curve. Gambar 2.1 juga menunjukan ketika harga barang X turun dari P
x
menjadi P
x
dan harga Y tetap maka budget line akan berayun ke kanan menjadi garis -
′
. Posisi equilibrium yang baru adalah C. Jadi dengan adanya penurunan harga barang X
1
maka jumlah barang X yang diminta naik dari OX
1
menjadi OX
3
. Hal ini menunjukan bahwa perilaku konsumen menurut hukum permintaan terbukti.
Faktor yang menjelaskan perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan harga barang dapat dijelaskan dengan efek substitusi dan
efek pendapatan. Efek subtitusi menjelaskan bahwa ketika harga suatu barang turun, maka konsumen akan membeli lebih banyak barang tersebut dan
mengurangi pembelian terhadap barang subtitusinya. Hal ini dilakukan konsumen agar tingkat kepuasan yang diperoleh dapat meningkat. Sedangkan menurut efek
pendapatan, perilaku konsumen yang menambah pembelian barang yang mengalami penurunan harga dikarenakan pendapatan riil konsumen meningkat.
Dengan turunnya harga, maka konsumen mengeluarkan uang lebih sedikit untuk membeli jumlah barang yang sama.
2.1.3 Elastisitas Permintaan
Salah satu karakteristik penting dari kurva atau fungsi permintaan pasar adalah derajat kepekaan jumlah permintaan terhadap perubahan salah satu faktor
yang mempengaruhinya. Ukuran derajat kepekaan ini disebut elastisitas. Menurut Boediono 2008: 31, ada beberapa macam konsep elstisitas yang berhubungan
dengan permintaan antara lain :
1 Elastisitas Harga
Elstisitas harga E
h
yaitu presentase perubahan jumlah yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut dengan 1 satu persen.
Bila E
h
1, permintaan bersifat elastis, bila 0 E
h
1, permintaan bersifat inelastis dan bila E
h
= 1, disebut unitary elastisitas.
2 Elastisitas harga silang.
Elastisitas harga silang E
s
yaitu presentase perubahan jumlah yang diminta akan sesuatu barang yang diakibatkan oleh perubahan harga barang lain
yang mempunyai hubungan.
E
s
bernilai positif bila hubungan barang X dan barang Y bersifat subtitusi. Hal ini berarti bahwa kenaikan harga barang Y akan berakibat turunnya penawaran
barang Y dan naiknya penawaran barang X. E
s
bernilai negatif bila hubungan barang X dan Y bersifat komplementer. Hal ini berarti bahwa kenaikan harga
barang Y akan berakibat turunnya permintaan barang Y dan turunnya permintaan barang X.
3 Elastisitas pendapatan
Elastisitas pendapatan E
p
adalah persentase perubahan permintaan akan suatu barang yang diakibatkan oleh kenaikan pendapatan income riil konsumen.
Suatu barang termasuk barang normal jika permintaannya memiliki elastisitas pendapatan positif, dan barang inferior bila elastisitas pendapatannya negatif.
Koefisien elastisitas harga dapat dihitung dengan dua cara yaitu elastisitas busur Arc Elasticity dan elastisitas titik Point Elasticity.
P P
P
1 B
K P
2 A
C
P
1 B
Q
1
Q
2
Q
1
Gambar 2.2 Elastisitas Busur Arc Elasticity dan Elastisitas Titik Point Elasticity
Arc Elasticity Point Elasticity
ΔABC dianggap sangat kecil Limit AB = 0
Rumus menghitung elastisitas harga dengan elastisitas busur Arc Elasticity E
h
adalah : ∆
∆
Keterangan : E
h
= Elastisitas harga Q
= Permintaan P
= Harga ΔP
= Perubahan Harga ΔQ
= Perubahan Permintaan
Arc elasticity menganggap adanya perubahan harga yang cukup berarti besar. Bila perubahan harga kecil maka rumus elastisitas titik bisa digunakan.
Rumus yang tepat untuk kasus perubahan harga yang kecil adalah point elasticity yaitu sebagai berikut ;
. .
Keterangan : E
h
= Elastisitasharga
Q = Permintaan
P = Harga
dP = Perubahan Harga
dQ = Perubahan Permintaan
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Vanili