Masalah yang dihadapi Siswa dengan Kategori SlowLearner

34 3 Personal frustation, agression, anxiety 4 Academic may show proficiency with particular tasks rather than a subject areas, poor memory, difficulties understanding several steps in a task 5 Learning needs to have new information linked to old, difficulties transferring information learned in one situation to other situations. Karakteristik siswa lamban belajar slow learner menurut Karen Mackay 2001, yaitu: 1 Perkembangan kemungkinan memiliki pola bahasa yang belum matang atau masalah dalam kemampuan berbicara. 2 Sosial penilaian yang rendah, tingkah laku sosial yang belum matang, lebih menyukai bersama kelompok anak-anak yang lebih muda 3 Pribadi frustasi, perilaku merusak, gelisah 4 Akademik dapat menunjukkan kecakapannya dengan tugas-tugas tertentu daripada suatu bidang pelajaran, ingatan yang lemah, kesulitan memahami beberapa langkah tugas 5 Belajar membutuhkan informasi baru yang telah dihubungkan dengan informasi lama, kesulitan mentransfer informasi yang dipelajari dari satu situasi ke situasi-situasi lainnya. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat dinyatakan bahwa karakteristik siswa lamban belajar tidak hanya berada pada aspek akademik melainkan juga pada aspek yang lain seperti perkembangan, pribadi dan sosial.

c. Masalah yang dihadapi Siswa dengan Kategori SlowLearner

Label buruk seperti salah satunya “bodoh” sering diberikan kepada siswa dengan kategori slow learner, sering dijadikan sebagai alasan bagi 35 siswa lain untuk tidak berinteraksi ataupun menjalin hubungan persahabatan. Keadaan seperti ini, menimbulkan permasalahan bagi siswa dengan kategori slow learner, hal ini belum ditambahkan dengan masalah lain yang muncul akibat kelambatannya dalam menerima informasi. Nani Triyani dan Amir 2013:13 mengungkapkan beberapa masalah yang dihadapi oleh siswa dengan kategori slow learner. Masalah-masalah tersebut masih tercampur atas permasalahan yang berkaitan dengan kecerdasan intelektual maupun kecerdasan interpersonal. Berikut permasalahan yang dialami oleh siswa tersebut. 1 Siswa tersebut mengalami perasaan minder terhadap siswa lain karena kemampuan belajarnya yang lamban. 2 Siswa tersebut cenderung pemalu kemudian menarik diri dari lingkungan sosial 3 Lamban dalam menerima informasi baik berupa bahasa reseptif atau menerima maupun bahasa ekpresif atau mengungkapkan 4 Hasil belajar yang kurang memuaskan membuat siswa tersebut mudah untuk putus asa karena ketidakmampuan untuk mencapai apa yang diharapkan. 5 Ketidakmampuan dalam menerima pembelajaran membuat siswa tersebut tinggal kelas yang menambah tekanan batin dalam diri 6 Mendapat label yang kurang baik dari siswa lain atau bahkan guru. Lebih lanjut, Frieda Mangungsong 2014: 210 menjelaskan bahwa kemungkinan penyebab masalah-masalah sosial bagi sebagian siswa dengan kebutuhan khusus adalah defisit dalam kognisi sosial. Lebih lanjut Frieda mengungkapkan bahwa anak dengan kebutuhan khusus cenderung salah dalam membaca tanda-tanda sosial dan salah menginterpretasi perasaan atau emosi dari orang lain. Selain itu anak dengan kebutuhan khusus umumnya 36 kesulitan melihat dari sudut pandang orang lain. Pendapat ahli tersebut menyiratkan bahwa anak dengan kebutuhan khusus termasuk di dalamnya adalah slow learner cenderung salah membaca tanda-tanda sosial dan salah menginterpretasi perasaan atau emosi dari orang lain. Kesalahan dalam membaca tanda-tanda sosial dan kesalahan menginterpretasi perasaan atau emosi menandakan bahwa kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh siswa slow learner belum berkembang secara matang.

d. Kebutuhan Siswa Slow Learner