mangium Pengambilan contoh tanah
47
Keterangan : W = bobot kering, S = batang, B = cabang, L = daun T = total pohon, La = luas daun
Gambar 2. Hubungan diameter batang pohon dan tinggi total terhadap biomassa pohon
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hubungan antara diameter batang pohon tidak berbanding lurus dengan tinggi total pohon. Oleh karena itu hubungan D dan W tanpa H
menjadi pilihan terbaik seperti dilakukan oleh Brown 1997. Brown 1997 telah membuat model penduga biomassa di hutan tropika dengan model polynomial Y = a + bD + c D
2
atau model pangkat Y = a D
b
berdasarkan zona wilayah curah hujan kering, lembab dan basah. Model pendugaan biomassa daerah lembab dan basah yang diusulkan Brown 1997 adalah
model polinomial dan model pangkat. Oleh karena itu model pendugaan biomassa pohon di lokasi penelitian akan dicoba dengan menggunakan model polynomial dan model pangkat.
Penyusunan diawali dengan melihat tingkat keeratan masing-masing peubah baik antar peubah bebas maupun antara peubah tidak bebas. Setiap model yang disusun dicari nilai keofisien
determinasi R
2
, nilai simpangan kuadrat MS dan F hitung. Nilai koefisien determinasi R
2
digunakan untuk menerangkan besarnya peubah-peubah bebas yang dapat menerangkan peubah tidak bebasnya, makin besar nilai koefisien
determinasinya maka model yang dibentuk semakin baik. Nilai simpangan kuadrat digunakan untuk melihat besarnya kesalahan atau simpangan dari nilai tengahnya dimana semakin besar nilai
simpangan kuadrat maka model yang dibentuk semakin jelek. F hit digunakan untuk melihat apakah nilai-nilai koefisien regresi dapat diandalkan untuk meramalkan besarnya biomassa.
Persamaan alometrik ini digunakan untuk menduga biomassa pohon yang berdiameter 10 cm, untuk pada saat tanaman A. mangium berumur sekitar 3 tahun.
Pendugaan Nilai Tengah, Keragaman dan Uji Beda Nyata
Besarnya nilai rata-rata dan selang penduga pH tanah, kadar bahan organik, kadar hara N, P, K, Ca dan Mg pada tanah dan tanaman ditentukan secara statistik.
Nilai rata-rata ditentukan dengan rumus sebagai berikut : n
i
∑ X
i
48
- i=1
X = _____________________
n dimana :
-
X = Nilai rata -rata
X
i
= Nilai X ke i n = Banyaknya contoh
Nilai keragaman ditentukan dengan rumus : n
i
∑ X
i
- ∑
X
i 2
n i=1
S
2
= _____________________ n - 1
dimana : S
2
= Nilai keragaman ke i
Sedangkan untuk mengetahui perbedaan pH tanah, bahan organik tanah dan kadar hara N, P, K, Ca dan Mg pada tanah dan tiap bagian tanaman dilakukan uji beda nyata dari Tukey
Steel and Torrie, 1980.
49
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Kondisi Unsur Hara Tanah pada Pertumbuhan Hutan Tanaman Industri A. mangium
Berdasarkan klasifikasi tanah menurut USDA 2000 tanah di lokasi penelitian masuk Sub Order Udults, berdasarkan PPT 1981, tanah tersebut termasuk tanah Podsolik Kromik dan
berdasarkan FAOUNESCO 1974, termasuk pada tanah Kromik Acrisol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada deskripsi profil tanah Lampiran 1 dan 2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan kesuburan tanah pada daur 2 dibandingkan daur 1. Penurunan terjadi pada pH, C organik, N, Ca dan Mg tanah dimana
penurunan pH tanah sebesar 1,62, C organik tanah sebesar 0,58 , N tanah sebesar 0,12 , Ca tanah sebesar 19,76 me100 g dan Mg tanah sebesar 1,33 me100 g. Secara kualitas yang terjadi
penurunan pada daur 2 adalah pH, Ca tanah dan Mg. Adapun perubahan secara kualitas untuk derajat kemasaman pH yaitu dari agak masam pada daur 1 menjadi sangat masam pada daur 2,
untuk kadar Ca tanah dari sangat tinggi pada daur 1 menjadi sangat rendah pada daur 2 serta kadar Mg tanah dari tinggi pada daur 1 menjadi rendah pada daur 2 Tabel 2.
Hubungan antara Sifat-sifat Tanah dengan Peninggi Hutan Tanaman A. mangium