intensitas dari pendirian negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen, dan motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain. Kedua adalah faktor situasi yang tidak diantisipasi. Konsumen membentuk suatu maksud pembelian atas
dasar faktor-faktor seperti pendapatan keluarga, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diinginkan Kotler dan
Armstrong, 2001.
2.5. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Vilia Djuranovik 2004 dengan judul Pengaruh Promosi terhadap Tingkat Kunjungan Konsumen pada
Toserba X Bogor menunjukkan bahwa pada saat Toserba X tidak melakukan promosi maka tingkat kunjungan rata-rata sebesar 64.443 orang.
Pada saat promosi dilakukan maka jumlah kunjungan mengalami peningkatan. Dimana setiap kenaikan biaya promosi sebesar 1 akan
meningkatkan kunjungan konsumen satu bulan berikutnya sebanyak 49 orang. Berdasarkan hasil analisis uji t menunjukkan bahwa terdapat
hubungan secara signifikan 95 antara promosi yang dilakukan dengan kunjungan konsumen potensial.
Yusriyanti 2008 melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh In- Store Promotion terhadap Keputusan Impulse Buying pada Konsumen Giant
Hypermarket. Dalam penelitian ini diperoleh hasil perilaku pembelian impulsif konsumen Giant Hypermarket Bogor ditandai dengan adanya
pembelian item tambahan berupa makanan dan minuman ringan, pakaian, dan mainan anak walaupun konsumen selalu merencanakan pembelian
tetapi selalu ada barang tambahan yang mereka beli tanpa direncanakan. Selain itu, ada pengaruh signifikan antara in-store promotion dengan
keputusan impulse buying pada konsumen Giant Hypermarket Bogor. Bentuk in-store promotion yang mempengaruhi konsumen dalam
melakukan impulse buying adalah promosi penjualan dan personal selling. Chandon et al 2009 melakukan penelitian tentang in-store
marketing dengan menganalisis dampak jumlah dan letak penempatan produk di rak pajang terhadap perhatian dan evaluasi konsumen atas merek
produk. Hasilnya menunjukkan letak penempatan suatu produk pada rak pajang akan berdampak pada produk dengan market share rendah. In-store
marketing dapat beroperasi dengan baik pada konsumen yang berusia lebih muda, berpendidikan, dan terbuka pada hal-hal baru. Apabila manajer
memperhatikan kembali letak penempatan produk-produk pada rak pajang toko mereka, maka peningkatan penjualan produk-produk yang mungkin
selama ini kurang diminati konsumen dapat terjadi.
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual
Konsumen saat ini lebih cerdas dalam mengalokasikan sumber dana yang mereka miliki dalam berbelanja. Tujuan untuk memperoleh kepuasan
maksimal dari produk yang dibeli benar-benar dijadikan pertimbangan utama dalam kegiatan pembelian mereka.
Perubahan keputusan pembelian konsumen akan sangat mungkin terjadi pada saat konsumen berbelanja langsung di toko. Seringkali
konsumen tidak puas dengan informasi yang mereka miliki mengenai suatu produk yang ingin mereka beli sehingga tak jarang mereka mencari
informasi yang lebih lengkap dengan mengunjungi toko secara langsung dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk yang mereka
inginkan. Hal tersebutlah yang membuat setiap peritel harus menentukan strategi yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
serta memaksimalkan keuntungan bagi perusahaannya sendiri. Salah satu strategi yang dilakukan peritel untuk mencapai tujuan
perusahaan sekaligus tujuan konsumennya adalah dengan strategi in-store marketing, yaitu strategi pemasaran yang memanfaatkan semua peluang
yang ada di dalam toko untuk menarik perhatian konsumen. Toserba Yogya Banjar menerapkan strategi in-store marketing di
tokonya berdasarkan strategi, segmentasi, dan positioning perusahaannya. Segmen dari Toserba Yogya Banjar adalah masyarakat dari kelas menengah
di Kota Banjar. Target yang ingin dicapai adalah kepuasan pelanggan ketika mereka berbelanja di Toserba Yogya Banjar. Hal ini sesuai dengan slogan
Toserba Yogya Banjar, yaitu “Puas ”. Positioning yang ingin dibentuk oleh Toserba Yogya Banjar adalah sebagai Toserba yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumen di Banjar dengan produk yang lengkap, berkualitas dan harga yang dapat dijangkau.
Melalui data historis Toserba Yogya Banjar dapat diketahui marketing tools media in-store marketing yang dapat mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen. Chi-square test digunakan untuk melihat