Gaya Pengambilan Keputusan Konsumen

Pembelian jenis ini merupakan hasil dari keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas PMD. 2. Pembelian yang Separuh Terencana Konsumen seringkali sudah mengetahui produk yang ingin dibeli sebelum masuk ke swalayan, tetapi belum merencanakan merek apa yang akan dibeli sampai ia bisa memperoleh informasi yang lengkap dari pramuniaga atau display di swalayan Sumarwan, 2003. 3. Pembelian yang Tidak Terencana Impulse Buying Pembelian tak terencana sering didefinisikan sebagai tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu pertimbangan, atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko Mowen dan Minor, 2001.

2.4.2. Gaya Pengambilan Keputusan Konsumen

Gaya pengambilan keputusan konsumen merupakan salah satu pendekatan dalam proses pengambilan keputusan konsumen berdasarkan karakteristik orientasi mental. Untuk menjelaskan karakteristik gaya pengambilan keputusan konsumen dapat digunakan delapan model faktor Sprolles dan Kendal dalam Mokhlis et al., 2009, yaitu : 1. High-Quality Conscious Consumer Konsumen melakukan pencarian terhadap produk dengan mutu terbaik. Pencarian dilakukan dengan sangat hati-hati dan sistematis. 2. Brand Conscious Orientasi konsumen dalam berbelanja adalah membeli produk dengan harga yang lebih mahal dan dengan merek terkenal. Hal ini disebabkan karena keyakinan bahwa semakin tinggi harga, maka mutu produk akan semakin baik. 3. Novelty-Fashion Conscious Konsumen menyukai produk baru dan inovatif. Konsumen tertarik untuk mencari dan mendapatkan hal baru. Konsumen selalu mencari keragaman dan mengikuti perkembangan mode. 4. Recreational Shopping Conscious Konsumen menganggap kegiatan berbelanja merupakan rekreasi dan hiburan. Mereka berpendapat bahwa berbelanja merupakan aktivitas yang menyenangkan, yaitu membeli suatu produk hanya untuk kesenangan. 5. Price-Value Conscious Konsumen berusaha mendapatkan nilai terbaik dari uang yang dibelanjakan, yaitu tertarik dengan harga grosir dan produk yang dijual dibawah harga normal. Sebelum memutuskan untuk membeli, konsumen akan melakukan pencarian informasi dan membandingkan harga. 6. Impulsive Dalam hal ini, keputusan pembelian yang dilakukan konsumen sangat dipengaruhi oleh dorongan dari situasi. Konsumen tampak tidak mempedulikan jumlah uang yang dibelanjakan untuk mendapatkan pembelian yang terbaik. 7. Confused by Overchoice Konsumen terlalu banyak merek dan toko yang harus dipilih, dan mereka lebih suka mencari informasi berdasarkan pengalaman orang lain maupun pribadi. 8. Habitual and Brand-Loyal Konsumen memiliki merek atau toko favorit dan terbiasa untuk melakukan pembelian berulang. 2.4.3. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dan keputusan pembelian konsumen. Pertama, sikap atau pendirian orang lain, sampai di mana pendirian orang lain dapat mengurangi altematif yang disukai seseorang tergantung pada dua hal yaitu intensitas dari pendirian negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen, dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Kedua adalah faktor situasi yang tidak diantisipasi. Konsumen membentuk suatu maksud pembelian atas dasar faktor-faktor seperti pendapatan keluarga, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diinginkan Kotler dan Armstrong, 2001.

2.5. Penelitian Terdahulu