3 Pengembangan Kalimat efektif
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kalimat yang efektif menurut Widowson dalam Supono, 2008: 2.19 adalah persyaratan
kalimat efektif dan kiat pengembangan kalimat efektif. Syarat kalimat efektif bertolok ukur pada kebenaran kaidah bahasa dan kecocokan atau
kekompakan kalimat dalam konteks kebahasaan maupun non- kebahasaan. Sedangkan ada empat kiat dalam mengembangkan kalimat
efektif kiat pengulangan, kiat pengedepanan, kiat penyejajaran, dan kiat pengaturan variasi kalimat.
2.1.9 Pembelajaran Kooperatif
Artz dan Newman dalam Huda, 2012:29 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan kelompok kecil
siswa yang bekerjasama untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan tugas atau mencapai satu tujuan bersama. Sedangkan menurut Suprijono 2012:54
pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan
oleh guru. Peran guru dalam pembelajaran kooperatif adalah membentuk kelompok-kelompok dengan hati-hati agar semua anggota dalam kelompok
tersebut dapat bekerjasama untuk mempelajari materi yang disampaikan dan membantu teman satu kelompok untuk mempelajarinya juga.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Hamdani 2011:31 adalah a.
setiap anggota dalam kelompok memiliki peran
b. terjadi interaksi antar siswa
c. setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga
teman-teman sekelompoknya d.
guru membantu dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan inter- personal kelompok
e. interaksi guru terhadap kelompok hanya pada saat diperlukan.
Jadi, pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran untuk mengajarkan siswa agar bekerjasama dalam kelompok kecil dan membantu
anggota satu kelompoknya dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2.1.10 Model Pembelajaran Cooperative Script
2.1.10.1 Pengertian Model Cooperative Script
Menurut Lambiotte, dkk dalam Huda, 2013:213, cooperative script adalah salah satu strategi pembelajaran dimana siswa bekerja secara berpasangan
dan bergantian secara lisan dalam mengikhtisarkan bagian-bagian materi yang dipelajari. Sedangkan menurut Slavin dalam Shoimin, 2014: 49, cooperative
script merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat siswa. Model cooperative script membantu siswa berpikir secara sistematis dan
konsentrasi pada materi pelajaran, saling bekerjasama satu sama lain dan menemukan ide-ide pokok yang disampaikan guru.
2.1.10.2 Karakteristik Model Cooperative Script
Karakteristik dari model Cooperative Script yaitu terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi, yaitu siswa satu dengan
yang lainnya sepakat untuk menjalankan perannya masing-masing. Siswa yang berperan sebagai pembicara membacakan hasil pemecahan masalahnya sedangkan
pendengar menyimak, mendengarkan dan mengoreksi kesalahan yang dilakukan oleh pembicara. Pemecahan masalah dipecahkan bersama untuk kemudian
disimpulkan. Peran guru dalam model ini sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru mengontrol jalannya pembelajaran dan memberiakn arahan kepada siswa apabila merasa kesulitan. Siswa saling
berinteraksi untuk mencapai kesepakatan melalui diskusi. Siswa menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok materi, saling mengoreksi kesalahan dan membuat
kesimpulan bersama.
2.1.10.3 Langkah-langkah Model Cooperative Script
Suprijono 2012: 126 mengemukakan tahap-tahap pelaksanaan model cooperative script adalah sebagai berikut.
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b. Guru membagikan wacanamateri tiap siswa untuk dibaca dan
membuat ringkasan. c.
Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar melakukan hal berikut.
3 Menyimakmengoreksimenunjukkan ide-ide pokok yang
kurang lengkap. 4
Membantu mengingatmenghafalkan ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi
lainnya. e.
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas.
f. Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru.
g. Penutup
2.1.10.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Cooperative Script
Menurut Huda 2013: 215 kelebihan dari model pembelajaran cooperative script diantaranya adalah:
a. Dapat menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru, daya berpikir kritis,
serta keberanian dalam menyampaikan pendapatnya. b.
Menumbuhkan rasa percaya diri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain.
c. Berlatih memecahkan masalah dengan mengungkapkan idenya
secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya. d.
Membantu siswa untuk saling menghormati
e. Memotivasi siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.
f. Memudahkan siswa dalam berdiskusi dan berinteraksi sosial
g. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
Meskipun memiliki kelebihan, namun model ini juga memiliki kekurangan. Menurut Huda 2013: 215 kekurangan model cooperative script
adalah sebagai berikut. a.
Beberapa siswa takut dalam mengemukakan idenya karena akan dinilai oleh temannya.
b. Waktu yang digunakan dalam penerapan model ini cukup lama
c. Guru harus melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap tugas siswa
untuk menghitung hasil prestasi kelompok. d.
Kesulitan dalam membentuk kelompok yang solid dan dapat bekerjasama dengan baik.
e. Kesulitan menilai siswa secara individu karena mereka berada dalam
kelompok.
2.1.11 Media Gambar Seri