Analisis Data Spasial: Metode Survei Sumberdaya ABC

49

3.4.1 Analisis Data Spasial: Metode Survei Sumberdaya ABC

Penggunaan analisis data spasial merupakan fenomena baru dalam analisis kebijakan publik. Hasil analisis ini berkaitan langsung dengan konsep “marine cadastre” yang menjadi kerangka dasar analisis kebijakan, berkenaan dengan filosofi kadaster, yaitu “the boundary of tenure” batas tenurial. Dalam skema analisis kebijakan publik Dunn 1994, analisis ini berada dalam prosedur pemantauan. Analisis data dalam prosedur pemantauan difokuskan kepada analisis spasial dari kenyataan existing penggunaan dan pemanfaatan ruang pesisir dan laut dibandingkan dengan kebijakan tata ruang saat ini Perda Tata Ruang Pesisir dan Lautan. Analisis data spasial ini menggunakan analisis layer strata informasi yang diperoleh dari survei non-hayati, hayati, dan budidaya wilayah penelitian dengan menggunakan teknik Metode Survei Sumberdaya ABC Tamtomo, 2004 setelah Skibicki, 1995; Analisis ini sangat diperlukan baik untuk prosedur pemantauan itu sendiri, maupun prosedur analisis kebijakan berikutnya, yaitu prosedur evaluasi. Metode Survei Sumberdaya ABC adalah suatu cara pengorganisasian, pertampalan, pembandingan informasi struktural, dan proses komponen- komponen informasi landskap untuk menetapkan batas-batas taman nasional dan suaka alam yang banyak digunakan di Kanada dan Amerika Serikat. Dalam penelitian ini, dengan cara yang sama metode tersebut digunakan untuk mengolah komponen-komponen informasi pesisir dan lautan untuk maksud yang lebih dinamis, yaitu pemasok informasi spasial untuk analisis kebijakan pemanfaatan ruang pesisir dan laut. Metode ini merupakan pendekatan metode multi disiplin untuk mengamati dan menganalisis interaksi ikatan-ikatan fisik dan kultur budidaya pada wilayah pesisir dan lautan. Metode ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan dan interaksi spasial di antara komponen-komponen sumberdaya pesisir dan lautan, yaitu komponen fisik, biotik, dan kegiatan-kegiatan manusia dengan segala dampaknya terhadap alam. Tahapan penting dalam metode ini adalah evaluasi faktor-faktor signifikan dari unsur-unsur atau komponen-komponen wilayah dan 50 batasan-batasan yang ada di dalamnya. Secara diagramatik tahapan-tahapan metode ABC diperagakan dalam Gambar 11. Prosedur Metode Survei Sumberdaya ABC secara garis besar meliputi empat tingkatan aktifitas yang harus dilakukan, yaitu: 1 Aktifitas tingkat pertama. Kumpulkan, analisis, dan sintesiskan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Komponen-komponen data abiotik, biotik, dan kultural direprentasikan di atas dua set peta, satu untuk menunjukkan informasi struktural dan lainnya untuk menunjukkan informasi fungsional. 2 Aktifitas tingkat kedua. Tentukan faktor-faktor keunggulan significance dan keterbatasan constraints sesuai dengan tujuan penelitian. Aktifitas level kedua ini digunakan untuk menginterpretasikan keunggulan sosio-ekonomi lingkungan dan keterbatasan sosio-ekonomi lingkungan. Hasil interpretasi ini dituangkan di atas dua set peta layer yang diekstrak dari kombinasi aspek- aspek ekologi yaitu, keanekaragaman flora dan fauna, komunitas, manfaat ekologis dan bahaya ekologis, kondisi relatif seperti keunikan abiotik, kelangkaan species, dan kelangkaan abiotik, serta nilai bagi manusia seperti nilai ekonomi dan nilai rekreasi. Setiap data abiotik, biotik, dan budidaya di wilayah pesisir dan laut dipetakan ke dalam zona-zona wilayah. Dengan demikian didapatkan beberapa zona, seperti zona sumberdaya mineral, zona bahaya laut, zona populasi ikan, zona terumbu karang, zona mangrove, zona nilai ekonomi, dan zona hak ulayat laut masyarakat hukum adat. 3 Aktifitas tingkat ketiga. Rangkum dan atau integrasikan semua data dan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Peta-peta yang telah dihasilkan dianalisis dan diinterpretasikan untuk menghasilkan rangkuman keunggulan dan batasan sosio-ekonomi lingkungan. Inter-relasi wilayah-wilayah yang mempunyai keunggulan dan batasan abiotik, biotik, dan budidaya digunakan sebagai indikator utama penggunaan atau pemanfaatan ruang laut dan isu-isu manajemen. 4 Aktifitas tingkat keempat. Perumusan proposal manajemen. Langkah-langkah tersebut dilakukan “step-by-step” secara iteratif untuk merumuskan hasil final berupa penetapan wilayah-wilayah perencanaan sesuai dengan keunggulan dan keterbatasan ekologis suatu wilayah Skibicki, 1995. Data inventori dan analisis signifikan dan kendala wilayah dengan Metode Survei Sumberdaya ABC diperoleh dari hasil survei lapangan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, perguruan tinggi, serta pihak konsultan, meliputi: 1 Data abiotik karakter fisik wilayah pesisir dan lautan: a. struktural: yaitu iklim, kondisi oseanografi, sebaran pulau-pulau kecil dan pasir laut; b. fungsional: formasi gelombang laut dan dominasi pasang-surut air laut serta arus dan iklim; 51 Gambar 11. Metode Survai Sumberdaya ABC Abiotic-Biotic-Culture sebagaimana dikemukakan oleh Bastedo, Nelson dan Theberge, sesuai diagram dan teks aslinya Skibicki, 1995 2 Data biotik biota dan ekosistem wilayah pesisir dan lautan: a. struktural: sebaran fisik mangrove dan terumbu karang wilayah pesisir dan lautan; b. fungsional: sebaran fungsi ekosistem mangrove dan terumbu karang pada wilayah pesisir dan lautan, misalnya sebagai lokasi pemijahan ikan spawning ground, pembesaran ikan nursery ground, dan penyangga ekosistem; 3 Data budidaya kegiatan manusia di wilayah pesisir dan lautan: a. struktural: penambangan pasir dan mineral, akuakultur, pertambakan, bangunan-bangunan kelautan dan jasa-jasa lingkungan; 52 b. fungsional: fungsi khusus kawasan;

3.4.2 Analisis Prioritas Kebijakan Melalui M-AHP