17
Kalsium berguna untuk penguat dinding sel lamela tengah dan di dalam banyak tanaman, unsur ini terdapat sebagai kristal-kristal kalsium oksalat. Kalsium mempergiat pembelahan sel-sel
meristem, membantu pengambilan nitrat dan mengaktifkan berbagai enzim. Di dalam daun yang tua terdapat lebih banyak kalsium daripada di dalam daun yang muda. Unsur hara Ca di dalam
tubuh tanaman tidak dipindahkan translokasi.
5. Magnesium Mg
Sementara Mg merupakan unsur penyusun inti klorofil pada tumbuhan Sanchez, 1976; Devlin, 1977; Bidwell, 1978, Mg diserap oleh tanaman dari larutan tanah sebagai ion Mg
2+
. Konsentrasinya dalam larutan hara selalu bervariasi antara 30 sampai 100 ppm, dengan sekitar
24 ppm merupakan level yang diperlukan kebanyakan tanaman. Kadar Mg dalam tanah berkisar 0,05 persen untuk tanah pasir dan 0,5 persen untuk tanah liat Mengel dan Kirkby,
1982, karena itu menurut pendapat Bidwell 1979 kekurangan Mg tidak perlu terjadi. Jumlah yang lebih banyak ditemukan pada tanah liat, sebab Mg yang ada merupakan mineral
ferromagnesian yang relatif mudah melapuk seperti biotit, serpentin, horblende dan olivin. Mineral tanah yang mengandung Mg antara lain MgCO
3
atau dolomit CaCO
3
MgCO
3
. Menurut Bidwell 1979, konsentrasi Mg pada daun sebesar 0,20 merupakan batas
defisiensi, sedangkan konsentrasi Mg pada daun sebesar 0,20 - 0,29 masuk selang rendah dan konsentrasi Mg pada daun sebesar 0,30 - 0,49 masuk selang optimum. Kekurangan
unsur hara Mg bagi pinus dapat dilihat pada daun jarumnya yang kuning dari ujung yang mengarah ke pangkalnya. Tanda-tanda selanjutnya terlihat pada daun jarum yang berwarna
kuning sepanjang tahun, dan hanya sedikit yang berwarna hijau terutama di sekitar kuncup. Warnanya kemudian berubah menjadi kuning emas yang mengkilap cemerlang. Mg berfungsi
untuk pembentukan klorofil, sistem enzim dan pembentukan getah Binns, et al, 1980; Mengel dan Kirkby, 1982. Dengan demikian warna kuning merupakan salah satu gejala kekurangan
unsur Mg, dan secara umum terjadi pada daun tua Bidwell, 1979.
18
Sifat Botanis, Pertumbuhan dan Biomassa Tegakan A. mangium
Sifat botanis
A. mangium termasuk sub famili Mimosoidea, famili Leguminosae. Sebelumnya nama spesies ini adalah Mangium montanum Rumph. yang kemudian diganti oleh C. L. Willdenow
Pinyopusarerk, 1993. Secara umum jenis ini dikenal dengan nama mangium, brown salwood, hickory wattle dan Sabah salwood National Academy of Science, 1983, sedangkan jenis
ini di Indonesia mempunyai nama asli Mangi-mangi Gunong Ambon. Di beberapa daerah di Indonesia jenis ini dikenal dengan nama mangium. A. mangium
termasuk jenis pohon, tingginya dapat mencapai 30 m dan diameternya dapat mencapai 90 cm atau lebih . Ranting kuat berbentuk segitiga tajam, yang disebut daun pada dasarnya bukanlah
daun tetapi tangkai daun yang melebar dan berfungsi sebagai daun, disebut phyllodia. Daun yang sudah dewasa sangat besar dengan lebar 5 sampai 10 cm dan panjang 25 cm, berwarna
hijau tua terdapat 4 atau kadang-kadang 3 buah tulang daun utama. Tulang daun utama berbentuk memanjang dan menyolok yang muncul pada ujung daun dan menyatu kembali pada
pangkal daun, sedang tulang daun sekunder berbentuk jala tetapi tidak tampak jelas National Academy of Science, 1983. Buah berbentung polong kering merekah yang melingkar ketika
masak, agak keras, panjang 7-8 cm, lebar 3-5 mm. Benih mengkilap, lonjong 3-5 x 2-3 mm, dengan ari funicle kuning cerah atau orange yang terkait dengan benih. Terdapat 66.000 -
120.000 benihkg. Umumnya kulit batang bagian bawah beralur longitudinal berwarna coklat terang sampai coklat tua Davidson, 1982. Riap rata-rata tahunan adalah 20 – 46 m
3
per hekter per tahun dengan daur 8 – 10 tahun. Pada lahan yang terganggu seperti bekas
kebakaran, tanah lempung yang sudah kurus dengan dasar batuan vulkanis, tanah gersang bekas perladangan liar, lereng terjal, lahan alang-alang, jenis ini dapat memproduksi kayu rata-rata 20
m
3
hatahun National Academy of Science, 1983