37
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana mengukur keaktifan siswa dalam proses pembelajaran model PBL mata pelajaran Pemrograman Desktop?
2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar dilihat dari pengetahuan dan keterampilan siswa pada mata pelajaran Pemrograman Desktop dalam
menggunakan model pembelajaran PBL? Pengamatan awal:
1. Kegiatan pembelajaran bersifat teacher center 2. Keaktifan siswa masih kurang terlihat
3. Hasil belajar siswa masih belum merata
Tindakan: Implementasi model pembelajaran PBL
Hasil: 1. Kegiatan pembelajaran lebih interaktif dengan model
pembelajaran PBL 2. Keaktifan siswa meningkat
3. Hasil belajar siswa meningkat Pelaksanaan tindakan:
1. Tahap Pendahuluan: pembukaan 2. Tahap Penyajian
Pelaksanaan model PBL: 3. Tahap Penutup: evaluasi
Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitan
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK atau Classroom Action Research CAR. Penerapan PTK dimaksudkan untuk
mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Kegiatan dilakukan terhadap sejumlah siswa dalam satu kelas. Penelitian yang digunakan dalam PTK
meliputi beberapa siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran akan
berlanjut ke siklus berikutnya jika indikator keberhasilan kerja belum tercapai. Di dalam PTK tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan.
Menurut Suharsimi Arikunto 2012: 75 banyaknya siklus tergantung pada pencapaian tolak ukur, namun sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.
Penelitian dilakukan secara partisipatif dan kolaboratif. Bersifat partisipatif karena peneliti terlibat langsung dalam semua tahapan penelitian yang meliputi
penentuan topik, perumusan masalah, perencaaan, pelaksanaan, analisis, dan pelaporan penelitian. Bersifat kolaboratif karena penelitian ini melibatkan guru
selaku kolaborator dalam penelitian tindakan serta teman sejawat yaitu teman mahasiswa yang memiliki peran ketika melakukan pengamatan agar kegiatan
observasi lebih mudah, lebih teliti, dan lebih objektif. Peran peneliti adalah sebagai perancang pembelajaran dan pengamat proses pembelajaran, sedangkan guru
bertindak sebagai kolaborator yang melaksanakan pembelajaran. Kemudian peneliti dan guru mata pelajaran sama-sama melakukan evaluasi untuk
menentukan kegiatan perbaikan yang akan dilaksanakan.