67 Sebelum meneliti maka instrumen diuji cobakan. Menurut Arikunto
1998:155 mengenai tujuan uji coba instrumen adalah “untuk mengetahui tingkat keterpahaman instrumen, apakah responden tidak menemui kesulitan dalam
menangkap maksud peneliti. Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi angket”.
Dari uji coba instrument ternyata ada 42 siswa yang bersedia untuk menjadi responden pada dua sekolah adalah pada tanggal 29 September 2005
Sekolah Dasar Negeri 04 Wenang Tengah sejumlah 17 siswa dan tanggal 6 Oktober 2005 Sekolah Dasar Negeri 70 Manado Selatan sejumlah 25 siswa. Dan
dalam uji coba instrument ini, setiap siswa diundi untuk mengerjakan soal kemampuan menghitung ataukah ketelitian. Maka data Uji Coba Instrumen
kemampuan menghitung dan ketelitian pada SD Negeri 04 Wenang Tengah dan SD Negeri 70 Manado Selatan tanggal 29 September Dan 6 Oktober 2005 dapat
dilihat dalam lampiran 9 halaman 156, dan instrumen yang akan dipakai untuk
mengetes dapat dilihat dalam lampiran 7 halaman 121.
3.6 Teknik Analisa Data
Teknik analisis data menggunakan cara kuantitatif dengan dua macam statistika, yakni statistika deskripsi dan statistika analitik. Statistika deskriptif
ditujukan untuk mendeskripsikan variabel penelitian melalui nilai rata-rata, simpang baku, grafik, diagram ataupun tabel-tabel distribusi skor. Sedangkan
statistika analitik digunakan untuk pengujian hopotesis. Direncanakan akan digunakan teknik analisa varian dengan terlebih
dahulu dilakukan uji-uji prasyaratnya seperti uji normalitas, homogenitas dan
68 regresi linier. Analisis data menurut Sevilla dkk. 1993:114 adalah skor-skor
yang diperoleh dalam eksperimen yang menggunakan rancangan faktorial dianalisis dengan menggunakan analisis varian ANOVA. Jumlah arah ditentukan
oleh variabel bebas yang ada pada rancangan dan banyaknya kemungkinan variabel terikat. Kemudian pada analisis ANOVA dua jalan ini dilihat kelompok
yang tinggi dan rendah, menurut Hadi 2001:58 suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 50 per sen frekuensi di bawah dan 50 per sen di atasnya. Dan
pengujian hipotesis dan prasyaratnya menggunakan taraf nyata 0,05. Menurut Kerlinger 2004:395 analisis faktor varian ialah metode statistik yang
menganalisa akibat-akibat mandiri maupun akibat-akibat interaktif dari dua variabel bebas atau lebih, terhadap suatu variabel terikat. Tahap pertama
menganalisa perbedaan faktor cross crawl, cross crawl sit up yang merangsang fungsi saraf otak , tanpa latihan dan tingkat ketelitian terhadap kemampuan
menghitung. Tahap kedua menganalisa pengaruh gerakan dasar cross crawl, cross crawl sit-up
merangsang fungsi saraf otak, tanpa latihan dan tingkat ketelitian terhadap kemampuan menghitung. Dengan kata lain perbedaan peningkatan
latihan cross crawl dan cross crawl sit up yang dilihat dari sudut ketelitian dan pengaruh gerakan yang merangsang fungsi saraf otak terhadap kemampuan
menghitung bagi siswa SD, yang akan dilihat dari rata-rata Y atas X dan nilai siqnifikasi pada taraf 5.
Untuk memudahkan menganalisis hasil penelitian yang diajukan, maka dapat dirumuskan dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
69
Hipotesis pertama. Ho : Latihan keterampilan gerakan dasar cross crawl XA
1
, dan cross crawl sit- up
XA
2
, merangsangan fungsi saraf otak sama baiknya dibandingkan
dengan tanpa latihan X A
3
terhadap kemampuan menghitung Y.
XA
1,
XA
2
= X A
3
Ha : Latihan keterampilan gerakan dasar cross crawl XA
1
, cross crawl sit-up XA
2
merangsangan fungsi saraf otak lebih baik dibandingkan dengan
tanpa latihan X A
3
terhadap kemampuan menghitung Y. XA
1,
XA
2
≠ X A
3
Hipotesis kedua.
Ho : Siswa yang memiliki tingkat ketelitian tinggi XB
1
sama baiknya dengan ketelitian rendah XB
2 .
XB
1
= XB
2.
Ha : Siswa yang memiliki tingkat ketelitian tinggi XB
1
lebih baik dibandingkan dengan ketelitian rendah
XB
2 .
XB
1
≠ XB
2
Hipotesis ke tiga
Ho : Tidak terdapat interaksi antara latihan keterampilan gerakan dasar XA yang merangsang fungsi saraf otak, dan tingkat ketelitian XB, terhadap
kemampuan menghitung Y. XA x XB = 0
70 Ha :Terdapat interaksi antara latihan keterampilan gerakan dasar yang
merangsang fungsi saraf otak XA, dan tingkat ketelitian XB terhadap kemampuan menghitung Y.
XA x XB ≠ 0
3.7 Penyelenggaraan Penelitian 3.7.1 Pelaksanaan Penyelenggaraan Penelitian.