Pengaruh Jumlah ImporVanili Amerika Serikat Terhadap Volume

diekspor ke Amerika Serikat. Hal ini berarti juga bahwa hubungan antara GDP riil Amerika Serikat terhadap permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat tidak berupa hubungan proporsional. Tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa jika pendapatan nasional bertambah menjadi dua kali lipat, maka imporpun akan menjadi dua kali lipat. Hal inilah yang menjadikan hubungan antara GDP riil Amerika Serikat memiliki tanda koefisien regresi atau pengaruh yang positif namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat.

4.3.4 Pengaruh Jumlah ImporVanili Amerika Serikat Terhadap Volume

Ekspor Vanili Indonesia ke Amerika Serikat a Jangka Pendek Hasil dalam estimasi jangka pendek atau dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun, variabel jumlah impor vanili Amerika Serikatmemiliki nilai koefisien regresi sebesar 1.747 dengan t-statistic sebesar 5.226 dan probability t-statistic sebesar 0.000. Dalam ketentuaan statistik, pengaruh jumlah impor vanili Amerika Serikatterhadap permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat dapat dibuktikan yang ditandai dengan nilai probability t-statistic yang lebih kecil dari derajat kepercayaan α yang digunakan yaitu 5. Jika dilihat dari ketentuan ekonomi kesesuaian tanda, pengaruh dari jumlah impor vanili Amerika Serikat terhadap permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat bersifat positif sesuai dengan hipotesis. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi jumlah impor vanili Amerika Serikat, maka permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat akan semakin meningkat dan sebaliknya. Besarnya kenaikan penurunan permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat sebagai akibat dari kenaikan penurunan 1 jumlah impor vanili Amerika Serikatadalah sebesar 1.747 cateris paribus. Tingkat elastisitas jumlah imporvanili Amerika Serikatadalah 1.747 yang berarti bahwa perubahan permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat responsif terhadap perubahan jumlah impor vanili Amerika Serikat. Dalam jangka pendek, ketika terjadi kenaikan kebutuhan impor vanili di Amerika Serikat, permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat akan meningkat dan sebaliknya. Perubahan permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat peka atau responsif terhadap perubahan kebutuhan impor vanili di Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan salah satu mitra dagang utama yang rata-rata mencukupi seperempat kebutuhan impor vanili Amerika Serikat. Hal ini menandakan ketergantungan Amerika Serikat yang cukup besar terhadap Indonesia dalam mencukupi kebutuhan impor vanili. Sebaliknya, Indonesia juga sangat tergantung terhadap Amerika Serikat sebagai pasar ekspor vanili Indonesia. Rata-rata Indonesia mengekspor vanili ke Amerika Serikat sebesar 77 atau lebih dari ¾ dari total ekspor vanili Indonesia. Hal yang mengkhawatirkan adalah ketika kebutuhan impor vanili Amerika Serikat menurun, maka ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat juga menurun dengan drastis yang berarti pula akan ada penurunan yang drastis terhadap volume ekspor vanili Indonesia secara keseluruhan. Harus ada upaya dari pemerintah agar pasar ekspor vanili Indonesia tidak terkonsentrasi di Amerika Serikat, namun juga negara-negara importir vanili lainnya seperti negara-negara di Eropa. b Jangka Panjang Hasil dalam estimasi jangka panjang atau dalam kurun waktu lebih dari 5 tahun, variabel jumlah impor vanili Amerika Serikatmemiliki nilai koefisien regresi sebesar 1.528 dengan t-statistic sebesar 4.420 dan probability t-statistic sebesar 0.000. Dalam ketentuaan statistik, pengaruh jumlah impor vanili Amerika Serikatterhadap permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat dapat dibuktikan yang ditandai dengan nilai probability t-statistic yang lebih kecil dari derajat kepercayaan α yang digunakan yaitu 5. Jika dilihat dari ketentuan ekonomi kesesuaian tanda, pengaruh dari jumlah impor vanili Amerika Serikat terhadap permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat bersifat positif sesuai dengan hipotesis. Hal ini berartibahwa semakin tinggi jumlah impor vanili Amerika Serikat, maka permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat akan semakin meningkat dan sebaliknya. Besarnya kenaikan penurunan permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat sebagai akibat dari kenaikan penurunan 1 jumlah impor vanili Amerika Serikatadalah sebesar 1.528 cateris paribus. Tingkat elastisitas jumlah impor vanili Amerika Serikatadalah 1.528 yang berarti bahwa perubahan permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat responsif terhadap perubahan jumlah impor vanili Amerika Serikat. Pada jangka panjang atau dalam kurun waktu lebih dari lima tahun, pengaruh jumlah impor vanili Amerika Serikat terhadap permintaan ekspor vanili Indonesia ke Amerika Serikat memiliki hubungan yang konsisten positif. Dalam jangka panjang, pengaruh jumlah impor vanili Amerika Serikat lebih kecil dari pengaruhnya pada jangka panjang. Hal ini menunjukan bahwa ketika terjadi kenaikan kebutuhan impor vanili dalam jangka panjang, Amerika Serikat mencukupi kebutuhan tersebut dari negara-negara lain seperti dari Madagaskar, Uganda, Papua New Gini danatau negara lainnya sehingga permintaan terhadap vanili Indonesia akan berkurang dan sebaliknya. Dalam sepuluh tahun terakhir, Uganda menjelma menjadi salah satu negara yang memiliki pangsa volume pasar ekspor vanili yang cukup besar di Amerika Serikat. Bahkan dalam 5 tahun terakhir, pangsa volume pasar dari ekspor vanili Madagaskar ke Amerika Serikat hampir menyamai dan bahkan pernah mengungguli pangsa volume ekspor vanili Indonesia ke Amerka Serikat pada tahun 2009. Hal ini patut menjadi catatan bahwa impor vanili Amerika Serikat kian melebar ke negara-negara lain selain Madagaskar dan Indonesia yang sudah lama menjadi mitra dagang utama Amerika Serikat dalam perdagangan vanili.

4.3.5 Pengaruh Nilai Tukar Riil Rupiah Terhadap Volume Ekspor Vanili