Peran Bimbingan dan Konseling dalam Meredakan Perilaku Mengganggu
37 Perilaku mengganggu di kelas dapat ditunjukkan dalam berbagai
karakteristik dan indikator. Perilaku mengganggu yang ditunjukkan siswa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan
Mahasiswa di Perguruan Tinggi bisa jadi berbeda satu sama lain. Indikator perilaku mengganggu di kelas yang umum ditunjukkan oleh siswa yaitu meminta
ijin ke toilet berulang kali, tidak mengikuti pelajaran atau membolos dari kelas, berbicara ketika diminta menulis, memainkan korek api di kelas, menolak untuk
mengerjakan tugas dari guru, melempar pensil, berbicara ketika guru menerangkan, menggambar di buku yang tidak tepat, berpakaian aneh ataupun
berdandan berlebihan, menggoyang-goyangkan kursi, merokok di kelas, menolak hukuman yang diberikan, meninggalkan kelas lebih awal, makan di kelas, minum
di kelas, mencontek ketika ulangan, meninggalkan tempat duduk tanpa ijin, tidak mengerjakan pekerjaan rumah PR, lupa membawa pekerjaan rumah PR,
terlambat masuk kelas, merokok di kelas, meninggalkan tempat duduk tanpa ijin, berdebat dengan guru, memalsukan tanda tangan orangtua, tidak memperhatikan
pelajaran, melempar sesuatu, tidur di kelas, melamun, mengajukan pertanyaan yang tidak relevan dan bertukar catatan kertas. Dari indikator perilaku
mengganggu tersebut maka dapat diketahui tingkat perilaku mengganggu yang ada di suatu sekolah.
Untuk meredakan perilaku mengganggu di kelas, guru mata pelajaran dapat berkolaborasi dengan guru bimbingan dan konseling untuk mencari
kesepakatan pemecahan masalah. Dengan adanya kolaborasi tersebut juga akan
38 mempermudah guru bimbingan dan konseling dalam mendapatkan informasi
mengenai siswa yang mengganggu guna merencanakan layanan yang sesuai dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru kelas.
Perilaku mengganggu di kelas menjadi layak untuk diangkat menjadi penelitian mengingat besarnya pengaruh perilaku mengganggu terhadap
pembelajaran. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi acuan bagi guru dalam memprioritaskan perilaku mengganggu yang harus segera ditangani dan berguna
bagi sekolah dalam menentukan kebijakan ataupun peraturan sekolah.
39