Pendugaan biomassa hutan tanaman A. mangium

63 Perubahan biomassa Bagian tanaman Biomassa daur 1 tonha Biomassa daur 2 tonha tonha Daun 2,731 2,381 - 0,350 - 13 Cabang 7,318 6,162 - 1,157 - 16 Batang 33,705 27,199 - 6,506 - 19 Kulit 5,381 4,425 - 0,956 - 18 Total 49,135 40,167 - 8,968 - 18

4. Distribusi biomassa

Berdasarkan hasil pendugaan biomassa maka dilakukan pembagian distribusi biomassa bagian tanaman pada batang, kulit, cabang dan daun. Distribusi biomassa bagian tanaman dilakukan pada saat tanaman akan ditebang panen. Hasil perhitungan distribusi biomassa bagian tanaman dapat dilihat pada Tabel 16. Uraian distribusi biomassa bagian tanaman seperti daun, cabang, kulit dan batang pada daur 1 dan daur 2 pada hutan tanaman A. mangium, secara berurutan dari yang tertinggi sampai terendah yaitu batang cabang kulit daun. Kegiatan pemanenan tegakan pada daur 1 telah menyebabkan terjadinya penurunan persentase biomassa batang pada daur 2 sebesar 68,6 pada daur 1 menurun menjadi 67,8 pada daur 2 Tabel 16. Tabel 16. Distribusi biomassa tegakan pada daur 1 dan daur 2 di hutan tanaman A. mangium Biomassa daur 1 Biomassa daur 2 Bagian tanaman tonha tonha Batang 33,705 68,6 27,199 67,8 Kulit 5,381 11,0 4,423 11,0 Cabang 7,318 14,9 6,162 15,3 Daun 2,731 5,5 2,381 5,9 Biomassa total 49,135 100 40,167 100 64

5. Hubungan kandungan hara dengan penebangan tegakan

Sistem silvikultur di lokasi penelitian yang dikembangkan adalah tebang habis dengan permudaan buatan THPB. Tegakan hutan tanaman A. mangium umumnya dipanen saat tanaman berumur 6 tahun untuk memenuhi kebutuhan pabrik pulp dan kertas di PT Tanjung Enim Lesrtari Pulp PT TELP. Berdasarkan banyak pohon yang ditebang maka dapat dihitung perubahan biomassa dan kandungan hara N, P, K, Ca dan Mg akibat penebangan. Penebangan hanya mengangkut batang utama dengan kulit bebas cabang, sehingga yang ditinggalkan di hutan adalah bagian cabang, daun dan akar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17. Berdasarkan Tabel 17 persentase kandungan N bagian tanaman pada daur 1 dan daur 2 dari tertinggi sampai yang terendah yaitu batang daun cabang dan kulit. Pada daur 2 menunjukkan terjadinya peningkatan persentase N pada daun bila dibandingkan daur 1. Hal ini mengindikasikan bahwa ada kecenderungan bahwa tanaman yang mengalami penurunan pertumbuhan akibat terjadinya penurunan kualitas tempat tumbuh, maka N akan diakumulasikan pada daun. Penurunan kandungan N bagian tanaman pada daur 2 yang tertinggi sampai yang terendah yaitu cabang batang kulit daun. Tanaman yang mengalami defisiensi hara N, maka N akan ditranslokasikan dari jaringan tua ke jaringan meristem Tabel 18. Persentase kandungan P bagian tanaman pada daur 1 dan daur 2 dari yang tertinggi sampai yang terendah yaitu batang cabang kulit daun. Pada daur 2 terjadi peningkatan persentase P pada daun bila dibandingkan daur 1. Hal ini mengindikasikan bahwa ada kecenderungan bahwa tanaman yang mengalami penurunan pertumbuhan akibat terjadinya penurunan kualitas tempat tumbuh, maka P akan diakumulasikan pada daun Tabel 17. Penurunan kandungan P bagian tanaman pada daur 2 yang tertinggi sampai yang terendah yaitu batang kulit cabang daun. Tanaman yang mengalami defisiensi hara P, maka P akan ditranslokasikan dari jaringan tua ke jaringan meristem. Hal ini mungkin yang menyebabkan penurunan kandungan P bagian tanaman pada daun terendah Tabel 18. Persentase kandungan K bagian tanaman pada daur 1 dari yang tertinggi sampai yang terendah yaitu batang cabang daun kulit. Sedangkan persentase kandungan K bagian tanaman pada daur 2 dari yang tertinggi sampai yang terendah yaitu batang cabang kulit