27
C. Evaluasi Pembelajaran Teks Laporan Hasil Observasi
Penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada prinsip: sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan,
sistematis, beracuan kriteria, akuntabel, dan edukatif Permendikbud 81 A, 2013: 54.
Berdasarkan Permendikbud 81 A 2013: 50 penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Kompetensi pengetahuan dan keterampilan menggunakan skala 1-4 kelipatan 0,33, sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik SB,
Baik B, Cukup C, dan Kurang K, yang dapat dikonversikan ke dalam predikat A-D. Konversi tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap
Predikat Nilai Kompetensi
Pengetahuan Keterampilan
Sikap A
4 4
SB A-
3,66 3,66
B+ 3,33
3,33 B
B 3
3 B-
2,66 2,66
C+ 2,33
2,33 C
C 2
2 C-
1,66 1,66
D+ 1,33
1,33 K
D 1
1
Metode penilaian dapat dilakukan dengan tes dan nontes. Tes dapat berupa tes tertulis atau kinerja. Metode tes dipilih bila respon dapat
28
dikategorikan benar atau salah KD-KD pada KI-3 dan KI-4. Bila respon yang dikumpulkan tidak dapat dikategorikan benar atau salah
digunakan metode nontes KD-KD pada KI-1 dan KI-2. Metode nontes digunakan untuk menilai sikap, minat, atau motivasi Permendikbud 81
A, 2013: 57. Selain itu, untuk evaluasi pembelajaran, guru juga menerapkan
beberapa jenis penilaian, seperti 1 penilaian latihan siswa, 2 penilaian sumatif formatif melalui tugas siswa, 3 rekapitulasi penilaian kegiatan siswa
yang meliputi mendengarkan, membaca, berbicara, menulis, dan penguatan tata bahasa, termasuk di dalamnya penilaian berbasis skor untuk evaluasi
penulisan siswa yang meliputi isi, struktur teks, kosa kata, kalimat, dan mekanik, serta 4 penilaian kemajuan belajar siswa berdasarkan portofolio
yang meliputi nilai hasil karya portofolio, pernyataan pribadi, rekaman kegiatan, penilaian presentasi lisan, keterampilan berkomunikasi efektif,
laporan baca buku, dan refleksi diri Kemendikbud, 2013: 68-100. Kurikulum 2013 juga menekankan penilaian otentik. Nurgiyantoro
2008: 234 mengatakan penilaian otentik menekankan kemampuan siswa dalam mendemonstarikan pengetahuan yang dimilikinya secara nyata dan
bermakna. Siswa dituntut untuk mengkreasikan dan membuat jawaban yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan teoretis.
Sumadi 2013:5 menyatakan penilaian otentik dilakukan agar guru dapat secara langsung memberikan justifikasi kepada peserta didik, sebatas
29
apa kemampuan yang telah didapat, baik pada tataran teoretik, akademik, maupun empirik. Hal ini memudahkan guru untuk melihat penguasaan materi
dan potensi siswa.
D. Penelitian yang Relevan