79
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Pemrograman Desktop kelas XI TI B SMK Ma’arif Wonosari dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Pemrograman Desktop
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas XI TI B SMK Ma’arif Wonosari dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini
berdasarkan data pengamatan dari semua indikator yang telah ditentukan pada siklus I pertemuan pertama yaitu 58,75 dan pertemuan kedua
meningkat menjadi 67,97. Pada siklus II pertemuan pertama yaitu 71,72 dan pertemuan kedua meningkat menjadi 77,97. Peningkatan keaktifan
siswa pada siklus I ke sikIus II sebesar 10. 2. Pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Pemrograman Desktop
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas XI TI B SMK Ma’arif Wonosari dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
berdasarkan hasil post-test dan tes praktik pada siklus I menunjukkan rata-rata kelas sebesar 72,50 dan 74,38, pada siklus II menunjukkan rata-rata kelas
sebesar 77,81 dan 83,13.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning terbukti
efektif dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XI TI B SMK Ma’arif Wonosari. Hal tersebut terbukti dari diperolehnya data yang menunjukkan
80 adanya peningkatan keaktifan siswa pada setiap siklusnya, serta peningkatan
hasil belajar siswa dengan rata-rata ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya. Oleh karena itu pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning perlu di terapkan sebagai variasi pembelajaran di dalam kelas oleh guru.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang dialami di kelas XI TI B SMK Ma’arif Wonosari adalah sebagai berikut:
1. Penelitian tindakan hanya dilakukan pada mata pelajaran Pemrograman Desktop kelas XI TI B SMK Ma’arif Wonosari sehingga untuk penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran lainnya perlu adanya adaptasi atau penyesuaian agar dapat berjalan dengan optimal.
2. Penelitian tindakan ini hanya dilakukan 2 siklus selama 4 kali pertemuan, dimana pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan masing-masing 4 x 45
menit, siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan masing-masing 4 x 45 menit, sehingga untuk mendapatkan peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa
lebih maksimal membutuhkan waktu penelitian lebih lama. 3. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
membutuhkan waktu yang cukup banyak sehingga guru harus bisa menyesuaikan dengan alokasi waktu mata pelajaran Pemrograman Dekstop.
D. Saran