Penentuan Sampel Penelitian Metode Penentuan Sampel

46 Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan angket. Suharsimi Arikunto 2006: 151 menjelaskan bahwa angket adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Dalam hal ini peneliti ingin memperoleh informasi dari responden guru dan siswa mengenai perilaku mengganggu di kelas. Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini akan mengggunakan jenis angket yaitu angket semi terbuka dan checklist untuk mengidentifikasi perilaku mengganggu di kelas. Dikatakan angket semi terbuka karena jawaban pertanyaan sudah disediakan peneliti, tetapi responden diberikan kesempatan untuk menjawab sesuai kemauan responden. Sedangkan checklist yaitu sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda check pada kolom yang sesuai Suharsimi Arikunto, 2006: 152. Angket semi terbuka dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap pengetahuan guru mengenai perilaku mengganggu di kelas, upaya guru dalam meredakan perilaku mengganggu di kelas, hambatan guru dalam menangani perilaku mengganggu di kelas, alasan siswa melakukan perilaku mengganggu di kelas, dan sikap siswa terhadap siswa lain yang berperilaku mengganggu di kelas. Sedangkan checklist digunakan untuk menjaring data mengenai karakteristik, tingkat, frekuensi, dan intensitas perilaku mengganggu siswa di kelas. Data yang terkumpul melalui checklist kemudian dilakukan skala pengukuran dan pemberian skor. Menurut Saifuddin Anwar 1999: 5 skala merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur aspek psikologis. 47 Adapun macam-macam skala menurut Nazir 2005: 328 yaitu: Skala Borgadus, Skala Penilaian, Skala Thurstone, Skala Likert, skala Guttman, Skala Perbedaan Semantic dan Skala Sosiometrik. Mengacu pada pendapat tersebut, maka jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari Likert scale, yaitu dengan rentang skala 1 sampai 6. Menurut Sugiyono 2004: 86, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala perilaku mengganggu siswa di kelas. Adapun skala 1-6 untuk setiap jawaban responden selanjutnya dibagi ke dalam enam kategori, yaitu: 1 sangat tidak sesuai diberi skor 1, 2 tidak sesuai diberi skor 2, 3 cukup tidak sesuai diberi skor 3, 4 cukup sesuai diberi skor 4, 5 sesuai diberi skor 5, dan 6 sangat sesuai diberi skor 6. Alasan menggunakan skala adalah sebagai alat untuk mengungkap tingkat perilaku mengganggu di kelas pada siswa Madrasah Aliyah Negeri MAN 1 Magelang yang sesuai dengan fakta, karena isi skala ini berisi pernyataan-pernyataan tentang fakta yang dianggap diketahui oleh responden. Selain itu penggunaan skala dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden, serta dapat dijawab sendiri oleh responden sebab ia adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Sehingga apa yang dikemukakan oleh responden kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. 48

F. Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto 2002: 136 mengemukakan mengenai pengertian instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Suharsimi Arikunto juga menyatakan dalam pemilihan metode dan instrumen penelitian sangat ditentukan oleh beberapa hal yaitu obyek penelitian, sumber data, waktu dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti, dan teknik yang akan digunakan untuk mengolah data bila sudah terkumpul. Penggunaan instrumen yang baik akan menghasilkan data yang baik juga. Data merupakan gambaran yang sebenarnya dari populasi penelitian. Seperti halnya penelitian ini akan menggambarkan apa adanya data yang diperoleh dari lapangan subyek, maka perlu untuk menyusun instrumen penelitian sebaik mungkin. Penelitian ini menggunakan instrumen skala untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian. Langkah-langkah peneliti untuk membuat skala perilaku mengganggu di kelas adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi variabel yang ada dalam penelitian. Variabel dalam penelitian ini yaitu perilaku mengganggu di kelas. Perilaku mengganggu di kelas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah melakukan perilaku yang tidak sesuai atau tidak relevan dengan pembelajaran, tidak ikut serta dalam aktivitas kelas, tidak terkecuali pada tindakan terlambat maupun tidak hadir dalam 49 pembelajaran, dan perilaku-perilaku yang mengganggu lain yang mengganggu pembelajaran, mengganggu siswa lain dalam proses belajar mengajar, baik secara psikologis maupun fisiologis. b. Menjabarkan variabel ke dalam indikator. Berdasarkan variabel yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka terdapat empat indikator yang terdapat dalam penelitian ini. Indikator tersebut meliputi: 1. Perilaku atau kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran 2. Tidak ikut serta dalam aktivitas kelas, 3. Keterlambatan dan ketidakhadiran, dan 4. Kegiatan yang mengganggu pembelajaran. c. Menyusun tabel persiapan pembuatan instrumen atau kisi-kisi skala perilaku mengganggu di kelas. d. Menyusun item-item pernyataan tentang perilaku mengganggu di kelas. Item-item pernyataan tentang perilaku mengganggu di kelas pada penelitian ini didapatkan dari keadaan di lapangan hasil observasi dan wawancara pra penelitian, teori yang sudah ada, dan mengacu pada skala penelitian dari Feliciano Veiga 2008 yang berjudul Disruptive Behavior Scale Professed by Student DBS-PS: Development and Validation dan mengacu pada skala penelitian Shlomo Romi 2004 yang berjudul Disruptive Behaviour in Religious and Secular High School . Adapun hasil validitas skala Feliciano Veiga 2008 menunjukkan r= 0,85 p0,001. 50 e. Melengkapi instrumen skala perilaku mengganggu di kelas dengan petunjuk pengisisan dan kata pengantar. f. Mengadakan uji coba instrumen. g. Menghilangkan item yang gugur. Tabel 3. Kisi-kisi Skala Perilaku Mengganggu di Kelas pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri MAN 1 Magelang Indikator Deskriptor No. item Σ item a. Kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran Menggambar di kertas atau mencoret-coret meja 1, 6, 7 9 Memainkan pena 2 Mengerjakan tugas lain 3 Mengajukan pertanyaan diluar konteks pelajaran 4 Menggunakan HP atau peralatan elektronik 5, 9 Membaca majalah atau komik 8 b. Tidak ikut serta dalam aktivitas kelas Tidak mengerjakan PR 10, 11 7 Tidak membawa buku atau alat tulis 12 Tidak ikut serta dalam kegiatan kelompok di kelas 13 Melamun atau tidur saat pelajaran 14, 15 Tidak memperhatikan pelajaran 24 c. Kegiatan mengganggu pembelajaran di kelas Makan atau minum saat pelajaran 16 12 Mencontek ketika ulangan 17 Berbicara diluar gilirannya 18, 20 Berulangkali meminta guru mengulang penjelasan 19 Meninggalkan kelas sebelum pelajaran usai 21, 26 Menciptakan kegaduhan di kelas 22 Merokok di kelas 23 Menjahili teman saat pelajaran 25 Menggoyang-goyangkan kursi 27 Buang angin di kelas 28 d. Keterlambatan dan ketidakhadiran Tidak mengikuti pelajaran 29 2 Terlambat masuk kelas 30 Total item 30 Berdasarkan tabel kisi-kisi pembuatan skala perilaku mengganggu tersebut, kemudian menuliskan item-item pernyataan yang terdiri dari 30 butir. Untuk alternatif pilihan jawaban diberikan rentang angka 1-6 dengan skor tertinggi yaitu 6 dan terendah adalah 1. Semakin kecil angka yang dipilih menunjukkan ketidaksesuaian responden terhadap perilaku mengganggu di kelas 51 dan semakin besar angka yang dipilih menunjukkan kesesuaian responden terhadap perilaku mengganggu di kelas. 1 Melengkapi instrumen dengan pedomaninstruksi dan kata pengantar. Tahap ini dikatakan sebagai tahap terakhir dalam penyusunan instrument. Untuk membuat pedoman instrument, peneliti memperhatikan ketentuan sebagai berikut: a Bahasa yang digunakan harus jelas dan mudah dipahami. b Rumusan harus singkat agar responden tidak kehabisan waktu hanya untuk membaca instruksi Suharsimi Arikunto, 2010: 269. Tahap ini telampir pada lampiran 1 dan 2.

G. Uji Coba Instrumen

Suharsimi Arikunto 2002: 144 menyatakan bahwa instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Sebelum instrumen penelitian digunakan, terlebih dahulu di uji cobakan kepada anggota populasi. Tujuan uji coba instrumen untuk mengetahui validitas dan reabilitas suatu instrumen yang akan digunakan. Suatu pengukuran yang baik harus memiliki validitas dan realibilitas untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dari penelitian tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut maka semua instrumen akan diuji cobakan sebelum dipakai sebagai alat untuk mendapatkan data penelitian sesungguhnya. Uji coba instrumen akan dilakukan pada 30 siswa Madrasah Aliyah Negeri MAN 1 Magelang yang bukan merupakan sampel dari penelitian ini. Penentuan jumlah responden sebanyak 30 siswa untuk uji