Gambar 4.8 Tempat Pementasan Sintren Lais Dokumen Bagus Indrawan, Desember 2012
4.2.2.4 Tata Rias
Rias yang digunakan sintren lais tidak memakai rias apapun, cukup polosan saja. Lais sama sekali tidak mengenakan lipstik maupun alas bedak sebagaimana
sewajarnya sebuah pertunjukan. Jika dilihat, maka wajah lais terlihat pucat ditambah lagi dengan pementasan yang berlangsung pada malam hari tanpa penerangan yang
cukup. Selain lais, kemlandang dan babu juga sama tidak memakai rias.
4.2.2.5 Tata Busana
Tata busana yang digunakan penari dalam kesenian sintren lais di desa Balapulang Kulon kabupaten Tegal adalah memakai busana keseharian sebelum
dimasukkan ke dalam kurungan dan setelah keluar dari kurungan, lais memakai busana yang sudah dipersiapkan. Busana yang dipersiapkan sebagai pakaian ganti lais
diantaranya: 1 busana Jawa lengan panjang; 2 jarit; 3 sampur; 4 jamang sebagai aksesoris dan berfungsi sebagai penutup kepala; 5 kaca mata sebagai
penutup mata karena lais menari dalam keadaan mata tertutup; 6 ronce melati sebagai hiasan diantara kedua sisi jamang ; dan 7 stagen.
Selain lais, masih ada lagi pendukung kesenian sintren lainnya seperti kemlandang
dan babu. Kemlandang menggunakan pakaian beskap hitam, bawahan jarik parang, dan dilengkapi dengan blangkon sebagai penutup kepala. Sedangkan
babu memakai pakaian hitam-hitam seperti pakaian pencak silat dengan dilengkapi ikat kepala.
Berikut ini gambaran busana yang digunakan oleh lais.
Gambar 4.9 Busana Lais Dokumen Bagus Indrawan, Desember 2012
4.2.2.6 Tata Suara Sound Sistem
Sound sistem yang digunakan pada kesenian sintren lais di desa Balapulang
Kulon kabupaten Tegal cukup sederhana, yaitu menggunakan sound kecil yang hanya digunakan untuk vokal saja. Musik pengiring pada kesenian sintren lais tidak
menggunakan pengeras suara, karena suara saron, gambang, kendang, bende, kempul dan gong sudah cukup keras. Tidak seperti pertunjukan kesenian tradisional lainnya,
kesenian sintren lais tidak melakukan check sound pada saat pementasan. Hal ini