Tingkat Ketelitian Kemampuan Menghitung

23

2.1.4 Tingkat Ketelitian Kemampuan Menghitung

Masa perkembangan berada dalam masa sekolah dasar karena pada saat ini anak memperoleh pengetahuan dasar dan pengalaman untuk persiapan dalam penyesuaian diri terhadap kehidupan sehari-hari. Karena prestasi seseorang ditentukan oleh kecerdasan inteligensi menurut Utami Munandar 1999:17 ‘Bakat aptitude pada umumnya diartikan sebagai kemampuan sebagai potensi kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud’. Sehingga keterampilan penguasaan dasar bagi anak yang berbakat dapat dikembangkan melalui latihan keterampilan motorik untuk menghitung dalam persiapan kehidupan sehari-hari. Menurut Abdurrahman 2003:147 keterampilan motorik adalah kegiatan motorik yang mungkin memiliki derajat ketelitian yang tinggi, tetapi tujuannya adalah untuk menampilkan suatu perbuatan khas atau menyelesaikan suatu tujuan tertentu. Pola motorik mungkin memiliki derajat ketelitian yang lebih rendah tetapi memiliki variabilitas yang tinggi. Sebab itu peneliti merasa sangat perlu untuk merangsang fungsi saraf otak dengan gerakan dasar cross crawl dan cross crawl sit up agar tingkat ketelitian menghitung lebih tinggi. Kembali Abdurrahman 2003:174 mengatakan gaya kognitif impulsif reflektif terkait dengan penggunaan waktu yang digunakan oleh anak untuk menjawab persoalan dan jumlah kesalahan yang dibuat. Anak yang impulsive cenderung menjawab persoalan secara cepat tetapi membuat banyak kesalahan sedangkan anak reflektif cenderung menjawab persoalan secara lebih lamban tetapi hanya membuat sedikit kesalahan. Menurut Cockroft mengemukakan 24 bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan Abdurrahman 2003:253. Karena itu peneliti membahas tentang gerakan dasar cross crawl dan cross crawl sit up merangsang fungsi saraf otak pada tingkat ketelitian terhadap kemampuan menghitung. Menurut Yunanto 2004:69 identitas anak sudah bisa mengenali satu-persatu benda yang berada dalam susunan deretan-deretan. Anak bisa menghitung, sehingga meskipun benda-benda dipindahkan, anak tetap mengetahui bahwa jumlahnya tetap sama. Kalau demikian penelitian ini menggunakan tes number seperti dikatakan oleh Iskandar 2001:210 bahwa tes number atau test kuantitatif merupakan tes yang paling populer pada semua test intelegensi. Pada test ini diperlukan kecepatan komputasi, daya abstraksi dan daya ingat yang baik. Jadi merasa perlu mengangkat permasalahan ini agar supaya pencapain sasaran perubahan kualitas manusia pada sikap hidup menurut Satori istilah hidup tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu saja vocational job, namun ia harus memiliki kemampuan dasar pendukung secara fungsional seperti membaca, menulis dan menghitung Anwar 2004:20 ini harus ada pemikiran-pemikiran yang berorientasi masa-masa akan datang terhadap tercapainya peningkatan kemampuan menghitung secara tepat, dan teliti agar merubah hasil belajar seseorang. Karena kenyataan pada saat dalam menghitung tidak lagi memakai otak tetapi dengan kemajuan teknologi ini telah mempergunakan alat seperti kalkulator atau komputer yang serba canggih ini. 25 Menurut bagian II kebijaksanaan Direktorat pendidikan TK dan SD tentang system penilaian pendidikan pada jenjang SDMI 2002:3 berupa tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis dan berhitung, yang hasilnya dapat digunakan untuk memperbaiki program pembelajaran. Pelaksanaan tes kemampuan dasar dapat dilakukan secara nasional maupun tingkat sekolah sesuai dengan kebutuhan. Menurut Abdurrahman 2003:263 mengatakan bahwa: “Anak-anak umumnya tidak terlalu banyak mengalami kesulitan jika kepada mereka disajikan soal-soal seperti 4+3= …, atau 8-5 = …, tetapi akan mengalami kesulitan jika dihadapkan pada sosal-soal seperti 4+…=7; 8 = …+5; …+3 = 6; atau …- 4 = 7; atau 8 -…= 5. Kesulitan semacam ini umumnya karena anak tidak memahami simbol-simbol lambang seperti sama dengan =, tidak sama dengan , tambah +, kurang -. Selanjutnya anak yang mengalami kekeliruan dapat juga karena lupa cara menghitung persoalan pengurangan atau penjumlahan tersusun ke bawah”. Dengan demikian wajarlah sekolah dasar menjadi obyek penyelidikan tentang tingkat ketelitian terhadap kemampuan menghitung dengan cara pengurangan atau penjumlahan bersusun ke bawah. Menurut Anwar 2004:25 ketrampilan utama yaitu keterampilan penguasaan dasar-dasar menghitung, berfikir tingkat tinggi untuk membuat keputusan, karekter dan keterampilan afektif secara jujur, teliti, dan efisien. Karena keterampilan dapat dilihat pada anak dalam mengerjakan persoalan apakah secara baik , kurang, cepat, teliti ataukah lamban bahkan secara mudah atau sangat sukar.

2.1.5 Gerakan Dasar yang Merangsang Fungsi Saraf Otak