Kebutuhan Siswa Slow Learner

36 kesulitan melihat dari sudut pandang orang lain. Pendapat ahli tersebut menyiratkan bahwa anak dengan kebutuhan khusus termasuk di dalamnya adalah slow learner cenderung salah membaca tanda-tanda sosial dan salah menginterpretasi perasaan atau emosi dari orang lain. Kesalahan dalam membaca tanda-tanda sosial dan kesalahan menginterpretasi perasaan atau emosi menandakan bahwa kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh siswa slow learner belum berkembang secara matang.

d. Kebutuhan Siswa Slow Learner

Siswa slow learner memiliki karakteristik khusus dibandingkan dengan siswa yang lain. Karakteristik tersebut menjadikan siswa slow learner memiliki kebutuhan tersendiri. G. Lokanadha Reddy, dkk 2006: 64-66, menjelaskan kebutuhan siswa slow learner antara lain: 1 The need for security kebutuhan akan rasa aman Siswa slow learner membutuhkan perasaan aman dari keluarga, lingkungan, orang-orang di sekitar, dan rasa aman dalam menjalani kebiasaan sehari-hari. Perasaan aman ini penting bagi stabilitas emosi. Hal tersebut membuat siswa merasa senang di rumah dan sekolah. 2 The need for giving and receiving affection kebutuhan untuk menyayangi dan disayangi Bukti-bukti penelitian menunjukkan pentingnya seorang anak untuk memiliki seseorang yang menyayangi, mengamati, dan mendorong dalam 37 setiap tahap perkembangan. Siswa lamban slow learner mencari perhatian dan ingin mendekati gurunya. Siswa yang kehilangan perhatian dan kasih sayang orangtuanya akan mencari perhatian guru sebagai gantinya, sehingga penting bagi guru dan orang tua untuk memberikan kasih sayang pada anak untuk meningkatkan interaksi dan transaksi social. Sejalan dengan pendapat G. Lokanadha Reddy, Carolyne Warnemuende 2001 menjelaskan tentang perlakuan orang tua terhadap anak slow learner sebagai berikut. Recognize your youngster’s strengths. Pay attention to what your child does well. Help him build on these strengths. Some parents of children who are slow learners become overprotective. Overprotected children recognize that their parents don’t respect or trust their abilities. Not worrying about your child may be difficult. Allow him the freedom to succeed and support and teach him in his failures. G. Lokanadha Reddy, Carolyne Warnemuende 2001 menjelaskan bahwa, Kenali kekuatan anak anda. Perhatikan apa yang anak Anda tidak baik. Membantunya membangun kekuatan ini. Beberapa orang tua dari anak-anak yang lambat belajar menjadi overprotective. Anak yang overprotected mengakui bahwa orang tua mereka tidak menghormati atau mempercayai kemampuan mereka. Tidak khawatir tentang anak Anda mungkin sulit. Biarkan dia bebas untuk berhasil dan beri dukungan saat mengajar dia dalam kegagalannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa siswa slow learner sangat membutuhkan dukungan terutama dari orang terdekat yaitu orang tua. Terkadang orang tua siswa slow learner menjadi overprotective 38 sehingga mengurangi kebebasan siswa tersebut. Lebih lanjut, Carolyne Warnemuende 2001 menjelaskan bahwa, Keep the doors of communication open. Be available to discuss school, friendships, or other aspects of his life without insisting on such sharing. Recognizing academic and social success, and showing appreciation for good judgment and careful choices helps him to be aware of his appropriate behaviors. Exploring academic and career options together assists the child in effective decision making. Carolyne Warnemuende 2001 menjelaskan bahwa, Menjaga pintu komunikasi terbuka. Tetap ada untuk membahas sekolah, persahabatan, atau aspek lain dari hidupnya tanpa bersikeras kepada anak untuk berbagi hal tersebut. Menyadari keberhasilan akademik dan sosial, dan menunjukkan penghargaan atas pertimbangan yang baik dan pilihan hati membantu dia untuk menyadari perilaku yang tepat. Mengeksplorasi pilihan akademik dan karir bersama-sama membantu anak dalam pengambilan keputusan yang efektif. Lebih lanjut, maka komunikasi yang terbuka menjadi penting bagi siswa slow learner. Hal dikarenakan dukungan dalam bentuk apapun seperti aktivitas komunikasi akan memudahkan siswa slow learner untuk berkembang. 3 Need for acceptance by other children kebutuhan untuk diterima anak lain Kebanyakan siswa slow learner tidak memiliki teman atau dikucilkan karena tidak memiliki keterampilan untuk berbaur dengan yang lain. Siswa yang dikucilkan dapat menggunakan cara-cara yang tidak baik untuk menarik perhatian dan untuk mendapatkan penerimaan dari teman lainnya. 39 Cara-cara yang tidak baik menjadi jalan pintas ketika siswa tersebut merasa sudah tidak diakui keberadaannya. 4 The need for recognition and self-esteem kebutuhan pengakuan dan percaya diri Setiap anak ingin merasa sukses dan dikenal atas apa yang telah mereka lakukan. Siswa slow learner memiliki bakat dan kemampuan yang lebih rendah dari teman lainnya, penting bagi sekolah untuk menyediakan beberapa cara untuk memberi kesempatan mereka pencapaian yang suskses. Guru harus memberikan penghargaan pada setiap usaha siswa untuk melakukan sesuatu. Selanjutnya, siswa slow learner menginginkan mereka dikenal oleh guru mereka. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, kemunginan mereka akan melampiaskannya diluar sekolah, dan mungkin dengan cara-cara yang tidak baik. Maka dari itu, hal ini menjadi tugas penting bagi guru. 5 The need for independence and responsibility kebutuhan akan kemandirian dan tanggungjawab Siswa slow learner memiliki masalah emosional yaitu lebih tergantung pada orang lain dan memiliki tanggungjawab yang lebih sedikit. Mengajarkan untuk menjadi mandiri dan tanggung jawab penting untuk masa depan siswa slow learner. Orang tua dan guru yang dapat menciptakan kesempatan belajar menjadi mandiri dan tanggung jawab baik di rumah dan di sekolah. Hal ini diperlukan agar siswa slow learner dapat 40 meningkatkan kemampuan sosial dan kepercayaan diri yang penting saat dewasa nanti. 6 The need for new experience and activity kebutuhan pengalaman dan aktivitas baru Siswa normal memiliki keinginan yang kuat untuk mencari-temukan hal baru. Siswa tersebut siap untuk menerima tantangan baru dari situasi baru dan pembelajaran baru. Akan tetapi, siswa slow laerner tidak cepat ingin tahu, dan cenderung memilih berada di zona nyaman. Bagaimanapun, sebenarnya memiliki kesenangan yang sama dengan anak lainnya saat mendapat pengalaman baru. Karena gangguan mental dan sosial mereka, maka kepuasan dalam hal ini terbatas, sehingga perlu sekali bagi sekolah untuk menyediakan berbagai macam aktivitas dan hal-hal yang menarik di sekolah. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, kebutuhan siswa slow learner secara emosional adalah kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk menyayangi dan disayangi, kebutuhan untuk diterima anak lainnya, kebutuhan untuk dikenal dan percaya diri, kebutuhan untuk mandiri dan tanggung jawab, serta kebutuhan untuk mendapat pengalaman dan aktivitas baru. Kebutuhan tersebut harus dipenuhi secara keseluruhan agar siswa slow learner tidak kesulitan dengan keterbatasan yang dimiliki. Keterbatasan tersebut bukan menjadi penghambat untuk berkembang. Peran dan dukungan dari orang- orang terdekat seperti orang tua, guru, teman dan masyarakat sangat besar 41 untuk menciptakan suatu kondisi agar siswa slow learner dapat berkembang dalam kehidupan.

B. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian dikembangkan berdasarkan rumusan masalah dan digunakan sebagai rambu-rambu untuk memperoleh data penelitian. Ketiga pertanyaan penelitian dikembangkan dari teori Ridwan Abdullah Sani 2014: 211 tentang komponen yang terdapat dalam kecerdasan interpersonal. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana sikap menghargai perbedaan toleransi yang dimiliki oleh siswa slow learner ? 2. Bagaimana sikap kerjasama dengan orang lain yang dimiliki oleh siswa slow learner ? 3. Bagaimana sikap membantu orang lain yang dimiliki oleh siswa slow learner?