Faktor genetik pada hutan tanaman A. mangium

7 keragaman geografis antar provenance, keragaman lokal antar tempat tumbuh, keragaman antar pohon pada sesuatu tempat tumbuh dan keragaman di dalam pohon. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperkecil kemungkinan adanya keragaman genetik dari pertumbuhan tegakan pada lokasi penelitian adalah dengan menelusuri asal biji yang ditanam pada tegakan itu. Keragaman pertumbuhan akibat keragaman genetis diduga sangat kecil apabila biji yang ditanam berasal dari sumber biji yang sama. Asal benih untuk pembangunan HTI PT Musi Hutan Persada berasal dari Kebun Benih A. mangium di Subanjeriji. Kebun Benih Subanjeriji dibangun tahun 1980 dengan luas 600 ha dimana 300 ha ditanam dengan sumber benih berasal dari Sabah, Malaysia yang merupakan provenans turunan yang ditanam sekitar tahun 1968 - 1970 dengan asal benih dari Queensland, Australia dan 300 ha ditanam dengan sumber benih dari Australia. Tegakan benih dan ras lahan Subanjeriji inilah yang kemudian dijadikan sumber benih untuk pembangunan hutan tanaman A. mangium di seluruh Indonesia. Akhirnya pada tahun 1985 areal Subanjeriji itu ditetapkan menjadi tegakan benih seed production area yang pengelolaannya diserahkan pada PT Inhutani I Simon dan Arisman, 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman genetik DNA untuk A. mangium sangat kecil Konsultasi pribadi dengan Dr Iskandar Zulkarnaen S. Faktor geografis lokasi asal benih provenansi yaitu lintang, bujur dan ketinggian, tidak besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan provenasi A. mangium di Parung Panjang mengingat keadaan geografis asal benih tersebut tidak jauh berbeda dengan keadaan geografis Parung Panjang Narendra, 1997. Hasil penelitian di KPH Majalengka menunjukkan bahwa pengujian pada lima provenansi A. mangium pada umur tiga tahun menunjukkan tidak berbeda nyata dalam hal tinggi total, tinggi bebas cabang, diameter batang, derajat kerusakan akibat serangan hama dan penyakit dan jumlah cabang Santoso, 1992. Hasil penelitian Huriati 2001 menunjukkan bahwa provenansi A. mangium tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan tinggi, pertambahan diameter, berat kering total, nisbah pucuk akar dan kekokohan semai.

2. Sifat-sifat tanah

8 Faktor lingkungan adalah faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan tegakan hutan yaitu iklim, bentuk lahan, ketinggian tempat dan topografi, dimana secara umum sangat sulit untuk dikendalikan atau dikelola. Upaya yang dilakukan pada kegiatan budidaya tanaman yaitu melalui pendekatan kepada kesesuaian lahan. Peningkatan pertumbuhan pohon atau tanaman dapat dilakukan melalui perbaikan kesuburan tanah. Tanah merupakan faktor edafis yang penting bagi pertumbuhan perakaran pohon dan perkembangannya. Kegiatan kehutanan dan pertanian memerlukan tanah yang subur bagi berhasilnya usaha penanaman. Kesuburan tanah diartikan sebagai kesuburan kimiawi dan fisika, yang memungkinkan pohon tumbuh dengan baik dan menghasilkan kayu produk lainnya. Kesuburan tanah ditentukan oleh sifat kimia, fisika dan biologis tanah. Kesuburan tanah merupakan kekuatan di dalam budidaya hutan tanaman, tanah yang subur akan memberikan peluang keuntungan yang besar dalam pengusahaan hutan tanaman Tobing, 1995. a. Sifat kimia tanah Tanah merupakan perantara penyedia faktor-faktor suhu, udara, air dan unsur hara yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, terutama unsur-unsur hara. Unsur hara esensial dapat berasal dari udara, air dan tanah. Penelitian hubungan kualitas tempat tumbuh dengan peninggi tegakan A. mangium menunjukkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi peninggi yaitu umur dan kandungan K Chaerudy, 1994. Sedangkan menurut Rukmini 1996 faktor yang mempengaruhi adalah umur, kandungan P, C organik, pH dan tebal lapisan A. Hasil penelitian Kusnadi 1998 pada hutan tanaman A. mangium secara tegas mendiagnosis unsur hara K dan P masing-masing sebagai hara yang paling defisien urutan pertama dan kedua sehingga direkomendasikan untuk memberi input baik berupa pupuk maupun pengapuran. Tanaman cepat tumbuh diduga memerlukan unsur hara yang banyak untuk pertumbuhannya sehingga menyebabkan unsur hara dari tanah akan cepat terkuras. Pemberian pupuk fosfat TSP terbukti berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan biomassa anakan A. mangium dan telah menyebabkan terjadinya