perubahan lingkungan dari individu yang menghasilkan perubahan perilaku. Dengan memberikan penghargaan pada siswa yang melakukan perilaku baik (menurut persepsi guru), siswa akan terus menunjukkan perilaku yang mengarah pada penghargaan tersebut.

Menurut teori Behavioristik Skinner, pengkondisian instrumental adalah contoh klasik dari teori belajar Behavioristik. Skinner (Zimmerman, 1995: 12) menggambarkan perilaku instrumental sebagai perilaku sukarela yang diterapkan di lingkungan. Skinner mengecualikan pengalaman subyektif dari teori dan membahas manipulasi perilaku melalui stimulasi dan penguatan. Skinner percaya bahwa kita dikendalikan oleh pengalaman masa lalu kita melalui penguatan dan hukuman. Pendekatan Skinner menginstruksikan membangun hubungan stimulus-respon dengan sifat respon yang diinginkan


(29)

pada peserta didik dan dengan memberikan umpan balik langsung tentang kebenaran respon yang ditimbulkan, sehingga respon yang benar merupakan respon yang diperkuat dan yang tidak benar dihilangkan.

Membentuk perilaku dengan menggunakan langkah-langkah kecil dan memperkuat respon yang benar akan meningkatkan keberhasilan pembelajaran. Dengan membuat setiap langkah berurutan sekecil mungkin, frekuensi penguatan dapat ditingkatkan hingga puncak produksi (Skinner, 1954: 94). Dalam studi penelitian menggunakan teori Behavioristik, disruptive (yang mengganggu) biasanya ditentukan oleh guru. Tujuan keseluruhan dari guru adalah untuk menciptakan lingkungan kelas yang positif. Perilaku yang ditargetkan untuk dimodifikasi perilaku adalah perilaku yang mengganggu seluruh kelas yang meliputi perilaku berbicara di luar gilirannya, membuat kebisingan yang tidak perlu, yang keluar dari kursi tanpa izin, berkelahi, memaki dan berdebat dengan guru (Poteet, 1984: 8). Setelah itu, guru akan menargetkan memodifikasi perilaku yang diinginkan. Berbagai metode dapat digunakan untuk menghilangkan perilaku disruptive (mengganggu) dan memperkuat perilaku produktif.

Pendukung teknik modifikasi perilaku telah mengidentifikasi perilaku dan masalah yang membutuhkan campur tangan. Perilaku yang membutuhkan campur tangan adalah dimana klien meminta sendiri untuk dilakukan modifikasi perilaku atau orang tersebut berperilaku berbeda dari lingkungannya atau ketika telah terjadi perubahan dramatis dalam perilaku seseorang. Bates


(30)

menargetkan perilaku yang lebih spesifik untuk modifikasi perilaku seperti ketidakpatuhan, yang didefinisikan sebagai penolakan untuk mengikuti arah tertentu dan kegagalan untuk merespon dengan cepat sebuah perintah. Sedangkan perilaku seperti memukul, menendang, menggigit, menggaruk, melemparkan sebuah benda yang mengenai seseorang, menaiki meja, berulang melompat, berteriak keras, meludah, merobohkan, merusak benda, dan lain-lain semuanya diidentifikasi sebagai agresif dan atau perilaku mengganggu dalam penelitian lain (Zimmerman, 1995: 15).

b. Teori Kognitif

Bruner dan Gagne (Zimmerman, 1995 : 19) menjelaskan bahwa teori kognitif melihat pembelajaran sebagai perolehan atau reorganisasi struktur kognitif melalui proses dan menyimpan informasi. Siswa tidak secara pasif bereaksi terhadap stimulus, tetapi merupakan peserta aktif dalam proses pembelajaran. Ini adalah kemampuan pemrosesan informasi pelajar dalam menentukan cara belajar mereka sendiri dan itu adalah tugas guru untuk mengembangkan cara-cara yang merangsang peserta didik menggunakan kemampuan untuk memproses informasi yang dipelajari.

Perhatian utama dalam teori kognitif adalah proses pembelajaran dan penerimaan informasi. Karena siswa harus menjadi peserta aktif dalam proses ini, seorang siswa yang hanya menolak untuk berpartisipasi akan dianggap mengganggu. Siswa juga dapat dianggap mengganggu apabila memproses informasi tetapi memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut. Perilaku


(31)

mengganggu akan dianggap sebagai tindakan yang impulsif atau tindakan yang diambil tanpa berpikir (Zimmerman, 1995: 19).

c. Teori Humanistik

Dalam kaitannya dengan perilaku mengganggu, Zimmerman (1995: 30) menjelaskan bahwa teori humanistik menganggap disruptive (yang mengganggu) satu orang belum tentu mengganggu orang lain. Karena perspektif humanistik memperhitungkan individu serta kelompok, maka keputusan mengenai apa yang dianggap disruptive (mengganggu) ditentukan oleh kelompok. Dengan kata lain disruptive (yang mengganggu) adalah individu yang tidak mematuhi aturan kelas. Tidak menghormati orang lain baik secara perasaan ataupun dengan menggunakan properti juga akan dianggap disruptive (mengganggu). Pelanggaran terhadap hak setiap individu biasanya akan dipandang sebagai perilaku mengganggu. Neil (Zimmerman, 1995, 30) mengatakan, ”Adalah bebas bagi individu untuk melakukan apa yang dia suka selama tidak melanggar pada kebebasan orang lain.”

Apapun yang terjadi di kelas yang akan membuat individu merasa tidak aman atau terancam juga akan dianggap disruptive (mengganggu). Situasi ini juga dapat terjadi dalam bentuk perilaku fisik, misalnya individu yang menyerang individu lain, atau dalam bentuk emosional, misalnya individu yang menggoda atau mempermalukan individu lain (Zimmerman, 1995: 31).


(32)

Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku mengganggu di kelas dapat dipandang dari teori Behavioristik, Kognitif, dan Humanistik. Teori Behavioristik memandang perilaku mengganggu di kelas ditentukan oleh guru berdasarkan perilaku yang ditunjukkan siswa. Guru memegang peran penting dalam menguatkan dan meredakan perilaku mengganggu di kelas. Teori Behavioristik memandang perilaku mengganggu sebagai perilaku yang tampak dan mudah dinilai orang lain, misalnya berbicara di luar gilirannya, membuat kebisingan yang tidak perlu, yang keluar dari kursi tanpa izin, berkelahi, memaki dan berdebat dengan guru Dengan kata lain teori Behavioristik memandang dari sudut pandang eksternal siswa. Teori Kognitif memandang siswa yang menolak berpastisipasi dalam pembelajaran sebagai siswa yang disruptive (mengganggu). Dengan kata lain teori Kognitif memandang dari sudut pandang internal siswa. Sedangkan teori Humanistik memandang perilaku mengganggu dari sudut pandang relasi antar individu dan kelompok. Pelanggaran terhadap hak setiap individu dianggap sebagai disruptive (mengganggu).

3. Karakteristik dan IndikatorPerilaku Mengganggu di Kelas

Secara umum perilaku menganggu dapat dikarakteristikkan dalam banyak indikator. Perilaku-perilaku yang meliputi datang terlambat, meminta ijin ke toilet berulang kali, tidak mengikuti pelajaran atau membolos dari kelas, berbicara ketika diminta menulis, memainkan korek api di kelas, menolak untuk mengerjakan tugas dari guru, melempar pensil, berbicara ketika guru menerangkan, menggambar di buku yang tidak tepat, tidak membawa pekerjaan


(33)

rumah (PR), berpakaian aneh ataupun berdandan berlebihan, menggoyang-goyangkan kursi, merokok di kelas, menolak hukuman yang diberikan, dan meninggalkan kelas lebih awal merupakan perilaku yang dapat diindikasikan sebagai perilaku mengganggu. (Mick McManus, 1995: 68).

Karakteristik perilaku mengganggu bisa jadi berbeda pada setiap tingkatan umur. Arbuckle dan Little (2004: 62) menyebutkan perilaku mengganggu yang sering muncul pada anak setingkat Sekolah Dasar (SD) yang meliputi menuntut permintaan harus segera dipenuhi atau tidak bisa menunggu untuk diperhatikan, mengganggu kegiatan siswa lain, tidak dapat melakukan kegiatan secara mandiri atau menuntut perhatian yang berlebihan dari guru, membantah ketika ditegur, melarikan diri dari kelas, tidak bergaul baik dengan siswa lain, menolak untuk mematuhi aturan yang ditetapkan guru, mengabaikan perasaan oranglain, dan berbohong.

Perilaku mengganggu yang ditunjukkan remaja (termasuk di dalamnya siswa SMP, SMA, dan setingkatnya yaitu MA dan SMK) meliputi makan di kelas, minum di kelas, mencontek ketika ulangan, tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), meninggalkan tempat duduk tanpa ijin, tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), lupa membawa pekerjaan rumah (PR), terlambat masuk kelas, merokok di kelas, meninggalkan tempat duduk tanpa ijin, membolos, berdebat dengan guru, memalsukan tanda tangan orangtua, tidak memperhatikan pelajaran, melempar sesuatu, dan bertukar catatan kertas (Slomo Romi, 2004: 84). Kamps, Tankersly, & Ellis (Bidel dan Deacon, 2010: 3) menambahkan perilaku-perilaku


(34)

seperti mengekspresikan agresi pada guru atau siswa lain, membuat pernyataan yang negatif di kelas, membuat kebisingan yang tidak perlu di kelas, mengekspresikan tidak menghormati guru atau siswa lain, berbicara diluar gilirinnya, secara konsisten menatap arah lain selain kepada guru atau papan tulis juga termasuk perilaku mengganggu yang sering muncul di kalangan remaja.

Di perguruan tinggi, Reed dan Kirkpatrick (1998: 35) mengutip daftar perilaku mengganggu yang disusun oleh Montana State University (1995). Beberapa perilaku yang ada dalam daftar diantaranya adalah memonopoli diskusi kelas, meremehkan siswa lain, menolak untuk berpartisipasi dalam aktivitas kelas, terlambat masuk kelas, membuat kebisingan, dan mengajukan pertanyaan yang tidak relevan. Reed dan Kirkpatrick memperingatkan bahwa pendidik dalam hal ini guru harus menyadari bahwa perilaku mengganggu di dalam kelas tergantung pada penafsiran atau interpretasi guru. Guru yang satu mungkin menganggap perilaku tersebut adalah perilaku yang bisa diterima, sedangkan guru yang lain mungkin menganggap bahwa perilaku tersebut adalah perilaku mengganggu.

Wallis (Pia Todras, 2007: 6) menyatakan bahwa siswa berperilaku mengganggu adalah hasil dari kurangnya aturan etika di sekolah. Ia menegaskan bahwa siswa berperilaku mengganggu ini muncul disebabkan karena kebijakan sekolah yang lemah dan tidak ditegakkan secara berkelanjutan. Meskipun perilaku yang mengganggu dan tidak sopan secara signifikan mengganggu pembelajaran, hal tersebut sering tidak diakui dan belum terselesaikan oleh penyelenggara sekolah dan dewan pendidikan setempat. Akibat dari


(35)

ketidaksopanan di sekolah maka akan muncul berbabai permasalahan, yaitu sebagai berikut : membeda-bedakan teman, perkelahian, keterlambatan masuk kelas, menunjukkan diskriminasi gender (jenis kelamin), pembolosan, penolakan untuk berpartisipasi dalam aktivitas kelas, dan penggunaan kata-kata yang kotor.

Division of Student Affairs University of Southern California (2004: 2) dalam booklet yang diterbitkannya dengan judul Disruptive and Threatening Student Behavior menjelaskan bahwa perilaku mengganggu dan mengancam terbagi menjadi 3 tingkatan yang berbeda, yaitu :

a. Tingkat pertama, yang adalah masalah yang tidak serius, mencakup setiap situasi yang dapat ditangani secara informal antara guru dan siswa, yang mengarah ke penyelesaian masalah yang cepat.

b. Tingkat kedua melibatkan masalah yang sedang berlangsung, atau kejadian yang lebih serius di dalam kelas. Dalam situasi ini, Guru dapat berkonsultasi dengan Bidang Kesiswaan. Jika diperlukan, tim penilai dari kesiswaan akan membantu guru dalam mengevaluasi dan menyelesaikan situasi.

c. Tingkat Ketiga adalah yang paling serius dan paling berbahaya dari beberapa tingkat perilaku mengganggu yang lain. Jika terjadi perilaku pada tingkat ini, maka guru harus segera menghubungi Departemen Keamanan Publik.

Dalam pembahasan yang sama, Howard Seeman (2009: 18) menyebutkan beberapa perilaku mengganggu di kelas secara umum, diantaranya adalah tidak menghormati hak-hak dari sudut pandang siswa lain, memonopoli diskusi, berbicara ketika guru atau siswa lain sedang berbicara, mengajukan pertanyaan


(36)

konstan yang mengganggu pengajaran guru, tidur atau melamun di kelas, membaca atau membahas topik lain saat guru mengajar, makan di kelas, membuat kebisingan dengan kertas atau dengan menekan pena atau pensil, datang ke kelas terlambat atau meninggalkan kelas lebih awal, menggunakan pager, ponsel, dan iPod di dalam kelas, terlalu banyak menuntut waktu dan perhatian dari guru, kebersihan pribadi yang buruk (misalnya, bau badan yang berlebihan), menulis pesan teks satu sama lain selama guru mengajar.

Pada kategori yang berat, perilaku menganggu selain merugikan guru juga merugikan siswa lain dan pelaku itu sendiri. Menurut Reed dan Kirkpatrick (Pia Todras, 2007: 5), guru takut berurusan dengan defiance (penentangan), aggression (penyerangan), dan immorality (ketidaksopanan). Namun, sebagian besar perilaku mengganggu pada kategori class disruptions (gangguan kelas) ataupun clowning around (perilaku yang mengundang tawa sekitarnya) dapat ditangani langsung oleh guru. Meskipun kedua kategori perilaku tersebut tampak seperti perilaku yang kurang mengancam, tetapi secara langsung siswa telah kehilangan banyak waktu untuk belajar dan guru kehilangan banyak waktu untuk mengajar.

Volenski dan Rockwood (Reed & Kirkpatrick, 1998: 2) mendefinisikan siswa yang mengganggu sebagai siswa yang menentang guru mereka dan mengabaikan aturan yang diberlakukan di sekolah. Siswa tersebut menunjukkan perilaku yang menentang, tidak termotivasi dan tidak patuh. Karena siswa tersebut secara berulang melanggar peraturan, mereka harus menghabiskan


(37)

banyak waktu pada kegiatan non akademik. Oleh karena itu, mereka biasanya kurang memiliki pentingnya keterampilan akademik. Hal ini akan mempersulit para guru membantu siswa tersebut dalam belajar agar bisa mengembangkan diri dan menyelesaikan sekolah dengan sukses.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku mengganggu di kelas dapat dikategorikan dalam empat indikator, yaitu kegiatan-kegiatan yang mengganggu pembelajaran, tidak ikut serta dalam aktivitas kelas, kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran, dan keterlambatan maupun ketidakhadiran.

4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Mengganggu Siswa di Kelas

Perilaku mengganggu siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Eileen S. Flicker & Jannet Andron Hoffman (2006: 12) menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan anak berperilaku mengganggu yang meliputi faktor emosional yang mencakup di dalamnya kepribadian temperamental, kemarahan, penentangan, ketegasan, frustrasi, kecemasan, ketakutan, kebosanan, overstimulasi, kebutuhan akan perhatian, kecemburuan, dan rendah diri. Faktor fisiologis yang mencakup di dalamnya gizi buruk, kelaparan, kelelahan, penyakit, dan alergi. Kedua faktor tersebut dapat disimpulkan sebagai faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri individu.

Menurut Anhenbach, Howell, McConaughy, & Stanger; Coie & Dodge; Loeber & Farrington; McLoyd; Patterson, Reid, & Dishion; Wolverton, Litcher, & McCoy (Pia Todras, 2007 : 10-11) perilaku mengganggu di dalam kelas


(38)

disebabkan dari faktor dalam rumah, masyarakat, dan sekolah. Menurut Anhenbach, dkk; Coie & Dodge; Loeber & Farrington; McLoyd; Patterson, dkk; Wolverton, dkk, pengalaman anak di rumah secara signifikan dapat mempengaruhi perilaku mereka di sekolah, khususnya bagi korban perceraian, kemiskinan, kurangnya keterlibatan orang tua, kurangnya pengawasan, kurangnya perhatian dan dorongan, penelantaran orangtua, kontrol berlebihan dan hukuman fisik dapat berakibat buruk terhadap individu atau kemampuannya untuk tampil di sekolah.

Anak-anak dari keluarga yang sangat dysfunctional (tidak berfungsi dengan baik) akan sangat rentan terhadap kesulitan penyesuaian di sekolah. Menurut Edwars (Pia Todras, 2007: 13) empat aspek utama dari kesulitan-kesulitan penyesuaian adalah kerusakan pada konsep diri, kurangnya perhatian, kurangnya kasih sayang, dan kontrol yang berlebihan. Perkembangan konsep diri anak-anak dimulai jauh sebelum mereka mulai sekolah dan didorong oleh pengalaman mereka selama di rumah. Beberapa keluarga disfungsional hanya memberikan sedikit atau bahkan tidak memberikan dukungan emosional kepada anak untuk mengembangkan akal sehat atau logika dan kontrol diri atas kehidupannya sendiri. Hal inilah yang dapat menyebabkan anak-anak yang mengalami masalah kepribadian serius dan keberhasilan sekolah yang terbatas.

Kurangnya perhatian di rumah adalah faktor lain yang dapat menyebabkan beberapa anak menunjukkan masalah di sekolah. Orangtua seringkali mengabaikan tingkah laku anak ketika mereka berperilaku dengan baik


(39)

dan tidak mengganggu. Akan tetapi, perhatian orangtua hanya diberikan ketika anak melakukan kenakalan. Perilaku orangtua yang demikian akan mendorong anak untuk berperilaku tidak baik di sekolah karena anak mengganggap bahwa satu-satunya cara mereka mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan adalah dengan melakukan kenakalan.

Pia Todras (1997: 15) menyatakan bahwa kurangnya kasih sayang juga dapat menyebabkan anak melakukan perilaku yang tidak baik di sekolah. Apabila orangtua tidak memberikan kasih sayang yang cukup pada anak akan menyebabkan anak merasa tidak dicintai karena mereka mungkin mempertimbangkan besarnya perhatian yang mereka terima dari orang tua sebagai indikasi bagaimana mereka dicintai. Anak-anak yang merasakan kurangnya kasih sayang dapat menggunakan perilaku mengganggu untuk memenuhi kebutuhan ini. Kontrol orangtua yang berlebihan juga dapat menyebabkan perilaku anak yang mengganggu di sekolah. Kontrol orangtua yang berlebihan tidak mengajarkan anak mereka untuk bersikap mandiri. Orangtua yang demikian seringkali tidak melihat pemikiran anak secara mandiri dan sering melihatnya sebagai tindakan pemberontakan dari anak. Orang tua seperti itu sering menghukum atau menyalahkan anak-anak mereka, yang pada akhirnya dapat menyebabkan anak-anak untuk menunjukkan gejala pemberontakan, agresi, kekerasan, atau perilaku kriminal.

Kohn (1999: 20) menegaskan bahwa penggunaan reward and punishment (penghargaan dan hukuman) yang berlebihan dari guru juga dapat berpengaruh


(40)

negatif terhadap perilaku siswa. Meskipun ada pembenaran untuk menggunakan teknik modifikasi perilaku pada situasi tertentu, guru biasanya hanya mengatasi perilaku pada saat itu dan bukan penyebabnya. Jadi, apabila tidak ada usaha dari diri siswa mengatasi masalahnya yang mendasar, maka rencana modifikasi perilaku pun menjadi tidak efektif lagi.

Eileen S. Flicker & Jannet Andron Hoffman (2006: 12) menambahkan bahwa faktor lingkungan meliputi pengaruh pergaulan, lingkungan tempat tinggal yang buruk, kemiskinan, kekerasan dalam masyarakat dan di media, serta terorisme dan perang. Faktor lain yang juga mempengaruhi perilaku mengganggu adalah gender (jenis kelamin). Pia Todras (2007: 7) menegaskan bahwa perbedaan jenis kelamin secara konsisten muncul ketika menguji tentang perilaku mengganggu siswa. Anak laki-laki sering dianggap lebih mengganggu dibandingkan anak perempuan. Satu penjelasan yang mungkin dari fenomena ini adalah bahwa anak laki-laki dan anak perempuan memiliki gejala yang berbeda yang mengacu pada perilaku mengganggu. Anak laki-laki pada umumnya menunjukkan perilaku eksternal seperti mencuri, berbohong, berkelahi, dan merusak. Sedangkan anak perempuan umumnya menampilkan perilaku internal seperti cemas, malu, menarik diri dari lingkungan, hipersensitive, dan mengeluh tentang fisiknya. Orang dewasa sering lebih menyadari kelakuan buruk anak laki-laki karena perilaku tersebut mengganggu, dan mereka mungkin mengabaikan kelakuan tidak baik yang ditunjukkan anak perempuan karena tidak agresif dan mengganggu.


(41)

Dugaan orangtua, guru, dan teman sebaya juga dapat menjelaskan beberapa perbedaan gender atau jenis kelamin dalam perilaku yang dirasakan. Perilaku yang dianggap sesuai untuk satu gender dapat dianggap tidak sesuai bagi gender yang lain. Anak perempuan dikenal lebih pasif dan memenuhi tuntutan. Sedangkan anak laki-laki biasanya dikenal lebih aktif dan agresif dibanding anak perempuan, dan lebih memungkinkan untuk melanggar norma yang berlaku di masyarakat. Mungkin juga sekolah membentuk norma-norma perilaku dan kebijakan-kebijakan yang cenderung lebih sering dilanggar oleh anak laki-laki, dan oleh karena itu anak laki-laki lebih dikenal sebagai penentang aturan.

Berbeda dengan kecenderungan umum, Webster dan Stratton (1999: 13) berpendapat bahwa orangtua cenderung berpersepsi berbeda pada perilaku mengganggu antar gender atau jenis kelamin. Menurut Webster dan Stratton, ayah cenderung lebih toleran terhadap sikap agresi pada anak laki-laki, tetapi mempersepsikan masalah pada perilaku internal anak perempuan. Sedangkan ibu (dan guru) tidak mempersepsikan perilaku internal anak perempuan sebagai sebuah masalah. Salah satu alasan bahwa anak perempuan tidak diakui memiliki masalah perilaku mungkin karena ayah hanya menghabiskan sedikit waktu dengan anak perempuannya, dan ibu mungkin mungkin mengabaikan perilaku tersebut karena mengganggapnya sebagai hal yang normal terjadi.

Penjelasan lain mengenai perbedaan gender atau jenis kelamin adalah bahwa anak laki-laki biasanya lebih sering mendapatkan hukuman fisik daripada


(42)

anak perempuan. Anak perempuan biasanya diberi nasehat dengan lebih lembut dan tidak kasar. Jadi, ada kemungkinan besar perilaku-perilaku ekstenal yang ditunjukkan anak laki-laki terkait dengan perlakuan agresif yang mereka dapatkan daripada perempuan (Webster & Stratton, 1999: 14).

Dari paparan beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku mengganggu di kelas dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu meliputi emosional yang mencakup di dalamnya kepribadian temperamental, kemarahan, penentangan, ketegasan, frustrasi, kecemasan, ketakutan, kebosanan, overstimulasi, kebutuhan akan perhatian, kecemburuan, dan rendah diri. Faktor fisiologis yang mencakup di dalamnya gizi buruk, kelaparan, kelelahan, penyakit, dan alergi. Sedangkan faktor dari luar individu meliputi faktor dari dalam rumah, masyarakat, dan sekolah yang mencakup didalamnya perceraian, kemiskinan, kurangnya keterlibatan orang tua, kurangnya pengawasan, kurangnya perhatian dan dorongan, penelantaran orangtua, kontrol berlebihan, hukuman fisik,  pengaruh pergaulan, lingkungan tempat tinggal yang buruk, kekerasan dalam masyarakat dan di media, terorisme dan perang dan gender (jenis kelamin). 5. Cara mengatasi perilaku mengganggu siswa di kelas

Perilaku mengganggu di kelas dapat diatasi dengan beberapa cara. Zimmerman (1995) mengemukakan 3 pendekatan dalam mengatasi perilaku mengganggu di kelas, yaitu melalui pendekatan behavioristik, kognitif, dan humanistik.


(43)

a. Pendekatan Behavioristik 1) Penguatan (Reinforcement)

Reinforcement (penguatan) adalah prosedur untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku. Penguatan positif adalah pemberian stimulus respon, dan berfungsi untuk meningkatkan atau mempertahankan respon yang diharapkan. Seorang guru akan memberikan penghargaan pada siswa yang menunjukkan perilaku yang diharapkan agar kemudian siswa lain mengulangi perilaku tersebut atau melakukan perilaku yang serupa dengan perilaku yang diharapkan. Uang, kasih sayang, restu, senyuman, dan perhatian adalah contoh yang umum dari penguatan positif (Joyce and Weil, 1986 : 114). Sedangkan Penguatan negatif adalah stimulus yang diberikan untuk menghilangkan suatu respon (Zimmerman, 1995: 11).

2) Hukuman (Punishment)

Pemberian hukuman bertujuan untuk menurunkan kemungkinan terulangnya perilaku yang tidak diinginkan. Hukuman dari sekolah, skorsing, dan dimarahi guru adalah contoh dari hukuman di sekolah (Zimmerman, 1995: 13).

3) Kontrak Perilaku (Behavior contract)

Kontrak perilaku didefinisikan sebagai persetujuan resmi antara klien dengan individu yang mempengaruhi perilaku klien tersebut. Individu yang dimaksud meliputi guru, konselor, orangtua, pekerja sosial, dan teman


(44)

sebaya klien. Hackney (Zimmerman, 1995: 13) menyebutkan beberapa tujuan dari kontrak perilaku, yaitu untuk mendapatkan komitmen untuk mengubah perilaku dan untuk mendapatkan persetujuan mengenai perubahan perilaku yang dihasilkan.

4) Peragaan (Modeling)

Penanganan lain yang dapat digunakan untuk meredakan perilaku mengganggu di kelas adalah dengan menggunakan modeling (peragaan). Peragaan perilaku didasarkan pada konsep bahwa banyak perilaku dapat dipelajari dengan efektif modeling (peragaan) atau meniru. Bandura (Zimmerman, 1995: 14) mengemukakan agar modeling (peragaan) dapat berhasil, maka model yang digunakan sebaiknya teman sebaya atau orang dewasa yang mendatangkan perilaku yang diinginkan.

b. Pendekatan Kognitif

Banyak aplikasi dari pendekatan kognitif yang berhubungan dengan perilaku mengganggu. Misalnya saja seseorang guru menceritakan pengalamannya tentang perilaku mengganggu pada siswa. dengan bercerita pada siswa, secara tidak langsung alam pikiran siswa akan memproses, menggambarkan dan belajar apa yang telah diceritakan. tujuan dari pendekatan kognitif sendiri adalah membantu siswa belajar membangun sebuah cara-cara belajar, melatih siswa untuk mengenal apa yang harus mereka pelajari, serta meningkatkan frekuensi dan kualitas pembelajaran (Zimmerman, 1995: 14).


(1)

103

No Total

Responden JK Kelas Jur Kelas & A B C D Skor

Jur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

C D

REKAPITULASI DATA HASIL PENELITIAN: SISWA SEBAGAI PENILAI

Faktor Internal Faktor Eksternal

Pernyataan B

Karakteristik Siswa Distribusi Skor Item Skala Perilaku Menggangu di Kelas Subtotal Pernyataan A

A B

56 P X UMM X 2 3 2 2 1 1 2 2 1 1 2 5 1 2 3 2 3 1 1 2 2 1 1 1 1 1.83 2.00 1.80 1.00 1.66 1 1 1 1 1 1 1 1 1

57 L X UMM X 2 1 2 3 3 1 4 2 1 4 1 4 5 3 5 1 1 3 4 2 2 1 1 1 1 2.00 3.00 2.30 1.00 2.08 1 1 1 1 1 1 1 1 1

58 L X UMM X 4 1 5 5 3 2 4 5 2 3 4 3 2 4 2 2 5 4 1 4 4 3 2 1 1 3.33 3.29 3.10 1.00 2.68 1 1 1 1 1 1 1 1 1

59 L X UMM X 4 5 6 2 2 1 4 3 3 2 2 1 4 3 1 1 4 1 1 2 2 1 1 1 1 3.33 2.71 1.70 1.00 2.19 1 1 1 1 1 1 1 1 1

60 P X UMM X 2 3 5 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2.67 2.14 1.80 2.00 2.15 1 1 1 1 1 1 1 1 1

61 L X UMM X 4 1 3 5 2 1 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 1 1 3 1 1 2 4 1 2.67 2.43 2.00 2.50 2.40 1 1 1 1 1 1 1 1 1

62 L X UMM X 4 3 4 2 2 1 3 5 2 2 4 2 4 5 2 1 4 1 1 5 3 4 2 1 1 2.67 3.14 2.80 1.00 2.40 1 1 1 1 1 1 1 1 1

63 P X UMM X 2 3 1 2 1 4 1 2 1 2 3 2 3 2 2 1 4 1 1 2 1 1 1 1 1 2.17 2.00 1.60 1.00 1.69 1 1 1 1 1 1 1 1 1

64 P X UMM X 4 3 1 3 2 2 1 3 1 1 3 4 2 3 2 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2.50 2.14 1.60 1.00 1.81 1 1 1 1 1 1 1 1 1

65 P X UMM X 4 1 1 3 2 1 2 3 3 1 3 4 2 3 2 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 2.00 2.57 1.70 1.00 1.82 1 1 1 1 1 1 1 1 1

66 P X UMM X 1 3 4 1 1 1 2 1 2 3 3 4 2 1 5 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1.83 2.43 1.90 1.00 1.79 1 1 1 1 1 1 1 1 1

67 P X UMM X 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1.00 1.14 1.10 2.00 1.31 1 1 1 1 1 1 1 1 1

68 P X UMM X 6 3 1 2 1 5 1 4 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 5 2 3.00 1.57 1.30 3.50 2.34 1 1 1 1 1 1 1 1 1

69 P X UMM X 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1.67 1.14 1.30 1.00 1.28 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70 L X UMM X 3 2 6 1 5 1 3 1 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3.00 1.86 1.20 1.50 1.89 1 1 1 1 1 1 1 1 1

71 P X UMM X 5 2 1 2 1 4 1 2 1 1 1 2 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2.50 1.29 1.40 1.00 1.55 1 1 1 1 1 1 1 1 1

72 P X UMM X 5 2 1 1 2 1 3 2 1 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2.00 1.86 1.20 1.50 1.64 1 1 1 1 1 1 1 1 1

73 L X UMM X 5 2 1 2 2 3 5 3 1 1 2 1 3 2 3 1 3 1 1 3 3 1 2 1 3 2.50 2.29 2.00 2.00 2.20 1 1 1 1 1 1 1 1 1

74 L X UMM X 5 3 6 3 2 1 3 3 3 1 4 4 2 2 4 1 3 1 1 3 1 1 1 1 3 3.33 2.86 1.80 2.00 2.50 1 1 1 1 1 1 1 1 1

75 L X UMM X 4 4 3 1 2 1 3 2 1 2 2 4 3 3 4 1 2 1 3 3 4 1 1 1 1 2.50 2.43 2.30 1.00 2.06 1 1 1 1 1 1 1 1 1

76 L X UMM X 5 5 6 4 5 4 3 1 1 1 1 1 1 1 3 4 5 3 4 6 4 3 1 3 4 4.83 1.29 3.40 3.50 3.25 1 1 1 1 1 1 1 1 1

77 P X UMM X 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1.33 1.43 1.40 1.50 1.42 1 1 1 1 1 1 1 1 1

78 P X UMM X 3 2 4 1 1 2 1 1 1 1 3 5 1 1 6 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2.17 1.86 1.60 1.00 1.66 1 1 1 1 1 1 1 1 1

79 P X UMM X 4 3 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 2 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.33 1.43 1.60 1.00 1.59 1 1 1 1 1 1 1 1 1

80 L X UMM X 6 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 2 1 1 1 1 2 2 4 1 3 2 1 1 2 1.83 1.86 1.80 1.50 1.75 1 1 1 1 1 1 1 1 1

81 P X UMM X 4 2 1 2 1 1 3 3 1 1 1 3 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1.83 2.00 1.40 1.50 1.68 1 1 1 1 1 1 1 1 1

82 L X UMM X 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 4 1 2 2 2 1 2 1 3.00 2.29 2.20 1.50 2.25 1 1 1 1 1 1 1 1 1

83 P X UMM X 5 2 1 2 1 2 3 4 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2.17 2.29 1.50 1.00 1.74 1 1 1 1 1 1 1 1 1

84 L X UMM X 4 5 1 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 2 3 1 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2.83 2.14 1.60 1.50 2.02 1 1 1 1 1 1 1 1 1

85 L X UMM X 5 6 2 4 2 4 3 5 1 2 3 3 3 6 3 2 6 2 1 4 2 2 1 1 1 3.83 2.86 2.90 1.00 2.65 1 1 1 1 1 1 1 1 1

86 P X UMM X 3 4 2 1 1 1 1 3 2 6 2 3 3 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2.00 2.86 1.30 1.00 1.79 1 1 1 1 1 1 1 1 1

87 P X UMM X 2 3 2 2 1 1 2 2 1 1 2 5 1 2 3 2 3 1 1 2 2 1 1 1 1 1.83 2.00 1.80 1.00 1.66 1 1 1 1 1 1 1 1 1

88 L X UMM X 2 5 2 3 3 1 4 2 1 4 1 4 5 3 5 1 1 3 4 2 2 1 1 1 1 2.67 3.00 2.30 1.00 2.24 1 1 1 1 1 1 1 1 1

89 L X UMM X 4 5 5 5 3 2 4 5 2 3 4 3 2 4 2 2 5 4 1 4 4 3 2 1 1 4.00 3.29 3.10 1.00 2.85 1 1 1 1 1 1 1 1 1

90 L X UMM X 4 5 6 2 2 1 4 3 3 2 2 1 4 3 1 1 4 1 1 2 2 1 1 1 1 3.33 2.71 1.70 1.00 2.19 1 1 1 1 1 1 1 1 1

91 P X UMM X 2 3 5 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2.67 2.14 1.80 2.00 2.15 1 1 1 1 1 1 1 1 1

92 L X UMM X 4 4 3 5 2 1 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 1 1 3 1 1 2 4 1 3.17 2.43 2.00 2.50 2.52 1 1 1 1 1 1 1 1 1

93 L X UMM X 4 3 4 2 2 1 3 5 2 2 4 2 4 5 2 1 4 1 1 5 3 4 2 1 1 2.67 3.14 2.80 1.00 2.40 1 1 1 1 1 1 1 1 1

94 P X UMM X 5 2 1 1 2 1 3 2 1 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2.00 1.86 1.20 1.50 1.64 1 1 1 1 1 1 1 1 1

95 L X UMM X 5 2 1 2 2 3 5 3 1 1 2 1 3 2 3 1 3 1 1 3 3 1 2 1 3 2.50 2.29 2.00 2.00 2.20 1 1 1 1 1 1 1 1 1

96 L X UMM X 5 3 6 3 2 1 3 3 3 1 4 4 2 2 4 1 3 1 1 3 1 1 1 1 3 3.33 2.86 1.80 2.00 2.50 1 1 1 1 1 1 1 1 1

97 L X UMM X 4 4 3 1 2 1 3 2 1 2 2 4 3 3 4 1 2 1 3 3 4 1 1 1 1 2.50 2.43 2.30 1.00 2.06 1 1 1 1 1 1 1 1 1

98 L X UMM X 5 5 6 4 5 4 3 4 4 4 3 5 6 4 3 1 5 3 2 1 1 1 1 1 1 4.83 4.14 2.20 1.00 3.04 1 1 1 1 1 1 1 1 1

99 P X UMM X 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1.33 1.43 1.40 1.50 1.42 1 1 1 1 1 1 1 1 1

100 L X UMM X 3 2 4 1 1 2 1 1 1 1 3 5 1 1 6 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2.17 1.86 1.60 1.00 1.66 1 1 1 1 1 1 1 1 1

101 P X UMM X 4 3 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 2 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.33 1.43 1.60 1.00 1.59 1 1 1 1 1 1 1 1 1

102 L X UMM X 6 1 1 1 1 1 1 1 5 2 5 3 1 1 4 1 1 1 2 4 1 2 1 1 2 1.83 2.57 1.80 1.50 1.93 1 1 1 1 1 1 1 1 1

103 P X UMM X 4 2 1 2 1 1 3 3 1 1 1 3 1 3 2 3 1 2 3 4 2 1 1 1 2 1.83 1.86 2.20 1.50 1.85 1 1 1 1 1 1 1 1 1

104 P X UMM X 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 3 1 2 1 2 1 3.00 1.86 1.50 1.50 1.96 1 1 1 1 1 1 1 1 1

105 P X UMM X 5 2 1 2 1 2 3 4 1 1 2 2 1 3 1 2 1 3 3 3 2 1 1 1 1 2.17 2.00 2.00 1.00 1.79 1 1 1 1 1 1 1 1 1

106 P X UMM X 4 5 1 2 2 3 3 3 1 2 2 4 1 2 4 1 1 1 1 5 1 1 1 1 2 2.83 2.29 1.80 1.50 2.10 1 1 1 1 1 1 1 1 1

107 L X UMM X 5 1 2 4 2 4 3 5 1 2 3 3 1 3 3 1 1 1 3 5 4 2 1 1 1 3.00 2.57 2.40 1.00 2.24 1 1 1 1 1 1 1 1 1

108 P X UMM X 3 4 2 1 1 1 1 3 2 6 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2.00 2.29 1.10 1.00 1.60 1 1 1 1 1 1 1 1 1

109 P X UMM X 4 4 3 1 2 1 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2.50 1.71 1.20 1.00 1.60 1 1 1 1 1 1 1 1 1


(2)

104

No Total

Responden JK Kelas Jur Kelas & A B C D Skor

Jur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

C D

REKAPITULASI DATA HASIL PENELITIAN: SISWA SEBAGAI PENILAI

Faktor Internal Faktor Eksternal

Pernyataan B

Karakteristik Siswa Distribusi Skor Item Skala Perilaku Menggangu di Kelas Subtotal Pernyataan A

A B

111 P XI BHS XI BHS 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 3 4 1 1 2 3 2 1 1 1 1 2 1.33 1.43 1.90 1.50 1.54 1 1 1 1 1 1 1 1 1

112 L XI BHS XI BHS 3 2 4 1 1 2 1 1 1 1 3 5 1 2 4 1 5 3 4 3 5 1 1 1 1 2.17 1.86 2.90 1.00 1.98 1 1 1 1 1 1 1 1 1

113 P XI BHS XI BHS 4 3 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 2 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.33 1.43 1.60 1.00 1.59 1 1 1 1 1 1 1 1 1

114 P XI BHS XI BHS 6 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 2 1 1 1 1 2 2 4 1 3 2 1 1 2 1.83 1.86 1.80 1.50 1.75 1 1 1 1 1 1 1 1 1

115 P XI BHS XI BHS 3 3 1 1 2 1 4 1 1 3 1 2 2 1 4 1 2 1 1 2 1 1 1 1 4 1.83 2.00 1.50 2.50 1.96 1 1 1 1 1 1 1 1 1

116 L XI BHS XI BHS 2 2 1 1 4 2 2 3 5 2 2 4 3 2 2 1 1 3 1 3 2 3 1 3 3 2.00 3.00 1.90 3.00 2.48 1 1 1 1 1 1 1 1 1

117 P XI BHS XI BHS 3 2 1 1 3 1 3 4 2 1 4 2 2 2 2 1 2 1 1 3 1 1 2 1 2 1.83 2.57 1.60 1.50 1.88 1 1 1 1 1 1 1 1 1

118 P XI IPA XI IPA 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1.33 1.43 1.20 1.50 1.37 1 1 1 1 1 1 1 1 1

119 P XI IPA XI IPA 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 3 1.00 1.43 1.30 3.00 1.68 1 1 1 1 1 1 1 1 1

120 P XI IPA XI IPA 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1.33 1.29 1.20 1.50 1.33 1 1 1 1 1 1 1 1 1

121 L XI IPA XI IPA 2 3 1 2 1 1 4 4 1 2 1 2 2 3 3 1 2 1 1 4 2 1 1 3 2 1.67 2.29 1.90 2.50 2.09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

122 L XI IPA XI IPA 3 1 5 3 1 2 4 4 1 2 2 3 4 3 3 1 4 3 1 4 1 2 2 3 4 2.50 2.86 2.40 3.50 2.81 1 1 1 1 1 1 1 1 1

123 L XI IPA XI IPA 5 2 3 2 2 4 1 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 4 2 2 2 2 3.00 1.71 2.20 2.00 2.23 1 1 1 1 1 1 1 1 1

124 P XI IPA XI IPA 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1.33 1.29 1.20 2.50 1.58 1 1 1 1 1 1 1 1 1

125 P XI IPA XI IPA 1 2 1 2 1 1 3 2 4 1 2 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 2 1 4 3 1.33 2.00 1.60 3.50 2.11 1 1 1 1 1 1 1 1 1

126 L XI IPA XI IPA 3 3 1 4 1 1 2 4 1 1 5 1 1 3 1 2 3 1 1 4 3 1 1 2 1 2.17 2.14 2.00 1.50 1.95 1 1 1 1 1 1 1 1 1

127 L XI IPA XI IPA 5 3 3 2 1 2 3 4 2 3 2 1 3 3 1 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 2.67 2.57 1.80 1.00 2.01 1 1 1 1 1 1 1 1 1

128 P XI IPA XI IPA 5 2 2 2 1 1 1 3 1 1 3 4 2 4 1 1 5 1 1 3 3 1 1 1 1 2.17 2.14 2.10 1.00 1.85 1 1 1 1 1 1 1 1 1

129 L XI IPA XI IPA 5 2 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 4 2 1 4 3 1 1 1 2 2.50 2.71 2.50 1.50 2.30 1 1 1 1 1 1 1 1 1

130 L XI IPA XI IPA 6 4 2 4 1 1 1 5 1 1 4 1 2 5 1 1 5 1 1 5 1 1 1 1 1 3.00 2.14 2.20 1.00 2.09 1 1 1 1 1 1 1 1 1

131 L XI IPA XI IPA 5 3 3 3 1 1 3 5 4 1 3 1 3 3 1 1 2 1 1 3 2 1 1 1 2 2.67 2.86 1.60 1.50 2.16 1 1 1 1 1 1 1 1 1

132 P XI IPA XI IPA 4 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1.67 1.43 1.20 1.00 1.32 1 1 1 1 1 1 1 1 1

133 P XI IPA XI IPA 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 3 1.33 1.43 1.40 2.00 1.54 1 1 1 1 1 1 1 1 1

134 P XI IPA XI IPA 4 3 2 2 1 1 1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2.17 1.86 1.50 1.00 1.63 1 1 1 1 1 1 1 1 1

135 P XI IPA XI IPA 1 2 3 4 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2.17 1.57 1.30 1.00 1.51 1 1 1 1 1 1 1 1 1

136 L XI IPA XI IPA 2 5 2 4 5 3 4 3 5 1 3 3 2 4 2 5 4 1 1 1 4 1 5 1 1 3.50 3.00 2.80 1.00 2.58 1 1 1 1 1 1 1 1 1

137 P XI IPA XI IPA 3 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1.83 1.29 1.10 1.00 1.30 1 1 1 1 1 1 1 1 1

138 P XI IPA XI IPA 3 3 1 3 2 1 3 3 4 1 1 1 1 3 2 1 3 1 1 3 3 1 1 1 1 2.17 2.00 1.90 1.00 1.77 1 1 1 1 1 1 1 1 1

139 P XI IPA XI IPA 4 2 1 2 1 1 3 3 1 1 1 3 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1.83 2.00 1.40 1.50 1.68 1 1 1 1 1 1 1 1 1

140 P XI IPA XI IPA 3 4 2 1 1 1 1 3 2 6 2 3 3 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2.00 2.86 1.30 1.00 1.79 1 1 1 1 1 1 1 1 1

141 L XI IPA XI IPA 4 4 3 1 2 1 3 2 1 2 2 4 3 3 4 1 2 1 3 3 4 1 1 1 1 2.50 2.43 2.30 1.00 2.06 1 1 1 1 1 1 1 1 1

142 L XI IPA XI IPA 5 5 6 4 5 4 3 2 1 1 2 1 6 4 3 4 5 3 4 6 4 3 1 3 4 4.83 2.29 3.70 3.50 3.58 1 1 1 1 1 1 1 1 1

143 P XI IPA XI IPA 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1.33 1.43 1.40 1.50 1.42 1 1 1 1 1 1 1 1 1

144 P XI IPA XI IPA 3 2 4 1 1 2 1 1 1 1 3 5 1 1 6 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2.17 1.86 1.60 1.00 1.66 1 1 1 1 1 1 1 1 1

145 P XI IPA XI IPA 4 3 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 2 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.33 1.43 1.60 1.00 1.59 1 1 1 1 1 1 1 1 1

146 P XI IPS XI IPS 6 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 2 1 1 1 1 2 2 4 1 3 2 1 1 2 1.83 1.86 1.80 1.50 1.75 1 1 1 1 1 1 1 1 1

147 P XI IPS XI IPS 3 1 1 1 2 1 4 1 1 3 1 2 2 1 4 1 2 1 1 2 1 1 1 1 4 1.50 2.00 1.50 2.50 1.88 1 1 1 1 1 1 1 1 1

148 L XI IPS XI IPS 2 4 3 4 1 1 1 1 1 2 2 4 3 2 2 1 1 3 1 3 2 3 1 3 3 2.50 2.00 1.90 3.00 2.35 1 1 1 1 1 1 1 1 1

149 L XI IPS XI IPS 3 1 6 4 4 3 1 3 4 1 4 2 2 2 2 1 2 1 1 3 1 1 2 1 2 3.50 2.43 1.60 1.50 2.26 1 1 1 1 1 1 1 1 1

150 P XI IPS XI IPS 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1.33 1.29 1.20 1.50 1.33 1 1 1 1 1 1 1 1 1

151 P XI IPS XI IPS 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 3 1.17 1.14 1.30 3.00 1.65 1 1 1 1 1 1 1 1 1

152 P XI IPS XI IPS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1.00 1.14 1.20 1.50 1.21 1 1 1 1 1 1 1 1 1

153 P XI IPS XI IPS 2 1 1 3 1 2 1 1 2 2 1 2 2 3 3 1 2 1 1 4 2 1 1 3 2 1.67 1.57 1.90 2.50 1.91 1 1 1 1 1 1 1 1 1

154 L XI IPS XI IPS 3 1 2 1 1 1 1 1 4 2 2 3 4 3 3 1 4 3 1 4 1 2 2 3 4 1.50 2.43 2.40 3.50 2.46 1 1 1 1 1 1 1 1 1

155 L XI IPS XI IPS 5 2 3 2 1 3 1 3 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 4 2 2 2 2 2.67 2.00 2.20 2.00 2.22 1 1 1 1 1 1 1 1 1

156 P XI IPS XI IPS 2 1 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1.50 1.43 1.20 2.50 1.66 1 1 1 1 1 1 1 1 1

157 P XI IPS XI IPS 1 2 1 2 1 1 3 2 4 1 2 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 2 1 4 3 1.33 2.00 1.60 3.50 2.11 1 1 1 1 1 1 1 1 1

158 L XI IPS XI IPS 3 3 1 4 1 1 2 4 1 1 5 1 1 3 1 2 3 1 1 4 3 1 1 2 1 2.17 2.14 2.00 1.50 1.95 1 1 1 1 1 1 1 1 1

159 L XI IPS XI IPS 5 3 3 2 1 2 3 4 2 3 2 1 3 3 1 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 2.67 2.57 1.80 1.00 2.01 1 1 1 1 1 1 1 1 1

160 P XI IPS XI IPS 5 2 2 2 1 1 1 3 1 1 3 4 2 4 1 1 5 1 1 3 3 1 1 1 1 2.17 2.14 2.10 1.00 1.85 1 1 1 1 1 1 1 1 1

161 L XI IPS XI IPS 5 2 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 4 2 1 4 3 1 1 1 2 2.50 2.71 2.50 1.50 2.30 1 1 1 1 1 1 1 1 1

162 L XI IPS XI IPS 6 4 2 4 1 1 1 5 1 1 4 1 2 5 1 1 5 1 1 5 1 1 1 1 1 3.00 2.14 2.20 1.00 2.09 1 1 1 1 1 1 1 1 1

163 L XI IPS XI IPS 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 4 4 3 3 5 1 2 2 1 3 2 2 1 2 1 2.17 2.71 2.20 1.50 2.15 1 1 1 1 1 1 1 1 1

164 L XI IPS XI IPS 5 4 4 1 1 1 1 4 1 4 4 4 2 4 1 1 5 1 1 5 5 1 1 3 1 2.67 2.86 2.50 2.00 2.51 1 1 1 1 1 1 1 1 1

165 P XI IPS XI IPS 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1.33 1.29 1.20 2.50 1.58 1 1 1 1 1 1 1 1 1


(3)

105

No Total

Responden JK Kelas Jur Kelas & A B C D Skor

Jur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

C D

REKAPITULASI DATA HASIL PENELITIAN: SISWA SEBAGAI PENILAI

Faktor Internal Faktor Eksternal

Pernyataan B

Karakteristik Siswa Distribusi Skor Item Skala Perilaku Menggangu di Kelas Subtotal Pernyataan A

A B

167 L XI IPS XI IPS 3 3 1 4 1 1 2 4 1 1 5 1 1 3 1 2 3 1 1 4 3 1 1 2 1 2.17 2.14 2.00 1.50 1.95 1 1 1 1 1 1 1 1 1

168 L XI IPS XI IPS 5 3 3 2 1 2 3 4 2 3 2 1 3 3 1 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 2.67 2.57 1.80 1.00 2.01 1 1 1 1 1 1 1 1 1

169 P XI IPS XI IPS 5 2 2 2 1 1 1 3 1 1 3 4 2 4 1 1 5 1 1 3 3 1 1 1 1 2.17 2.14 2.10 1.00 1.85 1 1 1 1 1 1 1 1 1

170 L XI IPS XI IPS 5 2 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 4 2 1 4 3 1 1 1 2 2.50 2.71 2.50 1.50 2.30 1 1 1 1 1 1 1 1 1

171 L XI IPS XI IPS 6 1 2 4 1 1 1 5 1 1 4 1 2 5 1 1 5 1 1 5 1 1 1 1 1 2.50 2.14 2.20 1.00 1.96 1 1 1 1 1 1 1 1 1

172 L XI IPS XI IPS 5 3 3 3 1 1 3 5 4 1 3 1 3 3 1 1 2 1 1 3 2 1 1 1 2 2.67 2.86 1.60 1.50 2.16 1 1 1 1 1 1 1 1 1

173 P XI IPS XI IPS 4 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1.67 1.43 1.20 1.00 1.32 1 1 1 1 1 1 1 1 1

174 P XI IPS XI IPS 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 3 1.33 1.43 1.40 2.00 1.54 1 1 1 1 1 1 1 1 1

175 P XI IPS XI IPS 4 3 2 2 1 1 1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2.17 1.86 1.50 1.00 1.63 1 1 1 1 1 1 1 1 1

176 P XI IPS XI IPS 1 2 3 4 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2.17 1.57 1.30 1.00 1.51 1 1 1 1 1 1 1 1 1

177 L XI IPS XI IPS 2 5 2 4 5 3 4 3 5 1 3 3 2 4 2 5 4 1 1 1 4 1 5 1 1 3.50 3.00 2.80 1.00 2.58 1 1 1 1 1 1 1 1 1

178 P XI IPS XI IPS 3 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1.83 1.29 1.10 1.00 1.30 1 1 1 1 1 1 1 1 1

179 P XI IPS XI IPS 3 3 1 3 2 1 3 3 4 1 1 1 1 3 2 1 3 1 1 3 3 1 1 1 1 2.17 2.00 1.90 1.00 1.77 1 1 1 1 1 1 1 1 1

180 P XI IPS XI IPS 4 2 1 2 1 1 3 3 1 1 1 3 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1.83 2.00 1.40 1.50 1.68 1 1 1 1 1 1 1 1 1

181 L XI IPS XI IPS 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 4 1 2 2 2 1 2 1 3.00 2.29 2.20 1.50 2.25 1 1 1 1 1 1 1 1 1

182 L XI IPS XI IPS 5 2 1 2 1 2 3 4 1 1 2 3 2 2 2 3 4 1 1 2 2 3 1 3 1 2.17 2.29 2.10 2.00 2.14 1 1 1 1 1 1 1 1 1

183 L XI IPS XI IPS 3 2 4 1 1 2 1 1 1 1 3 5 1 1 6 3 4 1 2 3 4 3 3 5 1 2.17 1.86 3.00 3.00 2.51 1 1 1 1 1 1 1 1 1

184 L XI IPS XI IPS 4 3 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 2 6 2 3 1 2 2 2 3 2 4 1 2.33 1.43 2.50 2.50 2.19 1 1 1 1 1 1 1 1 1

185 L XI IPS XI IPS 6 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 2 1 1 1 5 5 2 5 2 2 5 2 2 2 1.83 1.86 3.00 2.00 2.17 1 1 1 1 1 1 1 1 1

186 L XI IPS XI IPS 3 3 1 1 2 1 4 1 1 3 1 2 2 1 4 5 4 3 3 5 4 5 1 3 1 1.83 2.00 3.50 2.00 2.33 1 1 1 1 1 1 1 1 1

187 L XI IPS XI IPS 2 2 1 1 4 2 2 3 5 2 2 4 3 2 2 2 3 1 2 3 2 1 1 1 1 2.00 3.00 1.90 1.00 1.98 1 1 1 1 1 1 1 1 1

188 L XI IPS XI IPS 3 2 1 1 3 1 3 4 2 1 4 2 2 2 2 3 3 2 4 4 3 5 2 1 1 1.83 2.57 3.00 1.00 2.10 1 1 1 1 1 1 1 1 1

189 P XI IPS XI IPS 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 4 4 1 4 4 2 1 1 1 1 1.33 1.43 2.40 1.00 1.54 1 1 1 1 1 1 1 1 1

190 P XI IPS XI IPS 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1.00 1.43 1.40 1.00 1.21 1 1 1 1 1 1 1 1 1

191 P XI IPS XI IPS 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 3 2 4 2 1 1 2 1 1 1 1.33 1.29 1.90 1.00 1.38 1 1 1 1 1 1 1 1 1

192 P XI IPS XI IPS 2 3 1 2 1 1 4 4 1 2 1 2 2 3 3 1 2 1 1 4 2 1 1 3 2 1.67 2.29 1.90 2.50 2.09 1 1 1 1 1 1 1 1 1

193 L XI IPS XI IPS 3 1 5 3 1 2 4 4 1 2 2 3 4 3 3 1 4 3 1 4 1 2 2 3 4 2.50 2.86 2.40 3.50 2.81 1 1 1 1 1 1 1 1 1

194 L XI IPS XI IPS 5 2 3 2 2 4 1 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 4 2 2 2 2 3.00 1.71 2.20 2.00 2.23 1 1 1 1 1 1 1 1 1

195 L XI IPS XI IPS 5 2 2 5 5 5 2 5 2 2 5 2 2 5 5 2 5 2 2 5 2 2 2 2 2 4.00 2.86 3.20 2.00 3.01 1 1 1 1 1 1 1 1 1

196 L XII BHS XII BHS 6 5 3 1 5 5 4 4 3 3 3 5 4 5 5 6 4 1 1 3 1 1 1 1 1 4.17 3.71 2.80 1.00 2.92 1 1 1 1 1 1 1 1 1

197 P XII BHS XII BHS 2 6 5 3 1 5 2 3 1 1 2 3 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 3.67 2.00 1.30 1.50 2.12 1 1 1 1 1 1 1 1 1

198 L XII BHS XII BHS 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 4 4 3 3 5 1 2 2 1 3 2 2 1 2 1 2.17 2.71 2.20 1.50 2.15 1 1 1 1 1 1 1 1 1

199 L XII BHS XII BHS 5 4 4 1 1 1 1 4 1 4 4 4 2 4 1 1 5 1 1 5 5 1 1 3 1 2.67 2.86 2.50 2.00 2.51 1 1 1 1 1 1 1 1 1

200 P XII BHS XII BHS 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1.33 1.29 1.20 2.50 1.58 1 1 1 1 1 1 1 1 1

201 P XII BHS XII BHS 1 2 1 2 1 1 3 2 4 1 2 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 2 1 4 3 1.33 2.00 1.60 3.50 2.11 1 1 1 1 1 1 1 1 1

202 P XII BHS XII BHS 3 3 1 4 1 1 2 4 1 1 5 1 1 3 1 2 3 1 1 4 3 1 1 2 1 2.17 2.14 2.00 1.50 1.95 1 1 1 1 1 1 1 1 1

203 L XII IPA XII IPA 5 3 3 2 1 2 3 4 2 3 2 1 3 3 1 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 2.67 2.57 1.80 1.00 2.01 1 1 1 1 1 1 1 1 1

204 P XII IPA XII IPA 5 2 2 2 1 1 1 3 1 1 3 4 2 4 1 1 5 1 1 3 3 1 1 1 1 2.17 2.14 2.10 1.00 1.85 1 1 1 1 1 1 1 1 1

205 L XII IPA XII IPA 5 2 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 4 2 1 4 3 1 1 1 2 2.50 2.71 2.50 1.50 2.30 1 1 1 1 1 1 1 1 1

206 L XII IPA XII IPA 6 4 2 4 1 1 1 5 1 1 4 1 2 5 1 1 5 1 1 5 1 1 1 1 1 3.00 2.14 2.20 1.00 2.09 1 1 1 1 1 1 1 1 1

207 L XII IPA XII IPA 5 3 3 3 1 1 3 5 4 1 3 1 3 3 1 1 2 1 1 3 2 1 1 1 2 2.67 2.86 1.60 1.50 2.16 1 1 1 1 1 1 1 1 1

208 P XII IPA XII IPA 4 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1.67 1.43 1.20 1.00 1.32 1 1 1 1 1 1 1 1 1

209 P XII IPA XII IPA 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 3 1.33 1.43 1.40 2.00 1.54 1 1 1 1 1 1 1 1

210 P XII IPA XII IPA 4 3 2 2 1 1 1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2.17 1.86 1.50 1.00 1.63 1 1 1 1 1 1 1 1 1

211 P XII IPA XII IPA 1 2 3 4 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2.17 1.57 1.30 1.00 1.51 1 1 1 1 1 1 1 1 1

212 P XII IPA XII IPA 5 2 1 2 1 2 3 4 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2.17 2.29 1.50 1.00 1.74 1 1 1 1 1 1 1 1 1

213 P XII IPA XII IPA 3 2 4 1 1 2 1 1 1 1 3 5 1 1 6 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2.17 1.86 1.60 1.00 1.66 1 1 1 1 1 1 1 1 1

214 P XII IPA XII IPA 4 3 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 2 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.33 1.43 1.60 1.00 1.59 1 1 1 1 1 1 1 1 1

215 P XII IPA XII IPA 6 1 1 1 1 1 1 1 5 2 1 2 1 1 1 1 2 2 4 1 3 2 1 1 2 1.83 1.86 1.80 1.50 1.75 1 1 1 1 1 1 1 1 1

216 P XII IPA XII IPA 3 3 1 1 2 1 4 1 1 3 1 2 2 1 4 1 2 1 1 2 1 1 1 1 4 1.83 2.00 1.50 2.50 1.96 1 1 1 1 1 1 1 1 1

217 L XII IPA XII IPA 2 2 1 1 4 2 2 3 5 2 2 4 3 2 2 1 1 3 1 3 2 3 1 3 3 2.00 3.00 1.90 3.00 2.48 1 1 1 1 1 1 1 1 1

218 P XII IPA XII IPA 3 2 1 1 3 1 3 4 2 1 4 2 2 2 2 1 2 1 1 3 1 1 2 1 2 1.83 2.57 1.60 1.50 1.88 1 1 1 1 1 1 1 1 1

219 P XII IPA XII IPA 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1.33 1.43 1.20 1.50 1.37 1 1 1 1 1 1 1 1 1

220 P XII IPA XII IPA 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 3 1.00 1.43 1.30 3.00 1.68 1 1 1 1 1 1 1 1 1


(4)

106

No Total

Responden JK Kelas Jur Kelas & A B C D Skor

Jur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

C D

REKAPITULASI DATA HASIL PENELITIAN: SISWA SEBAGAI PENILAI

Faktor Internal Faktor Eksternal

Pernyataan B

Karakteristik Siswa Distribusi Skor Item Skala Perilaku Menggangu di Kelas Subtotal Pernyataan A

A B

222 L XII IPA XII IPA 2 3 1 2 1 1 4 4 1 2 1 2 2 3 3 1 2 1 1 4 2 1 1 3 2 1.67 2.29 1.90 2.50 2.09 1 1 1 1 1 1 1 1 1

223 L XII IPA XII IPA 3 1 5 3 1 2 4 4 1 2 2 3 4 3 3 1 4 3 1 4 1 2 2 3 4 2.50 2.86 2.40 3.50 2.81 1 1 1 1 1 1 1 1 1

224 L XII IPA XII IPA 5 2 3 2 2 4 1 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 4 2 2 2 2 3.00 1.71 2.20 2.00 2.23 1 1 1 1 1 1 1 1 1

225 L XII IPA XII IPA 5 2 2 5 5 5 2 5 2 2 5 2 2 5 5 2 5 2 2 5 2 2 2 2 2 4.00 2.86 3.20 2.00 3.01 1 1 1 1 1 1 1 1 1

226 L XII IPA XII IPA 6 5 3 1 5 5 4 4 3 3 3 5 4 5 5 6 4 1 1 3 1 1 1 1 1 4.17 3.71 2.80 1.00 2.92 1 1 1 1 1 1 1 1 1

227 P XII IPA XII IPA 2 6 5 3 1 5 2 3 1 1 2 3 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 3.67 2.00 1.30 1.50 2.12 1 1 1 1 1 1 1 1 1

228 L XII IPA XII IPA 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 4 4 3 3 5 1 2 2 1 3 2 2 1 2 1 2.17 2.71 2.20 1.50 2.15 1 1 1 1 1 1 1 1 1

229 L XII IPA XII IPA 5 4 4 1 1 1 1 4 1 4 4 4 2 4 1 1 5 1 1 5 5 1 1 3 1 2.67 2.86 2.50 2.00 2.51 1 1 1 1 1 1 1 1 1

230 P XII IPA XII IPA 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1.33 1.29 1.20 2.50 1.58 1 1 1 1 1 1 1 1 1

231 P XII IPS XII IPS 1 2 1 2 1 1 3 2 4 1 2 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 2 1 4 3 1.33 2.00 1.60 3.50 2.11 1 1 1 1 1 1 1 1 1

232 P XII IPS XII IPS 3 3 1 4 1 1 2 4 1 1 5 1 1 3 1 2 3 1 1 4 3 1 1 2 1 2.17 2.14 2.00 1.50 1.95 1 1 1 1 1 1 1 1 1

233 L XII IPS XII IPS 5 3 3 2 1 2 3 4 2 3 2 1 3 3 1 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 2.67 2.57 1.80 1.00 2.01 1 1 1 1 1 1 1 1 1

234 P XII IPS XII IPS 5 2 2 2 1 1 1 3 1 1 3 4 2 4 1 1 5 1 1 3 3 1 1 1 1 2.17 2.14 2.10 1.00 1.85 1 1 1 1 1 1 1 1 1

235 L XII IPS XII IPS 5 2 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 4 2 1 4 3 1 1 1 2 2.50 2.71 2.50 1.50 2.30 1 1 1 1 1 1 1 1 1

236 L XII IPS XII IPS 3 4 2 1 1 3 2 1 1 1 2 1 3 1 5 2 5 5 2 5 2 5 2 5 5 2.33 1.57 3.40 5.00 3.08 1 1 1 1 1 1 1 1 1

237 L XII IPS XII IPS 2 1 5 1 1 3 3 1 1 1 4 1 2 4 1 3 5 5 4 4 3 3 4 5 5 2.17 1.86 3.60 5.00 3.16 1 1 1 1 1 1 1 1 1

238 L XII IPS XII IPS 3 2 2 1 3 3 3 1 6 1 3 1 3 3 3 1 1 5 2 3 1 2 2 2 1 2.33 2.57 2.30 1.50 2.18 1 1 1 1 1 1 1 1

239 L XII IPS XII IPS 1 1 3 4 2 4 5 1 1 1 2 1 1 1 2 1 3 2 2 3 2 4 3 3 5 2.50 1.71 2.30 4.00 2.63 1 1 1 1 1 1 1 1 1

240 L XII IPS XII IPS 3 2 3 3 3 4 4 2 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 4 1 4 2 4 1 3.00 1.71 2.00 2.50 2.30 1 1 1 1 1 1 1 1 1

241 P XII IPS XII IPS 1 1 4 1 2 5 5 1 6 1 3 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2.33 2.71 1.30 2.00 2.09 1 1 1 1 1 1 1 1 1

242 L XII IPS XII IPS 3 4 3 1 3 3 2 1 6 1 2 1 3 4 2 1 1 1 3 2 4 2 1 3 2 2.83 2.29 2.10 2.50 2.43 1 1 1 1 1 1 1 1 1

243 P XII IPS XII IPS 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 4 1 1 1 2 4 1 5 1 3 1 1.33 1.43 2.20 2.00 1.74 1 1 1 1 1 1 1 1 1

244 P XII IPS XII IPS 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 4 1 2 3 1 2 3 4 2 2 3 3 1 1.17 2.00 2.30 2.00 1.87 1 1 1 1 1 1 1 1 1

245 P XII IPS XII IPS 1 2 2 3 2 1 2 1 1 1 3 2 4 1 2 1 1 1 1 3 1 3 2 4 1 1.83 2.00 1.60 2.50 1.98 1 1 1 1 1 1 1 1 1

246 P XII IPS XII IPS 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1 3 3 3 2 3 3 4 2 1.50 1.57 2.20 3.00 2.07 1 1 1 1 1 1 1 1 1

247 P XII IPS XII IPS 3 1 2 3 2 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 3 1 1 2.17 1.43 1.60 1.00 1.55 1 1 1 1 1 1 1 1 1

248 L XII IPS XII IPS 1 1 3 5 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 4 2 2 3 3 5 2 4 1 1 3 2.00 1.14 2.70 2.00 1.96 1 1 1 1 1 1 1 1 1

249 P XII IPS XII IPS 1 1 2 1 3 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 4 1 5 4 2 1 2 1 1 1 1.67 1.14 2.40 1.00 1.55 1 1 1 1 1 1 1 1 1

250 P XII IPS XII IPS 1 1 2 6 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 2.00 1.29 1.20 2.00 1.62 1 1 1 1 1 1 1 1 1

251 P XII IPS XII IPS 2 2 1 1 2 2 4 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1.67 1.86 1.20 1.50 1.56 1 1 1 1 1 1 1 1 1

252 P XII IPS XII IPS 3 2 1 4 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2.17 1.14 1.10 1.50 1.48 1 1 1 1 1 1 1 1 1

253 P XII IPS XII IPS 2 4 2 2 1 3 1 3 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2.33 1.71 1.10 1.00 1.54 1 1 1 1 1 1 1 1 1

254 P XII IPS XII IPS 1 2 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 3 2 1 2 1 2 2 3 1 2 1.67 1.43 1.80 1.50 1.60 1 1 1 1 1 1 1 1 1

255 P XII IPS XII IPS 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1.17 1.57 1.40 1.00 1.28 1 1 1 1 1 1 1 1 1

256 P XII IPS XII IPS 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 3 1 3 1 1 2 2 2 1 1 1.33 1.29 1.80 1.00 1.35 1 1 1 1 1 1 1 1 1

257 P XII IPS XII IPS 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 5 5 1 1 1 3 1 6 1 1 1.33 1.00 2.60 1.00 1.48 1 1 1 1 1 1 1 1 1

258 P XII IPS XII IPS 2 2 3 3 2 1 1 4 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 2 3 6 1 1 2.17 1.71 2.00 1.00 1.72 1 1 1 1 1 1 1 1 1

259 L XII IPS XII IPS 2 3 3 3 4 3 1 4 1 1 2 1 1 1 1 2 6 1 5 2 1 1 1 2 2 3.00 1.57 2.10 2.00 2.17 1 1 1 1 1 1 1 1 1

260 P XII IPS XII IPS 1 2 2 3 2 2 1 2 4 2 2 1 1 2 1 2 5 4 1 3 1 2 4 2 1 2.00 1.86 2.50 1.50 1.96 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Jumlah 856 623 602 529 439 460 563 680 466 401 597 572 542 608 594 408 645 377 365 671 477 381 345 437 447 585 546 487 442 515 221 52 103 193 54 157 183 96 213 92 196 225 120 142 151 141

Rerata 3.29 2.40 2.32 2.03 1.69 1.77 2.17 2.62 1.79 1.54 2.30 2.20 2.08 2.34 2.28 1.57 2.48 1.45 1.40 2.58 1.83 1.47 1.33 1.68 1.72 2.25 2.10 1.87 1.70 1.98 85.0% 20.0% 39.6% 74.2% 20.8% 60.4% 70.4% 36.9% 81.9% 35.4% 75.4% 86.5% 46.2% 54.6% 58.1% 54.2%

SD 1.57 1.19 1.46 1.17 1.12 1.16 1.13 1.24 1.26 0.96 1.10 1.24 1.02 1.18 1.43 1.06 1.35 0.88 0.89 1.26 1.06 0.85 0.78 1.05 0.93 0.74 0.61 0.57 0.82 0.46

Min 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1.00 1.00 1.10 1.00 1.21

Max 6 6 6 6 5 5 5 5 6 6 6 5 6 6 6 6 6 5 5 6 5 5 6 6 5 4.83 4.14 3.70 5.00 3.88


(5)

107

No Total

Responden JK A B C D Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4

1 L 2 3 3 1 1 3 2 3 2 4 6 5 1 2 5 1 2 3 3 1 3 2 1 2 1 2.17 3.29 2.30 1.50 2.31 1 1 1 1 1 1 1

2 P 1 3 1 1 1 2 2 2 3 2 4 2 1 3 3 5 4 2 2 5 1 1 1 2 2 1.50 2.29 2.70 2.00 2.12 1 1 1 1 1 1 1

3 L 6 4 1 4 5 3 2 5 2 1 5 3 1 1 2 3 5 1 5 5 2 2 2 6 3 3.83 2.71 2.80 4.50 3.46 1 1 1 1 1 1 1

4 P 1 3 1 1 3 2 4 3 1 1 2 2 1 5 5 4 2 1 1 3 1 6 4 2 1 1.83 2.00 3.20 1.50 2.13 1 1 1 1 1 1 1

5 P 3 3 4 2 2 5 5 4 1 1 2 2 1 4 2 2 1 2 1 3 3 1 1 2 3 3.17 2.29 2.00 2.50 2.49 1 1 1 1 1 1 1

6 P 1 2 4 1 3 1 2 2 2 5 3 1 2 1 1 2 1 1 6 2 1 1 1 2 2 2.00 2.43 1.70 2.00 2.03 1 1 1 1 1 1 1

7 P 1 1 3 1 1 5 1 2 1 3 2 2 4 1 1 4 1 6 1 2 1 1 1 2 2 2.00 2.14 1.90 2.00 2.01 1 1 1 1 1 1 1

8 P 5 3 1 2 1 3 2 4 1 2 5 5 5 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 5 2 2.50 3.43 1.30 3.50 2.68 1 1 1 1 1 1 1

9 P 1 3 3 2 4 2 5 5 1 1 1 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 6 1 2.50 2.29 1.30 3.50 2.40 1 1 1 1 1 1 1

10 P 3 2 6 1 5 1 3 1 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 4 1 2 3.00 1.86 1.50 1.50 1.96 1 1 1 1 1 1 1

11 P 5 2 1 2 1 4 5 3 1 2 1 2 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 4 1 2.50 2.14 1.40 2.50 2.14 1 1 1 1 1 1 1

12 P 5 2 1 1 2 1 3 2 2 4 3 1 2 1 2 1 1 4 1 1 1 1 2 1 2 2.00 2.43 1.50 1.50 1.86 1 1 1 1 1 1 1

13 P 5 2 1 2 2 3 2 5 5 5 2 1 3 2 3 3 3 1 1 3 1 1 2 1 3 2.50 3.29 2.00 2.00 2.45 1 1 1 1 1 1 1

14 L 5 3 6 3 2 1 3 3 3 4 4 4 2 2 4 3 1 1 2 1 3 1 1 1 3 3.33 3.29 1.90 2.00 2.63 1 1 1 1 1 1 1

15 L 6 3 3 1 2 1 3 2 4 2 2 4 3 3 4 2 1 3 3 1 2 1 3 1 1 2.67 2.86 2.30 1.00 2.21 1 1 1 1 1 1 1

16 L 1 1 5 1 1 1 1 2 1 4 3 5 6 4 3 5 1 6 3 5 4 4 2 3 4 1.67 3.14 3.70 3.50 3.00 1 1 1 1 1 1 1

17 P 6 1 1 3 2 1 1 2 1 1 2 2 4 2 1 2 2 5 2 5 2 4 4 1 2 2.33 1.86 2.90 1.50 2.15 1 1 1 1 1 1 1

18 P 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 3 5 1 1 6 1 4 3 2 3 3 5 1 1 1 1.50 1.86 2.90 1.00 1.81 1 1 1 1 1 1 1

19 P 5 3 2 2 2 1 1 4 2 1 2 1 3 2 6 1 1 5 2 3 2 2 6 1 1 2.50 2.00 3.00 1.00 2.13 1 1 1 1 1 1 1

20 P 6 1 1 1 1 1 4 1 5 2 1 2 1 6 1 2 3 1 1 5 3 5 1 1 2 1.83 2.29 2.80 1.50 2.10 1 1 1 1 1 1 1

21 P 3 3 1 1 2 1 4 6 1 3 1 2 2 1 4 2 1 1 1 3 2 3 1 1 4 1.83 2.71 1.90 2.50 2.24 1 1 1 1 1 1 1

22 L 2 2 1 3 2 4 5 1 2 5 2 4 3 2 2 1 5 4 2 5 5 4 1 3 3 2.33 3.14 3.10 3.00 2.89 1 1 1 1 1 1 1

23 P 3 2 1 2 3 2 2 1 3 3 4 2 2 2 2 2 1 1 1 3 1 1 2 1 2 2.17 2.43 1.60 1.50 1.92 1 1 1 1 1 1 1

24 P 1 1 2 5 2 1 3 1 1 2 3 5 2 1 5 1 1 1 1 3 1 4 1 1 2 2.00 2.43 1.90 1.50 1.96 1 1 1 1 1 1 1

25 P 1 1 1 3 1 1 2 1 5 5 2 3 1 4 2 2 1 1 1 2 1 5 1 2 3 1.33 2.71 2.00 2.50 2.14 1 1 1 1 1 1 1

26 P 1 3 1 4 1 1 2 1 4 2 5 4 1 1 2 2 1 1 1 3 1 3 2 4 1 1.83 2.71 1.70 2.50 2.19 1 1 1 1 1 1 1

27 P 2 3 1 2 2 1 3 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 5 5 2 1.83 1.71 1.80 3.50 2.21 1 1 1 1 1 1 1

28 P 3 1 5 3 1 2 1 6 1 1 1 2 1 1 1 4 1 3 1 3 1 2 2 3 4 2.50 1.86 1.90 3.50 2.44 1 1 1 1 1 1 1

29 P 5 2 3 2 2 4 2 1 5 1 1 4 1 1 1 2 4 2 1 3 2 2 2 2 2 3.00 2.14 2.00 2.00 2.29 1 1 1 1 1 1 1

30 P 5 2 2 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4.00 1.00 2.00 2.00 2.25 1 1 1 1 1 1 1

31 L 6 5 3 1 5 5 1 5 1 2 3 1 1 2 3 4 1 1 1 3 6 1 1 1 1 4.17 2.00 2.30 1.00 2.37 1 1 1 1 1 1 1

32 P 2 3 5 3 1 5 2 1 4 2 1 2 1 1 1 2 6 6 2 1 1 1 1 1 2 3.17 1.86 2.20 1.50 2.18 1 1 1 1 1 1 1

33 P 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 4 4 3 3 5 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2.17 2.71 2.00 1.50 2.10 1 1 1 1 1 1 1

34 P 5 4 4 1 1 1 1 4 1 4 4 4 2 4 1 5 5 1 1 3 1 1 1 3 1 2.67 2.86 2.30 2.00 2.46 1 1 1 1 1 1 1

35 P 2 3 1 1 1 1 2 1 2 5 3 1 2 2 6 1 1 1 1 5 4 1 1 3 2 1.50 2.29 2.30 2.50 2.15 1 1 1 1 1 1 1

36 P 1 2 1 2 1 1 3 2 4 3 2 2 4 3 2 2 1 1 2 2 1 2 1 4 3 1.33 2.86 1.70 3.50 2.35 1 1 1 1 1 1 1

37 P 3 3 1 4 6 1 2 4 1 2 5 5 5 3 1 3 3 1 4 3 2 1 1 2 1 3.00 3.43 2.20 1.50 2.53 1 1 1 1 1 1 1

38 P 6 3 3 2 1 2 3 4 2 3 2 1 3 3 1 3 1 1 1 3 3 1 1 1 4 2.83 2.57 1.80 2.50 2.43 1 1 1 1 1 1 1

39 P 5 2 2 2 1 1 1 3 1 1 3 4 2 4 1 5 3 1 1 4 1 2 1 1 1 2.17 2.14 2.30 1.00 1.90 1 1 1 1 1 1 1

40 P 5 2 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 4 3 2 1 3 3 1 1 1 2 2.50 2.71 2.40 1.50 2.28 1 1 1 1 1 1 1

41 P 6 4 2 4 1 1 1 5 1 1 4 2 2 5 1 5 1 1 1 3 1 5 1 2 1 3.00 2.29 2.40 1.50 2.30 1 1 1 1 1 1 1

42 L 5 3 3 3 1 1 3 5 4 1 3 1 3 3 1 2 2 1 1 5 1 3 2 4 2 2.67 2.86 2.10 3.00 2.66 1 1 1 1 1 1 1

43 P 4 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 3 1 2 5 5 1 1.67 1.57 2.00 3.00 2.06 1 1 1 1 1 1 1

44 P 3 1 1 1 1 1 1 3 4 1 2 1 1 1 2 3 1 2 3 3 1 1 1 1 3 1.33 1.86 1.80 2.00 1.75 1 1 1 1 1 1 1

45 P 4 3 2 2 1 1 1 2 2 1 2 3 2 1 1 2 2 4 1 5 2 1 2 1 1 2.17 1.86 2.10 1.00 1.78 1 1 1 1 1

46 P 1 2 3 4 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 2 3 1 3 1 4 1 1 1 1 1 2.17 1.57 1.80 1.00 1.63 1 1 1 1 1 1 1

47 L 2 5 2 4 5 3 4 3 5 1 3 3 2 4 2 1 4 1 1 3 5 1 5 1 1 3.50 3.00 2.70 1.00 2.55 1 1 1 1 1 1 1

48 P 3 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1.83 1.29 1.40 1.00 1.38 1 1 1 1 1 1 1

49 P 3 3 1 3 2 1 6 3 4 1 1 1 1 3 2 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 2.17 2.43 1.90 1.00 1.87 1 1 1 1 1 1 1

50 P 4 2 1 2 1 1 3 3 1 1 1 3 2 2 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1.83 2.00 1.40 1.50 1.68 1 1 1 1 1 1 1

51 P 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 4 1 1 2 2 1 2 1 3.00 2.29 2.10 1.50 2.22 1 1 1 1 1 1 1

52 P 5 2 1 2 1 2 3 4 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2.17 2.29 1.20 1.00 1.66 1 1 1 1 1 1 1

53 P 4 5 1 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2.83 2.14 1.50 1.50 1.99 1 1 1 1 1 1 1

54 L 5 6 2 4 2 4 3 5 1 2 3 3 3 6 3 6 2 2 1 3 2 2 1 1 1 3.83 2.86 2.80 1.00 2.62 1 1 1 1 1 1 1

55 P 3 4 2 1 1 2 2 1 3 4 1 1 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2.17 2.00 1.60 1.00 1.69 1 1 1 1 1 1 1

A B C

A B C D

REKAPITULASI DATA HASIL PENELITIAN: GURU SEBAGAI PENILAI


(6)

108

No

Total

Responden JK

A

B

C

D

Skor

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

1

2

3

4

1

2

3

4

5

6

1

2

3

4

A

B

C

A

B

C

D

REKAPITULASI DATA HASIL PENELITIAN: GURU SEBAGAI PENILAI

Distribusi Skor Item Skala Perilaku Menggangu di Kelas

Subtotal

Pernyataan

56

P

2

3

2

2

1

2

3

1

3

3

1

2

2

2

2

2

2

3

1

1

2

1

2

2

1

2.00 2.14 1.80 1.50 1.86

1

1

1

1

1

1

1

57

L

2

5

2

3

3

4

4

1

3

5

1

2

3

3

3

6

2

3

4

3

1

1

1

1

1

3.17 2.71 2.70 1.00 2.40

1

1

1

1

1

1

1

58

L

4

5

5

5

3

1

1

2

1

3

2

6

2

2

2

2

4

2

3

1

2

3

2

4

4

3.83 2.43 2.30 4.00 3.14

1

1

1

1

1

1

1

59

P

6

5

6

2

2

2

1

1

2

2

1

1

2

3

3

3

2

6

6

3

1

1

1

1

1

3.83 1.43 2.90 1.00 2.29

1

1

1

1

1

1

1

60

P

4

3

5

2

2

3

1

3

4

2

1

6

4

1

1

2

2

3

2

1

2

2

4

2

2

3.17 3.00 2.00 2.00 2.54

1

1

1

1

1

1

1

61

P

6

2

2

5

2

1

2

6

2

3

3

3

3

1

2

2

1

2

2

3

4

1

2

4

1

3.00 3.14 2.00 2.50 2.66

1

1

1

1

1

1

1

62

L

6

2

3

2

2

2

1

1

2

5

1

2

4

5

2

4

3

1

6

3

1

4

2

1

1

2.83 2.29 3.10 1.00 2.30

1

1

1

1

1

1

1

63

L

3

4

4

6

4

4

1

4

1

4

5

2

3

2

2

4

5

1

1

2

3

1

1

1

1

4.17 2.86 2.20 1.00 2.56

1

1

1

1

1

1

1

64

L

5

1

1

3

2

4

2

3

4

3

2

4

2

3

2

3

3

1

1

1

2

2

1

4

4

2.67 2.86 1.90 4.00 2.86

1

1

1

1

1

1

1

65

P

4

3

1

3

6

1

2

3

3

1

3

4

2

6

2

3

2

1

1

1

5

5

1

1

1

3.00 2.57 2.70 1.00 2.32

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah

229 176 151 153 136 137 153 176 141 149 159 170 143 158 148 173 132 133 113 170 123 128 111 133 119 164 156 139 126 146

13

23

19

10

40

3

59

55

10

26

39

26

65

65

Rerata

3.52 2.71 2.32 2.35 2.09 2.11 2.35 2.71 2.17 2.29 2.45 2.62 2.20 2.43 2.28 2.66 2.03 2.05 1.74 2.62 1.89 1.97 1.71 2.05 1.83 2.52 2.40 2.14 1.94 2.25 20.0% 35.4% 29.2% 15.4% 61.5% 4.6% 90.8% 84.6% 15.4% 40.0% 60.0% 40.0% 100.0% 100.0%

SD

1.75 1.18 1.50 1.27 1.37 1.32 1.24 1.51 1.34 1.37 1.28 1.40 1.15 1.42 1.36 1.31 1.32 1.48 1.29 1.32 1.23 1.37 1.22 1.40 0.98 0.73 0.54 0.53 0.92 0.38

Min

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1 1.333 1

1.2

1

1.38

Max

6

6

6

6

6

5

6

6

5

5

6

6

6

6

6

6

6

6

6

5

6

6

6

6

4 4.167 3.429 3.7 4.5 3.462