Latar Belakang Kandungan Logam Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Merkuri (Hg) pada Air dan Komunitas Ikan di Daerah Aliran Sungai Percut

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sungai mempunyai fungsi penting bagi kehidupan manusia termasuk untuk menunjang keseimbangan lingkungan sebagai akibat adanya peningkatan kegiatan pembangunan di berbagai bidang maka baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempunyai dampak terhadap kerusakan lingkungan termasuk didalamnya pencemaran sungai yang berasal dari limbah domestik maupun non domestik seperti pabrik dan industri. Oleh karena itu pencemaran air sungai dan lingkungan sekitarnya perlu dikendalikan seiring dengan laju pembangunan agar fungsi sungai dapat dipertahankan kelestariannya Yudo, 2006. Sungai Percut merupakan sungai yang alirannya melewati kawasan pemukiman kota Medan dan Deli Serdang yang bermuara ke Selat Malaka. Padatnya Masyarakat disekitarnya memanfaatkan sungai Percut untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan aktifitas lainnya dengan aktivitas tersebut menyebabkan masuknya berbagai limbah domestik. Adanya aktivitas industri karet, industri kertas serta polusi dari bahan bakar kendaraan bermotor di sekitar kawasan sungai Percut menyebabkan masuknya berbagai limbah industri ke badan sungai. Berbagai sumber polutan yang ada di kawasan aliran sungai Percut tersebut menjadi penyebab timbulnya pencemaran logam berat kadmium Cd, timbal Pb dan Merkuri Hg di sungai Percut. Menurut Yudo 2006 Peningkatan kadar logam berat dalam air sungai umumnya disebabkan oleh masuknya limbah industri, pertambangan, pertanian dan domestik yang banyak mengandung logam berat yang semula dibutuhkan Universitas Sumatera Utara untuk berbagai proses metabolisme, akan berubah menjadi racun bagi organisme akuatik. Menurut Sa’dah, et al 2010 kegiatan industri karet dapat menyebabkan gangguan lingkungan berupa limbah industri yang mengandung logam berat, termasuk didalamnya kadmium Cd. Selanjutnya menurut Palar 2008 pabrik pulp bubur kayu dan kertas juga merupakan sumber pencemaran merkuri Hg terbesar. Pada industri pulp dan kertas ini senyawa merkuri digunakan untuk mengontrol pengapuran dan pertumbuhan jamur pada pulp dan kertas basah. Pada saat pengeringan, merkuri ikut menguap keudara. Logam kadmium Cd akan mengalami proses biotransformasi dan bioakumulasi dalam organisme hidup tumbuhan, hewan dan manusia. Dalam tubuh biota perairan jumlah logam yang terakumulasi akan terus mengalami peningkatan biomagnifikasi dan dalam rantai makanan biota yang tertinggi akan mengalami akumulasi kadmium Cd yang lebih banyak Palar, 2008. Keberadaan kadmium di alam berhubungan erat dengan hadirnya logam Pb dan Zn Darmono 2001. Kadmium Cd merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini berisiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium Cd berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal Palar, 2008. Timbal Pb selain dalam bentuk logam murni juga dapat ditemukan dalam bentuk senyawa inorganik dan organik. Semua bentuk Pb tersebut berpengaruh sama terhadap toksisitas pada manusia. Bentuk organik seperti tetra etil-Pb dan tetra metil-Pb TEL TML, menyebabkan pengaruh toksisitas yang sama, tetapi agak berbeda dengan bentuk senyawa inorganik-Pb Darmono, 2001. Menurut Soemirat 2005 pencemaran Pb bersumber dari kendaraan bermotor yang dibubuhkan kedalam BBM dalam bentuk Tetra Etil Lead TEL sebanyak 0,42 mgl sejak 1990. Besarnya pencemaran pada suatu lingkungan habitat dapat diketahui dengan menggunakan biota akuatik sebagai bioindikator Salbiah, et al 2009. ikan Universitas Sumatera Utara merupakan biota air yang dapat dijadikan sebagai salah satu bioindikator tingkat pencemaran dalam perairan. Peningkatan kadar logam berat di dalam perairan akan diikuti oleh peningkatan kadar zat tersebut dalam organisme air seperti ikan Supriyanto, et al 2007. Menurut Palar 2008 dalam tubuh ikan jumlah logam yang terakumulasi akan terus mengalami biomagnifikasi di badan perairan. Ikan merupakan hewan bertulang belakang yang hidup di air, salah satu habitatnya adalah sungai. Ikan berbahaya dikonsumsi oleh masyarakat, jika didalam tubuh ikan telah terkandung kadar logam berat yang melebihi batas yang telah ditentukan dalam SNI 7389:2009 tentang batas maksimum cemaran logam dalam pangan dengan nilai Timbal Pb 0,3 ppm, kadmium Cd 0,1 ppm dan merkuri Hg 0,5 ppm. Kandungan logam berat dalam tubuh ikan erat kaitannya dengan pembuangan limbah industri di sekitar tempat hidup ikan tersebut, seperti sungai, danau, dan laut. Banyaknya logam berat yang terserap dan terdistribusi pada ikan tergantung pada bentuk senyawa dan konsentrasi polutan, aktivitas mikroorganisme, tekstur sadimen, serta jenis dan unsur ikan yang hidup di lingkungan tersebut Supriyanto, et al 2007.

1.2 Permasalahan