Kelas Belajar KAJIAN PUSTAKA

17

2.4. Kelas Belajar

Kelas belajar merupakan bagian dari penyuluhan pertanian yang didalamnya terdapat dua jenis kegiatan yaitu pelatihan dan penyuluhan. Kelas belajar dilakukan oleh penyuluh pertanian pada kelompok tani untuk mengubah perilaku sasaran petani agar mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang dikehendaki sehingga permasalahan tentang aspek fisik meliputi lahan, iklim, air, dan udara serta aspek sosial meliputi tenaga kerja, tradisi, teknologi dan ekonomi masyarakat yang dihadapi oleh petani dapat diatasi. Melalui kelas belajar, setiap petani dididik agar mampu memecahkan masalah yang dihadapi walaupun harus melalui tahapan-tahapan tertentu Setiana, 2005:32. Kelas belajar pada kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggota kelompok tani. Kegiatan kelas belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu penyuluhan dan pelatihan yang dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, dan praktekpenerapan di lapangan Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:2. Penyuluhan dalam kelas belajar diartikan sebagai kegiatan penyebarluasan informasi dan penjelasan yang diberikan oleh petugas Penyuluh Pertanian Lapangan PPL kepada peserta didik agar dapat merangsang terjadinya proses perubahan perilaku peserta didik, sedangkan pelatihan dalam kelas belajar dapat diartikan sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan ketrampilan. Penyuluhan pada kelas belajar dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi, sedangkan pelatihan dilaksanakan menggunakan metode praktekpenerapan langsung Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:2. 18 Pelaksanaan kelas belajar dibagi menjadi tiga tahapan yaitu perencanaan kelas belajar, pelaksanaan kelas belajar dan evaluasi pelaksanaan kelas belajar Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:2. Tahap perencanaan kelas belajar meliputi perencanaan materi kelas belajar. Materi kelas belajar harus disusun atas dasar kebutuhan serta permasalahan yang dialami petani. Materi yang baik dalam kelas belajar adalah yang sesuai dengan kajian geografi pertanian, tidak bertentangan atau sesuai dengan adat atau kepercayaan yang berkembang di daerah setempat, menarik karena dapat memperbaiki produksi pertanian, dapat meningkatkan pendapatan, yang lebih penting lagi dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran penyuluhan pertanian Setiana, 2005:53. Perencanaan yang kedua yaitu perencanaan tempat kelas belajar. Tempat dilaksanakannya kelas belajar harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan pada kelas belajar atau disesuaikan dengan jenis pelaksanaan kelas belajar yang sudah direncanakan. Perencanaan yang ketiga yaitu perencanaan frekuensi pelaksanaan kelas belajar. Kelas belajar yang baik adalah kelas belajar yang dilaksanakan dua kali dalam satu bulan, apabila pelaksanaan tersebut sulit untuk dilakukan maka bisa satu kali dalam satu bulan dan apabila pelaksanaan tersebut masih sulit dilakukan maka sekurang-kurangnya kelas belajar bisa dilaksanakan satu kali lebih dari satu bulan Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:4. Tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan kelas belajar, pada tahap ini terdapat beberapa komponen yang menyangkut kegiatan kelas belajar yaitu peserta, fasilitator, materi, metode, media, pendekatan dan kendala pada saat pelaksanaan kelas belajar. Peserta kelas belajar adalah anggota kelompok tani yang menghadiri 19 pelaksanaan kelas belajar dan melakukan presensi. Peserta kelas belajar dikategorikan tinggi apabila dihadiri lebih dari 75 dari total anggota kelompok tani, kategori sedang apabila dihadiri sekitar 50 sampai dengan 75 dari total anggota, kategori rendah apabila dihadiri kurang dari 50 dari total anggota kelompok tani Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:4. Fasilitator kelas belajar adalah orang yang memfasilitasi pelaksanaan kelas belajar yang dalam hal ini orang tersebut yaitu petugas Penyuluh Pertanian Lapangan PPL. Materi dalam kelas belajar adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran, baik yang menyangkut ilmu atau teknologi. Materi kelas belajar yang didasarkan pada kajian geografi adalah materi mengenai kawasan pertanian, komoditas pertanian, sistem pertanian, sistem produksi pertanian, klasifikasi penggunaan lahan untuk pertanian, faktor fisik dan non fisik dalam pertanian, dampak pertanian, karakteristik dan klasifikasi usaha tani, dan strategi pengembangan pertanian April, 2000:36. Metode penyampaian materi dalam kelas belajar yang digunakan pada penyuluhan ataupun pelatihan yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab dan praktek, sedangkan metode pendekatan yang digunakan pada kelas belajar ada tiga yaitu: metode berdasarkan pendekatan perorangan personal approach, metode berdasarkan pendekatan kelompok group approach, metode berdasarkan pendekatan massal mass approach. Penggunaan metode penyampaian materi dan metode pendekatan kepada anggota kelompok tani diserahkan sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Penyuluh Pertanian Lapangan PPL Slamet dalam Setiana, 2005:32. 20 Media dalam kelas belajar adalah alat bantu yang digunakan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan PPL untuk menyampaikan materi kepada peserta kelas belajar. Media yang digunakan dalam kelas belajar sangat beragam, seperti digambarkan dalam Gambar 2.1. Gambar 2.1. Ragam Alat Bantu Peraga Penyuluhan Setiana, 2005:54 Media-media seperti pada Gambar 2.1 merupakan media yang digunakan dalam penyuluhan pertanian secara umum, namun dalam kelas belajar yang didasarkan pada kajian geografi pertanian media yang digunakan yaitu gambar dan alat peraga. Pelaksanaan kelas belajar memiliki kendala atau permasalahan yang dihadapi oleh peserta kelas belajar, Penyuluh Pertanian Lapangan PPL, atau dialami oleh keduanya. Kendala-kendala yang terdapat dalam pelaksanaan Lambang Grafika Alat Peraga Penyuluhan Gambar Diproyeksikan Barang Cetakan Benda  Pamflet  Leaflet  Broshur  booklet  Placard  Poster  Flipchard  Photo  Sheet  Slide  Diagram  Schema  Peta  Sampel contoh  Model tiruan  Specimen benda yang diawetkan 21 kelas belajar dibedakan menjadi dua yaitu kendala yang diakibatkan oleh faktor internal dan kendala yang diakibatkan oleh faktor eksternal. Kendala yang diakibatkan oleh faktor internal yaitu kendala-kendala yang disebabkan oleh permasalahan diri sendiri atau permasalahan dari kelompok tani, sedangkan kendala yang diakibatkan oleh faktor eksternal yaitu kendala yang disebabkan oleh permasalahan yang timbul dari luar kelompok tani Setiana, 2005: 35. Tahap yang terakhir yaitu evaluasi pelaksanaan kelas belajar, yang berfungsi untuk mengetahui keberhasilan belajar mengajar di kelompok tani. Evaluasi ini dilakukan dengan mengamati beberapa anggota kelompoktani yang menerapkan dan berhasil. Dilakukan pencatatan penyebab keberhasilan dan penyebab ketidakberhasilan, serta penyebab anggota kelompoktani yang tidak menerapkan hasil belajar mengajar. Catatan yang diperoleh digunakan sebagai dasar merencanakan kegiatan kelas belajar berikutnya Pusat Penyuluhan Pertanian, 2012:7.

2.5. Kondisi Sosial dan Ekonomi Petani