Struktur Bentuk Analisa Musik Pengiring Syair

: pola pukulan bende pada hitungan ketiga : pola pukulan kempul pada hitungan kelima : pola pukulan gong pada hitungan ketujuh t p b : pola pukulan kendang t : bunyi tak kendang p : bunyi pung kendang b : bunyi bah kendang

4.2.1.4 Struktur Bentuk Analisa Musik Pengiring

Struktur bentuk musik pengiring pada sajian kesenian sintren lais memiliki dua bagian yaitu bagian A dan B. Sebagai contoh syair yang terdapat pada lagu solasih solandana berikut ini, Solasih solandana Menyata ngundang dewa Ana dewa daning sukma Widadari temuruna Runtung-runtung sesanga Nggo ngranjing awak ira Terjemahan syair lagu di atas dalam bahasa Indonesia: Solasih solandana Bangunlah memanggil dewa Ada dewa di dalam raga Bidadari turunlah Berurutan Sembilan Untuk masuk dalam raga saya Syair bagian pertama adalah syair kiasan atau disebut dengan bagian A, sedangkan syair kedua sampai syair keenam merupakan arti sebenarnya atau disebut dengan bagian B.

4.2.1.5 Syair

Syair-syair yang dibawakan pada kesenian sintren lais mengandung mantra yang dapat mendatangkan roh bidadari. Pada saat sintren lais mulai dimasukkan pada kurungan, lagu turun sintren mulai didendangkan. Kemudian dilanjutkan dengan lagu solasih solandana dan panji pawon. Setelah tiga lagu selesai dinyanyikan, kurang lebih sekitar 10 sampai 20 menit kurungan diangkat dan sintren berdiri kemudian menari dengan diiringi lagu emprit gelawu, kembang kapianjing, gonjang-ganjing, enthok-enthok longok , gandul siti, rujak cengkir, menur imbang, dan dammar batre. Berikut ini beberapa syair dengan notasi balok yang dibawakan pada kesenian sintren lais. Kembang lopa lapi Perahu kapal roda wesi 9 sing nonton wira wiri - goletena bodor an 17 dacilik tugel tengahe penganten anyar mbang kana 25 pring gat a mbu ri ri me nggo tu su i li ri ngan ngan dice 29   Kempang Lopa-Lapi                                                                       

4.2.1.6 Tempo, Dinamika dan Ekspresi

Tempo adalah waktu, kecepatan Banoe, 2003: 410. Selanjutnya dinamik atau dinamika adalah keras lembutnya dalam cara memainkan musik Banoe, 2003: 116. Ekspresi adalah ungkapan Edmund Prier, 2009: 40. Musik pengiring yang digunakan pada sajian kesenian sintren lais memiliki tempo yang stabil, kecuali pada saat akan selesai tempo mulai melambat. Selain tempo yang stabil, dinamika musik terdengar monoton meskipun membawakan berbagai tembang yang berbeda. Karena dinamika yang monoton inilah yang mengundang roh leluhur untuk masuk ke dalam tubuh lais.

4.2.1.7 Instrumen

Kesenian sintren lais di desa Balapulang Kulon kabupaten Tegal menggunakan iringan gamelan dengan laras pentatonic slendro dengan nada ji 1, ro 2, lu 3, mo 5, nem 6. Alat musik yang digunakan diantaranya adalah saron dua buah, kendang, gambang, bende, kempul dan gong. Selain menggunakan seperangkat gamelan kecil, kesenian sintren lais juga dilengkapi dengan vokal. Peran alat musik dalam kesenian sintren lais adalah sebagai musik pengiring dimana musik memberikan suasana yang membimbing penari untuk melakukan gerak yang lembut dan lincah. Irama musiknya monoton, karena pola tabuhan dipukul secara berulang- ulang dengan irama yang sama untuk memanggil roh bidadari supaya masuk kedalam lais . Berikut ini peneliti sajikan gambar alat musik yang digunakan pada kesenian sintren lais di desa Balapulang Kulon kabupaten Tegal: Gambar 4.1 Saron Dokumen Bagus Indrawan, Desember 2012