Bahan Buangan Anorganik Gejala akut : Gejala kronis:

terakuimuiasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit terurai, dapat terakumulasi dalam organism termasuk kerang dan ikan, dan akan membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi organisme tersebut Anggraini, 2007. Logam berat umumnya bersifat racun terhadap mahkluk hidup, walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Berbagai perantara, seperti udara, makanan maupun air yang terkontaminasi oleh logam berat, logam tersebut dapat terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan sebagian akan terakumulasikan. Jika keadaan ini. Berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama dapat mencapai jumlah yang membahayakan kesehatan manusia Supriyanto, et al 2007. Konsentrasi logam berat paling tinggi berada di dalam daging ikan daripada konsentrasi di dalam insang ikan. Hal ini terjadi karena insang merupakan alat pertukaran gas pada organisme akuatik sehingga lebih sering tercuci air Agustina, 2011.

2.2 Bahan Buangan Anorganik

Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan bahan buangan anorganik ini masuk ke air lingkungan maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam di dalam air. Bahan buangan anorganik biasanya berasal dari industri yang melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti timbale Pb, Arsen As, Kadmium Cd, Air raksa Hg, Kroom Cr, Nikel Ni, Kalsium Ca, Magnesium Mg, Kobalt Co dan lain-lain. Industri elektronika, elektroplating dan industri kimia banyak menggunakan unsur-unsur logam tersebut di atas. Apabila bahan buangan industri berupa bahan anorganik yang dapat larut maka air akan mendapatkan tambahan ion-ion logam yang berasal dari bahan anorganik tersebut. Banyak bahan anorganik yang memberikan ion-ion logam berat yang pada umumnya bersifat racun seperti logam Pb dan Cd. Selanjutnya apabila ion-ion logam yang terjadi didalam air berasal dari logam berat maupun logam bersifat racun maka air yang mengandung ion-ion logam Universitas Sumatera Utara tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Air tersebut tidak dapat digunakan sebagai air minum Wardana, 1995.

2.3 Logam Berat Kadmium Cd 1. Sifat dan Karakteristik Kadmium Cd

Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan Kadmium Oksida bila dipanaskan. Kadmium Cd umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor Cd Klorida atau belerang Cd Sulfit. Kadmium membentuk Cd2+ yang bersifat tidak stabil. Cd memiliki nomor atom 40, berat atom 112,4, titik leleh 321 C, titik didih 767 C dan memiliki masa jenis 8,65 gcm3 Widowati et al, 2008. Logam kadmium Cd memiliki karakteristik berwarna putih keperakan seperti logam aluminium, tahan panas, tahan terhadap korosi. kadmium Cd digunakan untuk elektrolisis, bahan pigmen untuk industri cat, enamel dan plastik. Kadmium Cd adalah metal berbentuk kristal putih keperakan. Cd didapat bersama-sama Zn, Cu, Pb, dalam jumlah yang kecil. Kadmium Cd didapat pada industri alloy, pemurnian Zn, pestisida, dan lain-lain Said, 2008. Logam kadmium Cd mempunyai penyebaran yang sangat luas di alam. Berdasarkan sifat-sifat fisiknya, kadmium Cd merupakan logam yang lunak ductile, berwarna putih seperti putih perak. Logam ini akan kehilangan kilapnya bila berada dalam udara yang basah atau lembab serta cepat akan mengalami kerusakan bila dikenai uap amoniak NH3 dan sulfur hidroksida SO2. Berdasarkan pada sifat kimianya, logam kadmium Cd didalam persenyawaan yang dibentuknya umumnya mempunyai bilangan valensi 2+, sangat sedikit yang mempunyai bilangan valensi 1+. Bila dimasukkan ke dalam larutan yang mengandung ion OH, ion-ion Cd2+ akan mengalami proses pengendapan. Endapan yang terbentuk dari ion-ion Cd2+ dalam larutan OH biasanya dalam bentuk senyawa terhidrasi yang berwarna putih Palar, 2004. Universitas Sumatera Utara Menurut Darmono 2001 Keberadaan kadmium di alam berhubung erat dengan hadirnya logam timbal Pb dan seng Zn. Dalam industri pertambangan timbal Pb dan seng Zn, proses pemurniannya akan selalu memperoleh hasil samping cadmium yang terbuang dalam lingkungan. Kadmium masuk ke dalam tubuh manusia terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mengukur Kadmium intake ke dalam tubuh manusia perlu dilakukan pengukuran kadar Cd dalam makanan yang dimakan atau kandungan Cd dalam Faeses.

2. Bioakumulasi Kadmium Cd

Logam berat masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui beberapa jalan, yaitu: saluran pernafasan, pencernaan dan penetrasi melalui kulit. Di dalam tubuh hewan logam diabsorpsi darah, berikatan dengan protein darah yang kemudian didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh Darmono, 2001.

4. Dampak Cd terhadap Kesehatan Masyarakat

Kadmium Cd dalam tubuh terakumulasi dalam hati dan terutama terikat sebagai metalotionein mengandung unsur sistein, dimana Kadmium Cd terikat dalam gugus sufhidril -SH dalam enzim seperti karboksil sisteinil, histidil, hidroksil, dan fosfatil dari protein purin. Kemungkinan besar pengaruh toksisitas kadmium Cd disebabkan oleh interaksi antara kadmium Cd dan protein tersebut, sehingga menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam tubuh Darmono, 2001. Gejala akut dan kronis akibat keracunan kadmium Cd yaitu Sudarmaji, et al 2006:

a. Gejala akut :

1 Sesak dada. 2 Kerongkongan kering dan dada terasa sesak constriction of chest. 3 Nafas pendek. 4 Nafas terengah-engah, distress dan bisa berkembang kearah penyakit radang paru -paru. Universitas Sumatera Utara 5 Sakit kepala dan menggigil. 6 Mungkin dapat diikuti kematian.

b. Gejala kronis:

1 Nafas pendek. 2 Kemampuan mencium bau menurun. 3 Berat badan menurun. 4 Gigi terasa ngilu dan berwarna kuning keemasan. Menurut Palar 2004, efek kronis akibat toksisitas kadmium Cd pada manusia dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu : a Efek kadmium Cd terhadap ginjal Logam kadmium Cd dapat menimbulkan gangguan dan bahkan mampu menimbulkan kerusakan pada sistem yang bekerja di ginjal. Kerusakan yang terjadi pada sistem ginjal dapat dideteksi dari tingkat jumlah atau jumlah kandungan protein yang terdapat dalam urine. Petunjuk kerusakan yang dapat terjadi pada ginjal akibat logam kadmium Cd yaitu terjadinya asam amniouria dan glokosuria, dan ketidaknormalan kandungan asam urat kalsium dan fosfor dalam urine. b Efek kadmium Cd terhadap paru Keracunan yang disebabkan oleh peristiwa terhirupnya uap dan atau debu kadmium Cd juga mengakibatkan kerusakan terhadap organ respirasi paru-paru. Kerusakan paru-paru tersebut dapat terjadi sebagai akibat dari keracunan kronis yang disebabkan oleh kadmium Cd. c Efek kadmium Cd terhadap tulang Efek keracunan kadmium Cd juga dapat mengakibatkan kerapuhan pada tulang. Gejala rasa sakit pada tulang sehingga menyulitkan untuk berjalan. Terjadi pada pekerja yang bekerja pada industri yang menggunakan kadmium Cd. Penyakit tersebut dinamakan “itai-itai” Universitas Sumatera Utara d Efek kadmium Cd terhadap sistem reproduksi Daya racun yang dimiliki oleh kadmium Cd juga mempengaruhi sistem reproduksi dan organ-organya. Pada konsentrasi tertentu kadmium Cd dapat mematikan sel-sel sperma pada laki-laki. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa akibat terpapar oleh uap logam kadmium Cd dapat mengakibatkan impotensi.

2.4 Logam Berat Timbal Pb 1. Sifat dan Karakteristik Timbal Pb