Perihal pengadministrasian setiap kepentingan 3R di wilayah pesisir

98

e. Perihal pengadministrasian setiap kepentingan 3R di wilayah pesisir

dan lautan: Belum ada instansi yang mengelola administrasi hak, kewajiban, dan batasan pemanfaatan ruang, demikian pula pemegang “custodian” data dan informasi spasial wilayah pesisir dan laut; 2 Masalah implementasi kebijakan: a. Perihal penganggaran program dan kegiatan pemanfaatan ruang pesisir dan laut: Belum muncul baik secara eksplisit maupun implisit dalam penganggaran program dan kegiatan pembangunan dalam APBD masing- masing daerah, sehingga sulit sekali mendapatkan tolak ukur keberhasilan rencana stratejik kebijakan pemanfaatan ruang pesisir dan laut, baik kriteria maupun periodisasinya; b. Perihal konsistensi program pemanfaatan ruang pesisir dan laut: Perencanaan tata ruang maupun pemanfaatan ruang senantiasa direvisi setiap tahun sehingga tidak ada pedoman yang pasti, padahal menurut ketentuan Pasal 22 Ayat 5 UU No. 24 Tahun 1992 jangka waktu RTRW KabupatenKota adalah 10 sepuluh tahun; c. Perihal pengendalian dan penegakkan hukum atas pemanfaatan ruang pesisir dan lautan: Masih sangat lemah, terbukti masih terus berlangsung degradasi lingkungan baik di darat penambangan pasir illegal maupun legal, serta laju kerusakan ekosistem mangrove 2.43 setiap tahun dan ekosistem terumbu karang 2.47 setiap tahun. Dalam rangka menjajaki tingkat pengetahuan, pemahaman, dan pandangan para responden mengenai masalah kebijakan sebagaimana dirumuskan di atas berkaitan dengan konsep “marine cadastre”, maka perlu dilakukan suatu “riset persepsional” terhadap masalah dan konsep ini dalam bentuk kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Kuesioner disusun dalam bentuk tabulasi dan hasil-hasilnya adalah sebagai berikut: 3 “Marine Cadastre” sebagai kerangka administrasi untuk 3R Right, Responsibility, Restriction: a. Seluruh responden 100 berpendapat perlu adanya ketegasan peraturan perundang-undangan tentang hak-hak, batasan-batasan, dan kewajiban- 99 kewajiban masyarakat baik perseorangan maupun badan atas penguasaan dan pemanfaatan ruang dan sumberdaya laut tertentu tersebut sebagai landasan hukum bagi pelaksanaan “marine cadastre” Gambar 25; Pendapat ini didasari oleh berbagai hal, yaitu bahwa para responden menyadari perkembangan kebutuhan masyarakat, pemerintah dan dunia usaha serta investor tidak hanya sebatas kebutuhan akan lahan daratan tanah, namun sudah berkembang kepada kebutuhan akan ruang laut, yaitu ruang di atas dan di bawah laut yang merupakan ruang kolom- kolom laut yang umumnya dalam perspektif tiga dimensi, serta lahan yang tertutup oleh air laut.

a.1. Sumber hukum yang mendukung pendapat para responden: