127 NA menunggu sampai ada orang lain yang akan memberi bantua. Sehingga
dapat dinyatakan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi TT dan NA jarang membantu orang lain. Namun apabila
dibandingkan, melihat kecenderungan sikap NA yang pendiam maka TT akan lebih cepat berinisiatif dibandingkan NA.
B. Pembahasan
1. Sikap Menghargai Perbedaan Toleransi
Peneliti melihat sikap menghargai perbedaan toleransi dengan membagi menjadi tiga indikator meliputi menghormati pribadi orang lain,
tidak melakukan diskriminasi, dan perhatian serta empati kepada orang lain.
a. Menghormati Pribadi Orang Lain
Indikator menghormati pribadi orang lain dibagi atas dua sub indikator meliputi menghormati guru dan menghormati teman.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi, siswa slow learner kelas 3 yang ada di SD Negeri Jlaban pada sub indikator
menghormati guru, TT dan NA tampak kurang menghormati terutama ketika proses pembelajaran karena keduanya cenderung tidak
memperhatikan apa yang diinstruksikan oleh guru. Namun itu berkaitan dengan latar belakang kedua siswa tersebut yang merupakan siswa slow
learner sehingga sulit dalam pemahaman dan butuh pengulangan. Ketika kedua siswa tersebut sudah mulai bosan, maka yang terjadi
adalah pengalihan perhatian. TT mulai bermain sendiri, berbicara
128 dengan siswa lain dan berjalan-jalan di kelas sedangkan NA cenderung
diam dan melamun. Hal ini sesuai dengan pendapat Karen Mackay 2001 menyatakan bahwa karakteristik siswa slow learner pada aspek
sosial memiliki tingkah laku sosial yang belum matang, sehingga tampak bahwa TT dan NA tidak menghormati keberadaan guru di
dalam proses pembelajaran. Lebih lanjut Nani Triani dan Amir 2010 : 15 menyatakan bahwa siswa slow learner mengalami kelambatan
kematangan meliputi fungsi neurologis, kognitif, dan motorik. Hal yang perlu diwaspadai oleh guru atau orang tua bahwa pemberian program
pembelajaran seperti penyampaian materi dan tuntutan-tuntutan yang tidak sesuai dengan kematangan siswa slow learner menyebabkan
timbulnya masalah. Lebih lanjut Ranjana Ruhela 2014: 196 menjelaskan bahwa,
Sebuah kesenjangan antara belajar dan proses pengajaran juga ada. Guru kelas mengajarkan kelas untuk anak-anak dengan IQ rata-
rata, tetapi lambat belajar tidak bisa cocok diri dengan ajaran rata- rata, karena siswa lamban belajar tidak dapat menangkap dengan
pengajaran yang rata-rata.
Fakta di dalam proses pembelajaran, guru menyamakan materi yang disampaikan baik kepada siswa slow learner maupun siswa lain.
Guru kelas menyampaikan muatan materi yang sama dengan siswa lain yang memiliki IQ rata-rata. Siswa slow learner yang ada di kelas
tersebut yaitu TT dan NA tampak tidak dapat mengikuti materi yang disampaikan, sehingga mencoba untuk melakukan hal lain yang dapat
dilakukan. TT misalnya berjalan-jalan di kelas, berteriak-teriak berbeda
129 dengan NA yang hanya memainkan pensil atau sekadar melamun. Sikap
yang ditunjukkan NA sesuai dengan pendapat Ranjana Ruhela 2014:196 menjelaskan bahwa,
dalam proses pendidikan, mayoritas siswa menampilkan indikator umum memperoleh pengetahuan, tetapi dalam kasus peserta didik
yang lambat kurang menyesuaikan dengan harapan umum guru. Di atas semua alasan ini atau lingkungan sekolah anak merasa
terisolasi
.
NA tampak tidak mampu menangkap materi yang diberikan oleh guru kelas karena materi yang tidak sesuai perkembangan aspek
intelegensi yang dimiliki, sehingga NA tampak merasa terisolasi dan diam. Berbeda ketika di luar pembelajaran, TT menghormati guru
karena selalu mengucapkan salam, menyalami semua guru baik pada saat berangkat maupun pulang. Hal ini sesuai dengan pendapat Slamet
Anantapuro dan Usa Sutisna 1984: 51-52 menyatakan bahwa karakteristik siswa slow learner dalam kehidupan rumah tangga mampu
bergaul dengan baik. Namun pendapat ini, tidak sesuai dengan NA yang cenderung diam ketika berhadapan dengan guru di luar proses
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Karen Mackay 2001 menjelaskan bahwa karakteristik siswa slow learner yaitu memiliki
tingkah laku sosial yang belum matang. NA tampak cenderung diam ketika berhadapan dengan guru dikarenakan tingkah laku sosial yang
dimiliki belum matang. Sub indikator menghormati teman, TT kurang menghormati teman
sedangkan NA menghormati teman. Faktor penyebabnya adalah TT
130 termasuk siswa yang tidak mau mengalah, ketika TT salah maka orang
lain yang akan disalahkan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Slamet Anantaputro dan Usa Sutisna 1984 : 51-51 menyatakan bahwa siswa
slow learner suka mementingkan diri sendiri. Sikap TT yang tidak mau mengalah kepada teman lain tidak sesuai dengan pendapat May Lwin
dkk 2008:205 yang menyatakan bahwa beberapa indikator kecerdasan interpersonal yang tinggi, salah satunya adalah mengalah kepada anak-
anak lain. Bertolak belakang dengan NA yang tampak menghormati teman namun ditunjukkan dengan sikap diam. Sepanjang proses
pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran NA tampak tidak mengganggu teman, NA dominan diam dan tampak menarik diri.Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Nani Triani dan Amir 2013:13 menjelaskan permasalahan yang dialami oleh siswa slow learner adalah
cenderung pemalu kemudian menarik diri dari lingkungan sosial. Sehingga dapat dinyatakan bahwa TT dan NA pada aspek ini tampak
tidak memiliki kecerdasan interpersonal.
b. Tidak Melakukan Diskriminasi