4.3.3 Pengaruh Gross Domestic Product Riil Amerika Serikat Terhadap
Volume Ekspor Vanili Indonesia ke Amerika Serikat a
Jangka Pendek
Hasil dalam estimasi jangka pendek atau dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun, variabel gross domestic product riil Amerika Serikat memiliki nilai
koefisien regresi sebesar 7.621 dengan t-statistic sebesar 1.772 dan probability t- statistic sebesar 0.088. Dalam ketentuaan statistik, pengaruh gross domestic
product riil Amerika Serikat terhadap permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat tidak dapat dibuktikan yang ditandai dengan nilai probability t-
statistic yang lebih besar dari derajat kepercayaan α yang digunakan yaitu 5.
Jika dilihat dari ketentuan ekonomi kesesuaian tanda, pengaruh dari gross domestic product riil Amerika Serikat terhadap permintaan ekspor vanili
Indonesia ke Amerika Serikat bersifat positif sesuai dengan hipotesis. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi gross domestic product riil Amerika Serikat, maka
permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat akan semakin meningkat dan sebaliknya.
Efek pendapatan menyatakan bahwa semakin tinggi pendapatan dari konsumen, maka jumlah barang yang diminta akan meningkat. Hal ini
dikarenakan kenaikan pendapatan membuat anggaran untuk membeli barang budget line semakin besar, sehingga lebih banyak barang dan jasa yang dapat
dibeli. Efek pendapatan tersebut berlaku untuk kasus barang normal dan barang mewah. Pada kasus barang inferior atau barang berkualitas rendah, kondisi yang
terjadi adalah sebaliknya. Peningkatan pendapatan akan berdampak pada penurunan permintaan dan penurunan pendapatan akan berdampak pada
peningkatan permintaan. Pada kasus ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat, kualitas vanili Indonesia yang tidak seragam dan cenderung buruk, manjadikan
kenaikan pendapatan gross domestic product tidak berpengaruh pada peningkatan permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat Sumber :
Layanan informasi umum penelitian, pengembangan dan teknis pertanian, 2012. Kemampuan suatu bangsa untuk mengimpor sangat tergantung pada
pendapatan nasionalnya. Semakin besar pendapatan nasional suatu negara semakin besar pula kemampuan negara tersebut mengimpor. Hubungan antara
impor dengan pendapatan nasional tidak berupa hubungan proporsionalSamuelson, 1997:328. Tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa jika
pendapatan nasional bertambah menjadi dua kali lipat, maka imporpun akan menjadi dua kali lipat. Hal inilah yang menjadikan hubungan antara GDP riil
Amerika Serikat memiliki tanda koefisien regresi atau pengaruh yang positif namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap permintaan ekspor
vanili Indonesia ke Amerika Serikat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa besarnya pengaruh antara pendapatan nasional terhadap impor ditentukan oleh hasrat
mengimpor marjinal marginal propensity to impor yang besar nya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kebutuhan impor atas barang tersebut, harga barang
tersebut, harga barang lain yang memiliki hubungan yang erat, selera konsumen terhadap barang-barang impor dan lain-lain.
b Jangka Panjang
Hasil dalam estimasi jangka panjang atau dalam kurun waktu lebih dari 5 tahun, variabel gross domestic product riil Amerika Serikat memiliki nilai
koefisien regresi sebesar 1.011 dengan t-statistic sebesar 0.533 dan probability t- statistic sebesar 0.598. Dalam ketentuaan statistik, pengaruh gross domestic
product riil Amerika Serikat terhadap permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat tidak dapat dibuktikan yang ditandai dengan nilai probability t-
statistic yang lebih besar dari derajat kepercayaan α yang digunakan yaitu 5.
Jika dilihat dari ketentuan ekonomi kesesuaian tanda, pengaruh dari gross domestic product riil Amerika Serikat terhadap permintaan ekspor vanili
Indonesia ke Amerika Serikat bersifat positif sesuai dengan hipotesis. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi gross domestic product riil Amerika Serikat, maka
permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat akan semakin meningkat dan sebaliknya.
Dalam jangka panjang, perilaku perubahan permintaan ekspor vanili Indonesia ternyata tidak dipengaruhi oleh gross domestic product Amerika
Serikat. Hasil ini menunjukan bahwa pada perilaku jangka panjang, kondisi yang terjadi hampir sama dengan kondisi yang terjadi pada jangka pendek. Trend
kenaikan pada gross domestic product riil Amerika Serikat tidak menjamin ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat juga akan naik. Hasil dalam jangka panjang
semakin menegaskan bahwa tidak dapat ditarik kesimpulan jenis barang dari vanili Indonesia barang normal, barang mewah atau pun barang berkualitas
rendah. Hal ini dikarenakan tidak seragamnya kualitas dari vanili Indonesia yang
diekspor ke Amerika Serikat. Hal ini berarti juga bahwa hubungan antara GDP riil Amerika Serikat terhadap permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat
tidak berupa hubungan proporsional. Tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa jika pendapatan nasional bertambah menjadi dua kali lipat, maka imporpun akan
menjadi dua kali lipat. Hal inilah yang menjadikan hubungan antara GDP riil Amerika Serikat memiliki tanda koefisien regresi atau pengaruh yang positif
namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat.
4.3.4 Pengaruh Jumlah ImporVanili Amerika Serikat Terhadap Volume