dikarenakan sound yang digunakan hanya untuk vokal saja. Berikut ini gambar sound kecil yang digunakan pada pertunjukan sintren lais.
Gambar 4.10 Sound Sintren Lais Dokumen Bagus Indrawan, Desember 2012
4.2.2.7 Tata Lampu
Tata lampu yang digunakan pada pementasan kesenian sintren lais sangat sederhana, cukup menggunakan satu buah lampu neon panjang. Sedangkan pada
bagian samping kanan dan kiri tempat pementasan diberi obor.
4.2.3 Penonton
Penonton dari pertunjukan kesenian sintren lais adalah masyarakat sekitar arena pertunjukan yang terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua baik laki-
laki maupun perempuan. Mereka datang tanpa diundang, sebagian besar dari mereka datang karena mendengar musik yang dimainkan pada saat sebelum pementasan.
Selain itu waktu pementasan pada malam hari menjadi waktu yang tepat bagi seluruh
warga untuk beristirahat setelah seharian bekerja. Penonton mencari tempat sesuai dengan keinginan dan kehendak masing-masing. Beberapa penonton sampai rela
membawa kursi plastik sebagai tempat duduk mereka demi mendapatkan kenyamanan dalam menikmati pertunjukan sintren lais. Ada juga penonton yang rela
membawa tikar sebagai tempat duduk supaya bisa menyaksikan pertunjukan sintren lais
bersama dengan penonton yang lain.
4.3 Fungsi Kesenian Sintren Lais
Mengkaji suatu seni pertunjukan yang dilandasi oleh konsep masing-masing pendukung dan pemiliknya, terdapat permasalahan yang sangat kompleks dan hal ini
merupakan keseulitan, sehingga tidak dapat merekontruksi dan menyimpulkan seni pertunjukan secara objektif berdasarkan sudut pandangnya sendiri. Oleh karena itu,
berbagai teori dan metode keilmuan serta pendekatan etnomusikologi dengan didukung oleh ilmu-ilmu lainnya sangatlah diperlukan untuk mengungkap
permasalahan yang berkaitan dengan pertunjukan dan konteks budaya. Lebih jauh lagi, bila melihat musik pengiring kesenian sintren lais sebagai objek dari penelitian
ini, maka perlu dianalisa lebih jauh mengenai fungsinya. Penulis mengacu kepada fungsi seni pertunjukan yang dikemukakan oleh Soedarsono 2002: 123 dalam
bukunya yang berjudul Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, bahwa secara garis besar fungsi seni pertunjukan dalam kehidupan manusia bisa dikelompokkan
menjadi tiga yaitu, 1 seni sebagai sarana ritual, penikmatnya adalah kekuatan-