65 berupa nilai persepsi keberadaan sumberdaya dan ekosistem mangrove dan
terumbu karang. Hasil dari perhitungan TEV kebijakan eksisting dan “best use”
disimulasikan dalam sebuah piranti pemodelan dinamik dengan menggunakan perangkat lunak STELLA
©
. Dengan demikian maka secara keseluruhan, analisis kebijakan pemanfaatan
ruang pesisir dan laut berbasis konsep “marine cadastre”, yang meliputi 5 lima
langkah sebagaimana diuraikan di atas, dinamakan skema analisis “SPLL” Satu Prosedur Lima Langkah.
3.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
1 Pengumpulan data awal: Dilaksanakan pada bulan Agustus 2003 sesuai Surat Pengantar Sekretaris I
PS-SPL PPS IPB tanggal 16 Juni 2003, Nomor: 12K13.9.15SPLVI2003, perihal: Izin Pengumpulan Data Untuk Bahan Pra Penelitian;
2 Pengumpulan data utama: Dilaksanakan mulai bulan September 2005 hingga bulan Januari 2006
dibekali dengan Surat Pengantar Sekretaris I PS-SPL PPS IPB tanggal 8 September 2005, Nomor: 11K13.4.3.2PL2005, perihal: Izin Pengumpulan
Data Untuk Bahan Penelitian; 3 Tempat penelitian:
Wilayah pesisir dan laut Pulau Bintan, Kabupaten Kepulauan Riau, Propinsi Kepulauan Riau.
4. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1. Wilayah Pesisir dan Laut Pulau Bintan
Pulau Bintan terletak di Provinsi Kepulauan Riau. Provinsi ini merupakan provinsi yang baru dibentuk, yaitu berdasarkan Undang-Undang No. 25 tahun
2002. Namun pemerintahannya baru terbentuk sejak tanggal 1 Juli 2004 setelah Menteri Dalam Negeri melantik Penjabat Gubernur Provinsi Kepulauan Riau.
Kemudian pada tanggal 19 Agustus 2005, telah dilantik pula Gubernur Provinsi Kepulauan Riau hasil Pemilihan Kepala Daerah tahun 2005.
Wilayah pulau Bintan saat ini terbagi menjadi dua, yaitu: 1 sebagian merupakan wilayah Kota Tanjungpinang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
No. 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tanjungpinang dan; 2 sebagian lagi merupakan wilayah Kabupaten Kepulauan Riau. Pengembangan pulau
Bintan sesungguhnya telah mulai intensif dilakukan sejak tahun 1985 oleh Pemerintah Provinsi Riau pada waktu itu bersama dengan Pemerintah Pusat,
dengan pertimbangan bahwa: 1 Letak pulau Bintan yang berdekatan dengan Singapura dan Johor;
2 Potensi lahan dan sumberdaya air yang tersedia dibandingkan dengan pulau Batam;
3 Terdapat peninggalan sejarah dari kerajaan Melayu Lingga Riau, makam- makam keluarga Sultan, kelenteng kuno, dan sumber-sumber makanan laut
sea food seperti udang, kepiting, kerang-kerangan, cumi, dan sebagainya; 4 Luasnya hampir 4 empat kali pulau Batam dan 3½ tiga setengah kali
Singapura; 5 Telah berkembang industri bauksit yang dikelola oleh PT Aneka Tambang,
garmen, mebel, dan lain sebagainya; 6 Telah berkembang peternakan, tambak udang, perkebunan nenas, serta lada
yang kesemuanya merupakan komoditi ekspor ke Singapura; 7 Masih terbuka kawasan-kawasan pengembangan khususnya di bagian utara
pulau Bintan yang masih jarang penduduknya; 8 Terdapat gudang-gudang minyak dan elpiji Pertamina yang masih berpeluang
untuk terus dikembangkan.