35 Sebagai Alat Optik Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Ngaglik” Skripsi,
menyimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat setelah diberi model Problem Based Learning ditunjukkan dengan siklus I
siswa yang aktif mencapai 68,14, sedangkan di siklus II sudah meningkat menjadi 82,25, dan hasil belajar yang diperoleh siswa yang mencapai KKM
70 untuk pretest dan posttest di siklus I adalah 5 14,71 dan 24 70,59 yang meningkat di siklus II yaitu 15 44,12 untuk pretest dan 34 100
untuk posttest.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirangkum penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Penelitian yang
dilakukan oleh Umi Nur Hanifah, PBL mampu meningkatkan keaktifan belajar sebesar 14,11. PBL dapat meningkatkan kognitif hasil belajar siswa ditunjukkan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Susanti relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Leonardus Baskoro Y, Widodo, dan Umi N. Hanifah. Pada
penelitian tersebut hasil belajar meningkat dari siklus ke siklus, hingga mencapai tujuan siswa mampu memenuhi KKM yang menjadi standar acuan. Berdasarkan
hal tersebut membuktikan PBL bisa diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Persamaan pada penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran
PBL dan variabel yang digunakan yaitu menggunakan variabel keaktifan dan hasil belajar. Perbedaan dari penelitian ini adalah mata pelajaran serta subyek yang
digunakan.
C. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran pemrograman desktop di kelas XI TI B SMK Ma’arif Wonosari menggunakan metode pembelajaran yang bersifat teacher center.
Pembelajaran yang bersifat teacher center menyebabkan antusias siswa dalam
36 pembelajaran di kelas cenderung berkurang akibatnya keaktifan siswa kurang
terlihat. Permasalahan lain yang sering ditemukan adalah hasil belajar siswa yang belum merata. Berdasarkan permasalahan yang ada di kelas XI TI B diperlukan
usaha perbaikan untuk dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar dalam pembelajaran pemrograman desktop. Berdasarkan penelitian telah menunjukkan
bahwa pembelajaran yang baik adalah menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajarannya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang tepat
untuk mengatasi masalah tersebut adalah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning PBL.
Model pembelajaran PBL mendorong siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk bekerja sama dalam kelompok. PBL secara
sederhana merupakan suatu model pembelajaran yang dilakukan melalui diskusi kelompok kecil dimana setiap anggota harus terlibat aktif berpendapat tentang
masalah yang harus dipecahkan dalam materi pelajaran. Model pembelajaran PBL antara lain guru memberikan permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa.
Para siswa dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa kemudian siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan dunia nyata yang akan
diselesaikan secara berkelompok. Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Guru kemudian mengevaluasi hasil
diskusi dan presentasi yang dilakukan siswa. Model PBL memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan yang
sama untuk berperan dan berkontribusi dalam kelompoknya masing-masing. Hal ini mendorong semua siswa menjadi lebih siap dan aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran pemrograman desktop. Secara grafis dapat dilihat pada Gambar 2.
37
D. Pertanyaan Penelitian