4.2.2.3 Tata Panggung dan Waktu Pertunjukan
Tata panggung yang digunakan dalam pementasan kesenian sintren lais biasanya menggunakan panggung terbuka atau di alam terbuka. Posisi penonton
bebas, bisa melihat dari sisi samping kiri, kanan, maupun dari depan. Selama pementasan sintren lais di desa Balapulang Kulon kabupaten Tegal, belum pernah
sesekali menggunakan ruang tertutup. Beberapa tempat yang pernah digunakan dalam pementasan kesenian sintren lais diantaranya halaman rumah Kasirun sebagai
kemlandang , dan di depan stasiun Balapulang Kulon.
Pementasan kesenian sintren lais biasanya dimulai dari pukul 21.00-22.30 wib. Setelah pementasan sintren lais berakhir, kemudian dilanjutkan dengan kesenian
lainnya. Akhir-akhir ini pementasan sintren lais mulai berkurang frekuensi pertunjukanya. Hal ini dikarenakan tidak adanya regenerasi personil pemusik. Selain
itu pemeran sintren lais tidak semua orang mau menjadi lais. Berikut ini gambar tempat pementasan sintren lais yang berada di depan rumah Kasirun sebagai
kemlandang sintren lais,
Gambar 4.8 Tempat Pementasan Sintren Lais Dokumen Bagus Indrawan, Desember 2012
4.2.2.4 Tata Rias
Rias yang digunakan sintren lais tidak memakai rias apapun, cukup polosan saja. Lais sama sekali tidak mengenakan lipstik maupun alas bedak sebagaimana
sewajarnya sebuah pertunjukan. Jika dilihat, maka wajah lais terlihat pucat ditambah lagi dengan pementasan yang berlangsung pada malam hari tanpa penerangan yang
cukup. Selain lais, kemlandang dan babu juga sama tidak memakai rias.
4.2.2.5 Tata Busana
Tata busana yang digunakan penari dalam kesenian sintren lais di desa Balapulang Kulon kabupaten Tegal adalah memakai busana keseharian sebelum
dimasukkan ke dalam kurungan dan setelah keluar dari kurungan, lais memakai busana yang sudah dipersiapkan. Busana yang dipersiapkan sebagai pakaian ganti lais
diantaranya: 1 busana Jawa lengan panjang; 2 jarit; 3 sampur; 4 jamang sebagai aksesoris dan berfungsi sebagai penutup kepala; 5 kaca mata sebagai
penutup mata karena lais menari dalam keadaan mata tertutup; 6 ronce melati sebagai hiasan diantara kedua sisi jamang ; dan 7 stagen.
Selain lais, masih ada lagi pendukung kesenian sintren lainnya seperti kemlandang
dan babu. Kemlandang menggunakan pakaian beskap hitam, bawahan jarik parang, dan dilengkapi dengan blangkon sebagai penutup kepala. Sedangkan