Cara mengatasi perilaku mengganggu siswa di kelas

31 c. Pendekatan Humanistik Bagi pendidik yang menerapkan pendekatan humanistik, seorang siswa mengganggu adalah sebuah indikasi bahwa siswa tersebut tidak senang atau mengalami pertentangan. Guru seharusnya memperlakukan siswa tersebut dengan empati. Cara ini dapat mendorong siswa agar mau berbicara dan berbagi tentang perasaannya. Dengan ditemukannya pemecahan masalah siswa, perilaku mengganggu tidak akan ditunjukkan lagi Zimmerman, 1995: 14.

B. Karakteristik Siswa Madrasah Aliyah MA

Secara umum, karakteristik siswa Madrasah Aliyah MA tidak jauh berbeda dengan sekolah umum jenjang sekolah menengah yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional yang mana siswanya berada pada fase perkembangan remaja. Masa remaja merupakan salah satu fase dalam rentang perkembangan manusia 12-18 tahun. Masa remaja mempunyai ciri yang berbeda dengan masa sebelum atau sesudahnya, yang meliputi masa remaja sebagai periode penting, periode peralihan, periode perubahan, masa mencari identitas, masa yang tidak realistik, dan sebagai masa ambang dewasa Rita Eka, dkk, 2008: 124-126. Dalam tiap fase perkembangan, terdapat tugas-tugas perkembangan yang harus dilewati oleh individu yang mengalaminya. Rita Eka dkk 2008 : 152 menyebutkan tugas perkembangan yang harus dilakukan pada masa remaja terdiri dari mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya, 32 mencapai peran social pria dan wanita, menerima keadaan fisik, mengharapkan dan mencapai perilaku social yang bertanggungjawab, mempersiapkan karir, mempersiapkan perkawinan dan keluarga, serta sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi. Setiap remaja harus melewati tahap-tahap perkembangan tersebut karena apabila salah satu tugas perkembangan tidak dapat dilakukan maka remaja tersebut akan mengalami hambatan dalam melewati tugas perkembangan dalam fase perkembangan berikutnya. Dalam pasal 18 ayat 3 Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan salah satu jenjang pendidikan menengah di Indonesia adalah Madrasah Aliyah MA, disamping Sekolah Menengah Atas SMA, Sekolah Menengah Kejuruan SMK, dan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK. Tujuan yang ingin dicapai oleh Madrasah Aliyah MA tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional karena Madrasah Aliyah MA merupakan sub system dari Sistem Pendidikan Nasional. Akan tetapi secara spesifik, berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 370 tahun 1993 tentang Madrasah Aliyah, dijelaskan bahwa tujuan pendidikan Madrasah Aliyah yaitu : a. meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. b. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk mengembangkan diri sejalan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian yang dijiwai ajaran agama islam. 33 c. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya yang dijiwai ajaran agama islam. Melihat karakteristik dan tujuan Madrasah Aliyah MA yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Madrasah Aliyah MA sama dengan tujuan pendidikan sekolah umum jenjang sekolah menengah yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional. Namun, karena Madrasah Aliyah MA merupakan lembaga pendidikan yang berciri khas agama islam, maka diberikan tujuan tambahan, yaitu mengembangkan siswa sebagai pribadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, taat menjalankan syariat Islam, dan berakhlak mulia. Pengembangan pribadi muslim inilah yang menjadi ciri khas pada kurikulum Madrasah Aliyah MA yang mana di dalamnya ditambahkan dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam PAI. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan sekolah menengah yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional yang lain, maka Madrasah Aliyah MA memiliki beban alokasi waktu dan pelajaran yang lebih besar. Hal ini dapat membedakan performansi berbeda antara siswa Madrasah Aliyah MA dengan siswa sekolah menengah yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional yang lain. Karakteristik lain yang membedakan siswa Madrasah Aliyah MA dengan siswa sekolah menengah yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional yang lain adalah cara berbenampilan. Madrasah Aliyah 34 MA yang bertujuan menerapkan syariat Islam mengharuskan siswanya juga berpenampilan islami pula. Siswa diharuskan memakai seragam yang menutup auratnya, yang mana siswa perempuan diharuskan memakai jilbab dan seragam panjang dengan kriteria tertentu.

C. Peran Bimbingan dan Konseling dalam Meredakan Perilaku Mengganggu

Siswa di Kelas Dalam kaitannya dengan pendidikan, bimbingan dan konseling merupakan bagian dari keseluruhan program dan merupakan sub sistem tim dosen PPB FIP UNY, 2000: 13. Dengan demikian, keseluruhan program di sekolah sebagai lembaga formal penyelenggara pendidikan tidak bisa lepas dari peran bimbingan dan konseling, salah satunya pada program pembelajaran di kelas. Hal ini sejalan dengan program kerja bimbingan dan konseling pada layanan bimbingan dan konseling belajar dimana salah satu tujuan layanan bimbingan dan konseling belajar adalah untuk memfasilitasi siswa agar memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya Dikti, 2008: 199. Pada situasi pembelajaran, permasalahan belajar seperti tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan guru, mengobrol dengan teman satu meja, dan makan di kelas dapat menjadi hambatan bagi siswa dalam mendapatkan pembelajaran yang baik. Dalam kondisi pembelajaran yang disebutkan di atas, maka guru bimbingan dan konseling dapat berkolaborasi dengan guru kelas dalam upaya menangani permasalahan tersebut yang kita