144 Teman-teman TT dan NA tidak mengetahui bahwa teman
sekelasnya adalah ABK dengan kategori slow learner. Teman yang lain hanya menyebut TT dan NA termasuk siswa yang kurang pintar di
kelas. Berdasarkan observasi, wawancara dan studi dokumentasi TT lebih terkenal dibandingkan dengan NA. Namun TT terkenal karena
sikap jahil, nakal dan sikap lain yang buruk.
d. Mengatasi Konflik
Indikator mengatasi konflik terdiri atas beberapa sub indikator meliputi tidak meledak-ledak ketika bertengkar, tidak mudah terpancing
emosi dan menghindari perkelahian. TT dan NA memang siswa slow learner yang bertolak belakang.
TT sering berbuat jahil kepada temannya sedangkan NA diam. TT sering berjalan-jalan di kelas ketika proses pembelajaran sehingga
sering dinasihati oleh guru, begitu pula dengan NA ketika duduk bersama TT, NA diberi nasihat untuk tidak menanggapi TT. Suatu
ketika TT pernah memberi nasihat kepada siswa kelas 1 karena melakukan permainan yang berbahaya, siswa kelas 1 pun menuruti apa
yang diminta oleh TT. Senada dengan Karen Mackay 2001: yang mengemukakan karakteristik siswa slow learner pada aspek sosial
adalah penilaian yang rendah, tingkah laku sosial yang belum matang, lebih menyukai bersama kelompok anak-anak yang lebih muda. TT
memang sering terlihat berkomunikasi dengan siswa yang tingkatan kelasnya lebih rendah.
145 TT dan NA memang tergolong siswa ABK dengan kategori slow
learner. Tetapi terkadang khususnya TT menunjukkan kelebihan apa yang dimiliki. TT tergolong pintar dalam bidang agama. Setiap sholat
berjamaah selalu TT yang menjadi muadzin sementara siswa lain tidak ada yang bersedia. TT mahir dalam mengurus kolam ikan di sekolah.
TT rajin memberi makan, walaupun bukan dengan makanan ikan. TT memberi makan dengan mencari katak. Berbeda dengan TT,
pembawaan NA yang diam membuat NA tidak memiliki kelebihan. Namun karena NA termasuk siswa yang jarang marah itu menjadi salah
satu kelebihan NA. TT dan NA memang memiliki kelebihan masing-masing. Satu hal
yang membuat TT dijauhi adalah TT meledak-ledak ketika bertengkar. Emosi TT termasuk emosi yang tidak sabil, TT mudah sekali untuk
marah dan ketika sudah bertengkar TT bisa memukul teman, memukul barang yang ada di sekitar misalnya meja dan berteriak-teriak. Seperti
yang diungkapkan oleh Nani Triani dan Amir 2013:13 menjelaskan bahwa karakteristik siswa slow learner pada aspek emosi itu emosi
siswa slow learner cenderung kurang stabil. Siswa tersebut cepat marah dan meledak-ledak serta sensitif. Namun tidak berlaku bagi NA,
NA cenderung diam dan tidak pernah meledak-ledak ketika bertengkar. NA cenderung menarik diri dari interaksi yang dilakukan sehingga
tidak akan tampak meledak-ledak ketika bertengkar. Hal ini sejalan dengan pendapat Nani Triani dan Amir 2013: 13 yang menjelaskan
146 bahwa siswa slow learner cenderung pemalu kemudian menarik diri
dari lingkungan sosial. NA tampak tidak pernah meleak-ledak ketika bertengkar karena untuk menjalin interaksi dengan individu yang lain
sulit dilakukan. Sikap TT yang meledak-ledak sesuai dengan pendapat May Lwin
dkk 2008:205 yang menjelaskan bahwa tanda-tanda kecerdasan interpersonal yang rendah, salah satunya jika anak menjadi agresif dan
berteriak-teriak ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Lebih lanjut sikap NA yang cenderung diam tidak sesuai dengan
pendapat May Lwin dkk 2008:205 yang menjelaskan bahwa tanda- tanda kecerdasan interpersonal yang rendah, salah satunya jika anak
menjadi agresif dan berteriak-teriak ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan. NA lebih banyak berdiam diri, jadi kemungkinan untuk
bertengkar sampai meledak-ledak kecil. Sehingga dapat dinyatakan bahwa TT tidak memiliki kecerdasan interpersonal pada indikator tidak
meledak-ledak ketika bertengkar, sedangkan NA cenderung memiliki kecerdasan interpersonal pada indikator tidak meledak-ledak ketika
bertengkar. TT mudah sekali untuk terpancing emosi. Penyebabnya hanya
sederhana, karena saling mengejek atau terjatuh saat berlarian TT akan langsung tersinggung kemudian marah. Pernyataan tersebut sesuai
dengan pendapat Slamet Anantaputro dan Usa Sutisna 1984: 51-52 yang menyatakan salah satu karaketristik siswa slow learner adalah
147 emosinya kurang terkendali. Lebih lanjut Nani Triani dan Amir
2013:10 menyatakan bahwa karakteristik siswa slow learner pada aspek emosi menunjukkan siswa tersebut cepat marah dan meledak-
ledak serta senditif. Pendapat tersebut tidak sejalan dengan NA, karena selama penelitian NA tidak pernah marah atau bahkan sampai meledak-
ledak. Namun hal ini sesuai dengan pendapat Nani Triani dan Amir 2013:13 menyatakan bahwa siswa slow learner cenderung pemalu
kemudian menarik diri dari lingkungan sosial. TT yang mudah marah tentu saja sangat sulit untuk menghindari
perkelahian. Hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi menyatakan bahwa TT memang sering terlibat dalam perekelahian, naik
kepada siswa perempuan maupun laki-laki. Hal ini sesuai dengan pendapat Karen Mackay 2001 menyatakan bahwa karakteristik siswa
slow learner pada aspek pribadi menunjukkan perilaku frustasi, merusak dan gelisah. Namun pendapat tersebut tidak sesuai dengan
sikap yang ditunjukkan NA yang terus diam sehingga untuk berkelahi belum pernah dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Karen Mackay
2001 yang menjelaskan bahwa karakteristik siswa slow learner yaitu memiliki tingkah laku yang sosial belum matang.
Sikap TT yang sering terlibat perkelahian sesuai dengan pendapat May Lwin dkk 2008:205 menjelaskan tanda-tanda kecerdasan
interpersonal yang rendah, salah satunya jika anak memukul dan menendang anak lain dan secara teratur terliat dalam perkelahian. TT
148 merupakan individu dengan kecerdasan interpersonal yang rendah.
Sedangkan sikap NA yang diam dan menghindari perkelahian tidak sesuai dengan pendapat May Lwin dkk 2008:205 menjelaskan tanda-
tanda kecerdasan interpersonal yang rendah, salah satunya jika anak memukul dan menendang anak lain dan secara teratur terliat dalam
perkelahian. Sehingga dapat dinyatakan NA memiliki kecerdasan interpersonal sedangkan TT tampak tidak memiliki kecerdasan
interpersonal pada indikator menghindari perkelahian. Berdasarkan penjelasan masing-masing di atas dapat dinyatakan
sebagai berikut. Indikator pertama yaitu mampu bekerjasama dengan teman anggota masyarakat ditunjukkan TT dan NA dengan, tidak bisa
bekerjasama dalam kelompok, tidak mengikuti klub-klub anggota, organisasi non formal ataupun perkumpulan yang lain. Selain itu TT dan
NA tidak rajin dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler wajib yaitu pramuka. TT dan NA tampak tidak bertanggung jawab terhadap tugasnya
sebagai siswa. Sehingga tampak bahwa TT dan NA tidak memiliki kecerdasan interpersonal pada indikator mampu bekerjasama dengan
teman dan anggota masyarakat. Indikator kedua yaitu bertanggung jawab dalam kelompok, ditunjukkan
TT dan NA dengan tidak pernah menjadi secara demokrasi ataupun mencalonkan diri menjadi ketua kelas ataupun ketua kelompok. TT dan
NA takut menjadi seorang pemimpin. Pada indikator ini TT dan NA tampak tidak memiliki kecerdasan interpersonal.
149 Indikator ketiga yaitu mampu berkompromi dilihat dari beberapa aspek.
TT dan NA tidak memiliki dua atau lebih teman yang sangat akrab. Namun TT dan NA sangat berteman akrab. TT dan NA berbeda dalam
bermain. TT cenderung bermain bersama teman-teman ketika istirahat atau bahkan saat masih pelajaran sedangkan NA memang berada dekat dengan
tempat permainan namun NA hanya melihat. TT lebih sering diingatkan karena sering berbuat gaduh sebaliknya NA hanya diam. Namun apabila
terjadi peristiwa yang cukup gaduh dan bukan TT pelakunya, kemungkinan TT lebih berani mengingatkan teman yang berbuat gaduh.
TT tidak memiliki banyak teman sedangkan NA dimiliki banyak teman. Artinya, TT memang tidak memiliki banya teman, namun TT mudah
bergaul dan banyak melakukan interaksi walaupun terkadang ketika TT sudah tidak mood maka yang akan terjadi TT menjadi jahil. Berbeda
dengan NA yang dimiliki banyak teman, karena NA selalu diam ketika teman yang lain sedang bermain bersama-sama. Pada indikator ini, tampak
TT memiliki kecerdasan interpersonal, sedangkan NA tampak tidak memiliki kecerdasan interpersonal.
Indikator keempat mengatasi konflik dilihat dari beberapa aspek. TT meledak-ledak ketika bertengkar, sedangkan NA tidak meledak-ledak
ketika bertengkar. TT apabila sedang bertengkar bisa memukul, berteriak- teriak atau memukul keras benda yang ada di sekitar misalnya meja dan
kursi. Itu menjadi salah satu kekurangan TT, sedangkan NA jarang sekali bertengkar. TT mudah terpancing emosi hanya karena saling mengejek
150 kemudian TT tersinggung ataupun terjatuh saat berlarian. TT akan
langsung marah walaupun memang TT yang bersalah, TT selalu ingin menang sendiri berbeda dengan NA yang mampu mengontrol emosi. TT
tidak menghindari perkelahian sedangkan NA menghindari perkelahian. Pada indikator keempat TT dan NA tampak tidak memiliki kecerdasan
interpersonal. Keempat indikator diatas tergabung dalam aspek sikap kerjasama dengan orang lain, tampak bahwa TT dan NA tidak memiliki
kecerdasan interpersonal pada aspek kerjasama dengan orang lain.
3. Sikap membantu orang lain