yaitu  dalam  bentuk  apa  DPR  menyampaikan  aspirasi  rakyat  tersebut, apakah  sampai  saat  ini  tugas  tersebut  berjalan  dengan  baik?”  itu  adalah
salah satu
contoh permasalahan.
Tetapi siswa
belum dapat
mengembangkan masalah yang telah diminta oleh guru. Siswa  mampu  mencari  informasi  yang relevan dari buku pelajaran
PPKn, UUD 1945, koran, maupun internet dengan situs resmi tetapi masih dilatih dan di bombing oleh guru.
Keterampilan  berpikir siswa dalam  menerapkan  model PBL sangat berpengaruh  terhadap  materi  yang  dipelajarinya.  Siswa  menjadi  lebih
paham  untuk  materi  yang  disampaikan  tanpa  menghafal  banyak.  Tetapi guru  terlebih  dahulu  memberikan  pengarahan  kepada  siswa  untuk  dapat
mencari  informasi  tersebut  yang  berkaitan  dengan  lembaga-lembaga Negara  sehingga  siswa  hanya  membaca  untuk  menemukan  solusi  yang
nanti dapat dicarinya. yang terakhir yaitu menyimpulkan. Siswa dalam hal ini  masih  ada  sebagian  siswa  yang  belum  bisa  menyimpulkan  presentasi
Karen dalam hal ini siswa hanya bisa menyimpulkan dari presentasi yang disajikan  saja  atau  hanya  ditulis  ulang,  tidak  disertai  dengan  jawaban-
jawaban yang telah diberikan.
3. Bekerjasama  dalam  Kelompok  Hasil  Utama  dari  Penerapan  Model
Problem Based Learning  Meningkatkan Sikap Demokratis
Pelaksanaan  Pembelajaran  model  Problem  Based  Learning  dalam meningkatkan  sikap demokratis terlihat pada kegiatan siswa  yang terjalin
harmonis  dengan  kelompok  lain  tanpa  menganggap  kelompoknya  yang paling hebat dan dapat menciptakan kerjasama yang baik dalam kelompok.
Dewey dalam buku My Pedagogic Creed 1897 menyatakan: Tugas  sekolah  dalam  kaitan  mengembangkan  warga  negara  yang
baik  untuk  mewujudkan  masyarakat  yang  demokratis  adalah mengembangkan  pada  diri  siswa  yang  kritis,  kemampuan  untuk
mempertanyakan,  dan  kesadaran  bahwa  mereka  tidak  bisa  hidup sendiri  melainkan  hidup  bersama  dalam  masyarakat  yang  bersifat
organik Zamroni, 2013: 146.
Menurut Djahiri dalam Apriliyanti, 2013: 9 menyatakan: Sikap  demokratis  siswa  akan  nampak  dari  bersahabat,  toleransi,
bersikap  kritis  dan  kreatif,  sensitif  terhadap  hal-hal  yang  ada  di sekitarnya, dapat melihat cara-cara yang tepat dalam memecahkan
persoalan  yang  timbul  bagi  dirinya  maupun  lingkungannya, mampu  menghargai  pendapat  orang  lain  maupun  lingkungannya,
mampu  menghargai  pendapat  orang  lain  walaupun  berbeda pendapatnya, mampu mengemukakan pendapatnya secara jelas dan
sistematis, berkeinginan untuk maju. Teori  tersebut  sesuai  dengan  temuan  dilapangan  bahwa  Sikap
demokratis  siswa  yang  muncul  dalam  pembelajaran  dengan  model Problem Based Learning di kelas VIII A adalah
terbuka terhadap pendapat orang  lain,  menghargai  pendapat  orang  lain,  bekerja  sama  atau
berkoordinasi  untuk  menghasilkan  sebuah  keputusan,  dan  kebebasan berpendapat.
Tetapi  dalam  hal  ini  sikap  demokratis  siswa  yang  paling menonjol  adalah  dengan  bekerjasama  dalam  kelompok.    Dari  sikap
demokratis  yang  terdapat  pada  perilaku  siswa  saat  berdiskusi  di  nilai sangat mendukung aktivitas belajar siswa. Sikap demokratis siswa muncul
saat  siswa  membagi  tugas  untuk  anggota  sangat  adil,  kemudian  dalam berargumen  dalam  kelompok  tidak  semena-mena  menyalahkan  pendapat
yang  lainnya.  Indikator  ketiga  lainnya  sudah  muncul,  namun  masih  ada sebagian  siswa  yang  belum  dapat  memenuhi  indikator  tersebut.  Seperti
terbuka  terhadap  orang  lain  yaitu  dimana  siswa  menerima  pendapat temannya  dengan  lapang  dada,  tidak  saling  menyalahkan,  tetapi
kenyataannya  tidak  semua  siswa  memiliki  sikap  terbuka.  Kemudian menghargai pendapat orang  lain  terlihat pada sebagian  siswa  yang  belum
bisa  menghargai  siswa  lain  yang  sedang  presentasi  di  depan.  Sebagian siswa  lebih  suka  berbicara  dengan  temannya  daripada  mendengarkan  apa
yang telah disampaikan. Sikap  demokratis  sejati  adalah  sikap  mau  menghargai  orang  lain
tanpa  membeda-bedakan  dalam  kehidupan  bersama.  Tidak  harus  didasari oleh  keegoisan  yang  menimbulkan  perpecahan,  permusuhan,  dalam
pelaksanaan dan penerapan model tersebut.
4. Instrumen  Penilaian  yang  Menunjang  Kemampuan  Berpikir  Kritis