Konsep “persil” laut: Instansi pengelola administrasi sistem tenurial wilayah pesisir dan laut: Tanda bukti penguasaan “persil laut”:

101 pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah land tenureships daratan pesisir; • Ruang perairan pesisir merupakan wilayah perairan laut dangkal, termasuk wilayah yang pada saat air laut surut nampak sebagai ruang daratan, dan oleh karena itu tenureship system lahan ini dapat dicirikan oleh tipologi atau karakteristik tenureships daratan land- based tenure maupun ruang laut sea-based tenure secara seimbang; Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas, maka jenis-jenis hak yang dapat dipunyai oleh perseorangan serta badan hukum publik dan privat, adalah hak-hak menurut UUPA,yaitu: o Hak Milik HM dan Hak Guna Bangunan HGB: untuk rumah dan permukiman contoh rumah-rumah pelantar di Kota Tanjungpinang, Kota Balikpapan, dan sebagainya, hotel dan resort, jasa-jasa pesisir dan kelautan seperti: pelabuhan, dermaga, tempat pelelangan ikan TPI, dan lain sebagainya; o Hak Pengelolaan HPL untuk Pemerintah dan Daerah; o Hak Ulayat Laut HUL untuk masyarakat hukum adat di wilayah pesisir; o Hak Guna Usaha HGU untuk perseorangan serta badan hukum publik dan privat perlu redefinisi HGU untuk tidak hanya atas tanah namun juga atas ruang perairan pesisir dan laut, mengingat definisi “pertanian” dalam arti luas meliputi juga pertanian laut, yaitu perikanan budidaya dan akuakultur lainnya; o Hak Pakai HP untuk perseorangan serta badan hukum publik dan privat. • Ruang laut, yaitu ruang laut teritorial, di lain pihak, umumnya tidak berkaitan langsung dengan tenureship system di daratan; Hak-hak yang sesuai di wilayah ini adalah Hak Guna Perairan, kecuali untuk konstruksi pengeboran minyak lepas pantai rigs dan bagan-bagan ikan dapat diberikan dengan Hak Guna Bangunan. b. Sebanyak 75 responden berpendapat bahwa peraturan perundang- undangan dimaksud pada butir a belum ada, sementara 20 menjawab tidak tahu, sedangkan 5 menjawab sudah ada peraturannya, yaitu UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; c. Peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan itu adalah: undang- undang 40, peraturan pemerintah 40, dan peraturan daerah 20;

d. Konsep “persil” laut:

Seluruh responden 100 setuju dengan adanya konsep “persil laut”. Isu tentang konsep ini sangat “crucial” karena berkenaan langsung 102 dengan filosofi kadaster, yaitu “the boundary of tenure” serta isu negatif perihal “pengkalingan laut” yang telah diuraikan dalam bab pendahuluan sebagai akibat praktik kebijakan yang melanggar hukum. Berkenaan dengan itu, maka sistem batas tenureships dalam konsep “marine cadastre” dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni: • Sistem batas tenureships di wilayah perairan pesisir: menggunakan tanda batas nyata dan atau imajiner dalam bentuk nilai koordinat titik- titik batas dalam sistem koordinat dan sistem proyeksi peta tertentu; Penggunaan batas nyata dimungkinkan karena ruang perairan pesisir merupakan wilayah perairan laut dangkal, termasuk wilayah yang pada saat air laut surut nampak sebagai ruang daratan, dan atau di mana dapat dipancangkan fondasi dan tiang-tiang bangunan maupun tanda batas; • Sistem batas tenureships di wilayah perairan laut teritorial: menggunakan tanda imajiner dalam bentuk nilai koordinat titik-titik batas dalam sistem koordinat dan sistem proyeksi peta tertentu; 20 40 60 80 100 Adm.3R Perlu UU MC Sdh Ada UU MC? SetujuAda Tidak Tahu Tidak SetujuTidak Ada Gambar 25. Diagram balok persepsi responden tentang aspek administrasi hak, kewajiban, dan batasan serta aspek hukum penyelenggaraan “marine cadastre”

e. Instansi pengelola administrasi sistem tenurial wilayah pesisir dan laut:

Sebanyak 45 responden berpendapat bahwa instansi pemerintah yang berwenang mengelola adminsitrasi penguasaan dan pemanfaatan ruang pesisir dan laut adalah BPN, sementara 10 setuju dikelola oleh DKP, selebihnya 45 berpendapat sebaiknya dikelola oleh instansi lain, 103 seperti: Pemda, Badan Kelautan Nasional, BPN bersama DKP, BPN bersama Pemda;

f. Tanda bukti penguasaan “persil laut”:

Akhirnya, sebanyak 95 responden berpendapat perlunya diterbitkan semacam “sertipikat” baik berupa “ijin” atau “lisensi” pemanfaatan, eksplorasi, eksploitasi maupun untuk pemanfaatan atau penggunaan ruang laut bagi jalur trasportasi, tempat berlabuh, lokasi budidaya perikanan dan jasa kelautan, dan lain sebagainya Gambar 26. 20 40 60 80 100 Konsep Persil Laut Instansi MC: BPN, DKP, Lainnya Perlu Sosialisasi Perlu Bukti Penguasaan Setuju Tidak Tahu Tidak Setuju Gambar 26. Diagram balok persepsi responden tentang konsep “persil laut” penyelenggaraan “marine cadastre” Berkaitan dengan program pemanfaatan ruang pesisir dan laut serta berkenaan dengan konsep “Marine cadastre”, maka di dalam penelitian ini juga dilakukan penelitian tentang aspek legalitas dan proses perencanaan tata ruang. Adapun hasil-hasilnya adalah sebagai berikut: a. Seluruh responden 100 menjawab bahwa RTRW belum pernah dituangkan dalam Peraturan Daerah sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 22 ayat 6 Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang; b. Seluruh responden 100 menjawab tidak mengetahui adanya “Hak Atas Ruang”, yaitu hak-hak yang diberikan atas pemanfaatan ruang daratan, lautan, dan ruang udara, sesuai bunyi Pasal 1 Butir 12 Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996, yaitu peraturan pelaksanaan UU No. 24 Tahun 1992 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang; 104 c. Sebanyak 75 responden menjawab bahwa masyarakat belum berperan serta dalam proses penyusunan RTRW bersama dengan Pemda, demikian pula sebanyak 75 responded menjawab bahwa Pemda belum mengumumkan dan menyebarluaskan RTRW yang telah ditetapkan, 25 menjawab telah dilakukan “sosialisasi” RTRW secara sporadik dan terbatas; dan d. Seluruh responden 100 berkeyakinan bahwa masyarakat belum berperan serta dalam pemanfaatan ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Gambar 27. 20 40 60 80 100 Perda Tata Ruang Hak Atas Ruang Part. Masy. Penyusunan Part. Masy. Pemanfaatan Sudah Tidak Tahu Belum Gambar 27. Diagram balok persepsi responden tentang peran serta masyarakat dalam program pemanfaatan ruang pesisir dan laut berkenaan dengan konsep “Marine cadastre”

5.4. Analisis Ekonomi Eksisting Wilayah Pesisir dan Laut