Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

b. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka. c. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran Think Pair Share diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik dari pada pembelajaran dengan model konvensional. d. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai, kencenderungan siswa merasa malas karena proses belajar di kelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran Think Pair Share akan lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan metode konvensional. e. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran konvensional, siswa yang aktif di dalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain hanyalah “pendengar” materi yang disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran Think Pair Share hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru. f. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran Think Pair Share perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal. g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran Think Pair Share menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima Lie, 2007 Kelemahannya model pembelajaran Think Pair and Share TPS adalah sebagai berikut. Kekurangan model pembelajaran Think Pair Share menurut Lie 2007, kekurangan dari kelompok berpasangan kelompok yang terdiri dari 2 orang siswa adalah: 1 banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor, 2 lebih sedikit ide yang muncul, dan 3 tidak ada penengah jika terjadi perselisihan dalam kelompok. Beberapa kelemahan model pembelajaran Think Pair Share sebagai berikut: a. Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir sistematik. b. Lebih sedikit ide yang masuk c. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam kelompok yang bersangkutan sehingga banyak kelompok yang melapor dan dimonitor. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share TPS memberikan waktu yang banyak kepada siswa dan pasangannya untuk berpikir think and pair sebelum berbagi share dengan seluruh kelas berdasarkan pasangan atau kelompoknya masing-masing. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share TPS dapat meningkatkan aktivitas belajar lebih aktif pada siswa.

5. Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Problem Based Learning PBL Menurut Tan dalam Rusman, 2012: 229 Problem Based Learning PBL merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL Problem Based Learning kemampuan berpikir siswa betul – betul dioptimalisasi melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memperdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. “ Menurut Trianto 2010: 90, model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.” Pendapat lain yang memberikan pengertian mengenai Problem Based Learning PBL selain Tan adalah Bloud dan Feletti dalam Rusman, 2012: 230, bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Margetson dalam Rusman, 2012: 230, mengemukakan bahwa kurikulum PBM membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. Menurut Mohamad Nur dalam Rusmono, 2014: 82 PBL Problem Based Learning memiliki beberapa karakteristik yakni. 1 Pengajuan pertanyaan atau masalah memahami masalah, 2 Berfokus pada keterkaitan antar disiplin, 3 Penyelidikan autentik, 4 Menghasilkan produk atau karya kemudian memamerkannya, dan 5 Kerja sama. Karakteristik yang dimiliki oleh Problem Based Learning PBL selain yang disebutkan oleh Ibrahim dan Nur lebih di spesifikasikan oleh Sanjaya, yaitu menjadi 3 karakter utama pada model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning PBL. Menurut Ibrahim dan Nur karakteristik Problem Based Learning PBL yakni dari pengajuan pertanyaan hingga kerjasama, atau dari tahap yang mendasar hingga tahap kerjasama. Sedangkan Sanjaya dari kegiatan yang umum hingga ke kegiatan yang khusus. Menurut Sanjaya 2007: 212 ada tiga ciri utama Problem Based Learning PBL yakni. 1 Problem Based Learning PBL merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam pembelajaran ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa, 2 Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, artinya tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran atau masalah merupakan kata kunci dari proses pembelajaran, 3 Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah yang dilakukan secara sistmatis tahapantahapan dan empiris berdasarkan data dan fakta yang jelas. Selain karakter dan ciri utama yang telah dideskripsikan diatas mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning PBL, model Problem Based Learning PBL ini juga memiliki tujuan. Tujuan pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning PBL salah satunya yaitu untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak – banyaknya kepada siswa. Untuk lebih jelas akan dideskripsikan sebagai berikut. “ Menurut Rusmono 2014: 78 tujuan pembelajaran berdasarkan masalah yang pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri.” Model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning PBL selain memiliki karakter, dan ciri utama. Problem Based Learning PBL juga memiliki prinsip. Prinsip dalam Problem Based Learning PBL yaitu dalam ruang belajar guru merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan masalah, menyajikan pemecahan masalah dengan menggunakan latihan dan penggunanaan alat peraga untuk mendukung proses pembelajaran. Problem Based Learning PBL melibatkan siswa dalam penyelidikan sendiri yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pehamanya tentang fenomena itu. Ibrahim, Nur, Ismail dalam Rusman, 2012: 243 mengemukakan bahwa langkah – langkah Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut. Tabel 2. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Langkah-langkah Perilaku Guru Fase 1 Orientasi siswa pada masalah. Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. Fase II Mengorganisasi siswa untuk belajar. Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Fase III Membimbing pengalaman individu kelompok. Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Fase IV Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temanya. Fase V Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan. Sumber : Rusman : 2012,243

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1

0 9 88

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2

0 2 108

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2

0 5 107

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN THINK PAIR SHARE DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN ADVERSITAS TERHADAP MATA PELAJARAN IPS TERPADU PADA SISWA KELAS VIII SMP MIFTAHUL ULUM PAMPANGAN TAHUN PELAJARAN 20

0 9 19

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BAN

0 5 93

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIDOMULYO TAHUN AJARAN 2014/2015

0 5 89

STUDI PERBANDINGAN SIKAP SOSIAL SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 5 92

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPU

0 3 99

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 METRO TAHUN AJARAN 2014/2015

0 6 87