Perkembangan Nilai Tukar Riil Rupiah Terhadap Dolar Amerika

4.1.6 Perkembangan Nilai Tukar Riil Rupiah Terhadap Dolar Amerika

Serikat Nilai tukar berperan penting dalam pengambilan keputusan belanja, karena nilai tukar memungkinkan kita menterjemahkan harga-harga dari berbagai negara kedalam satu bahasa yang sama Krugman, 2005:71. Perkembangan nilai tukar rupiah pada tahun 1977-2011 dapat dikategorikan dalam tiga periode. Periode yang pertama adalah periode tahun 1977-1978. Periode ini ditandai dengan diberlakukannya Kurs Tetap Fixed Exchange Rate. Periode yang kedua yaitu tahun 1978-2007. Periode ini ditandai dengan diberlakukannya sistem nilai tukar mengambangterkendali. Sedangkan periode ketiga adalah periode antara tahun 2007 sampai dengan sekarang. Periode ini ditandai dengan diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang bebas sebagai pengganti sistem nilai tukar mengambang terkendali.Perkembangan nilai tukar riil rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.6 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika SerikatTahun 1977-2011RpUSD Sumber : Bank Indonesia diolah 5000 10000 15000 20000 25000 Sejak tahun 1964, berdasarkan UU No. 32 tahun 1964, Indonesia menerapkan sistem nilai tukar tetap. Nilai tukar rupiah ditentukan sebesar Rp 250dolar. Dalam perjalanannya, Indonesia sempat mendevaluasi kurs tetapnya sebagai dampak dari overvaluatedyang mengancam aktivitas ekspor-impor. Pada tanggal 17 April 1970 Indonesia merubah kurs tetapnya dari posisi semula sebesar Rp 250dolar menjadi Rp 378dolar. Devaluasi yang kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 1971 menjadi Rp 415dolar dan yang ketiga pada tanggal 15 November 1978 dengan nilai tukar sebesar Rp 625dolar. Pada tahun1978-1997,perkembangan nilai tukar riil rupiah terhadap dolar Amerika Serikat cenderung naik dengan stabil. Hal ini dikarenakan siistem nilai tukar mengambang terkendali yang diterapkan oleh Indonesia. Pada sistem ini nilai tukar rupiah diambangkan terhadap sekeranjang mata uang basket currencies negara-negara mitra dagang utama Indonesia, termasuk terhadap dolar Amerika Serikat. Dengan sistem tersebut, Bank Indonesia menetapkan nilai tukar indikasi dan membiarkan nilai tukar bergerak di pasar dengan spread tertentu. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah, maka Bank Indonesia melakukan intervensi bila nilai tukar bergejolak melebihi batas atas atau batas bawah spread Triyono, 2008. Pada pertengahan Juli 1997, rupiah mengalami tekanan yang berasaldari currency turmoil yang melanda Thailand dan menyebar ke negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Oleh karena itu, dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang, pada tanggal 14 Agustus 1997, Bank Indonesia memutuskan untuk menghapus rentang intervensi sehingga nilai tukar Rupiah dibiarkan mengikuti mekanisme pasar. Sejak diterapkannya sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat semakin merosot. Pada akhir tahun 1997, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat ditutup padaangka 4,650 atau dalam nilai tukar riil sekitar 6,773 rupiah per dolarnya. Pada tahun-tahun berikutnya, perekonomian Indonesia masih belum stabil. Hal ini berdampak pada semakin melemahnya nilai tukar rupiah. Pada tahun 2001, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat ditutup pada angka 10,400 atau dalam nilai tukar riil sekitar 20,336 rupiah perdolarnya. Pada tahun 2008, terjadi krisis di negara Amerika Serikat yang membuat melemahnya dolar Amerika Serikat terhadap sebagian besar mata uang. Hal ini menjadikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat. Pada akhir tahun 2008, nilai tukar rupiah terhadap dolar ditutup 7,566 atau dalam nilai tukar riil sekitar 15,708 rupiah per dolarnya. Pasca krisis 2008 yang terjadi di Amerika Serikat, Nilai tukar rupiah kembali melemah seiring dengan membaiknya perekonomian Amerika Serikat. Pada tahun 2010 dan 2011, nilai tukar rupiah cenderung terjaga pada kisaran 9,000-an. Pada tahun 2010 dan 2011, rupiah ditutup 9,143 dan 9,114 dengan nilai tukar riil sekitar 19,336 dan 19,142 rupiah per dolarnya. Nilai tukar riil cenderung lebih besar dari nilai tukar nominalnya dikarenakan tingkat inflasi di Indonesia cenderung lebih besar daripada tingkat inflasi yang terjadi di Amerika Serikat.

4.2 Hasil Penelitian