meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Sedangkan penelitian mengenai pendekatan JAS juga telah dilakukan oleh Priyono dkk 2008 tentang penggunaan
peta konsep berorientasi JAS terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.
Hasil belajar ranah afektif diartikan sebagai skor disiplin yang didapat dari pengisisan kuisioner. Disiplin dalam penelitian ini merupakan kemampuan siswa
mengendalikan diri untuk bertindak patuh dan tertib terhadap ketentuan dan peraturan dalam pembelajaran, sehingga dapat membentuk menjadi individu yang
unggul. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Anggraeni 2009 menyatakan bahwa jurnal belajar selain meningkatkan konitif siswa juga dapat
meningkatkan afektif siswa. Sedangkan menurut Ong R 2004 jurnal belajar dapat meningkatkan kesadaran metakognitif siswa dan menjadikan siswa lebih disiplin
dalam belajar. Hasil belajar ranah psikomotor diartikan sebagai skor keterampilan psikomotor
siswa selama pembelajaran yang dinilai oleh observer. Penilaian dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keterampilan psikomotorik. Penilaian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana keterampilan siswa dalam melakukan kegiatan jelajah alam sekitar. Hasil belajar tersebut dianalisis untuk mengetahui pengaruh pembuatan
jurnal belajar dalam pendekatan JAS pada materi ekosistem di SMA N 1 Kaliwungu.
4. Kajian Teoritis Hubungan Pembuatan Jurnal Belajar dalam Pendekatan
Jelajah Alam Sekitar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pembuatan jurnal belajar dalam pendekatan JAS merupakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan alam sekitar yang dipadukan dengan pembuatan
jurnal belajar oleh siswa diakhir kegiatan pembelajaran. Menurut Park 2003 jurnal belajar berpotensi baik untuk meningkatkan minat dan keterlibatan siswa dengan
materi dan untuk mendorong siswa agar lebih bertanggung jawab terhadap pembelajaran, sehingga menjadikan mereka lebih aktif. Salah satu pendekatan yang
menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah pendekatan JAS, karena pendekatan menekankan pada kegiatan eksploratif yang memberikan pengalaman
nyata kepada siswa. Pendekatan JAS adalah salah satu inovasi pendekatan pembelajaran biologi dan maupun bagi kajian ilmu lain yang bercirikan
memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber belajar melalui kerja ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar yang berpusat pada siswa Marianti
dan Kartijono 2005. Beberapa penelitian yang menerapkan pendekatan JAS telah menunjukkan
hasil yang positif terhadap pembalajaran. Salah satunya penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Priyono dkk 2008 tentang penggunaan peta konsep
berorientasi JAS di SMA Negeri 5 Semarang terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi biologi dan organisasi kehidupan. Penelitian lain
juga dilakukan oleh Christijanti dan Aditya 2007 dengan menerapkan pendekatan JAS dalam perkuliahan fisiologi hewan yang hasilnya terbukti meningkatkan peran
aktif mahasiswa terhadap materi serta mampu melatih mahasiswa untuk dapat berpikir komprehensif. Namun pendekatan ini tidak selalu mudah diterapkan, karena
berkenaan dengan pengelolaan kelas ketika siswa melakukan kegiatan eksplorasi, sehingga diperlukan pembuatan jurnal belajar untuk mendorong siswa agar lebih
serius mengikut pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni 2009 membuktikan bahwa jurnal belajar dapat mempengaruhi hasil
belajar kognitif dan afektif siswa. Penelitian lain juga dilakukan oleh Kartono 2010 yang mendapatkan hasil yang sama bahwa jurnal belajar dapat mempengaruhi hasil
belajar kognitif siswa. Jurnal belajar dapat memungkinkan siswa untuk menjadi lebih sadar tentang
belajar mereka sendiri, sehingga dapat meningkatkan kesadaran metakognitif Ong Rachel 2004.
Metakognitif merupakan kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk
mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri
Jonassen 2000. Menurut Marzano dalam Pierce 2003 adanya kesadaran metakognitif pada diri siswa dapat menjadikan siswa lebih termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran.
Kesadaran metakognitif berarti sadar akan proses berpikitnya. Semakin siswa sadar akan proses berpikir dalam belajar, maka siswa akan lebih mudah untuk
mengontrol tujuan, disposisi dan perhatiannya dalam pembelajaran. Menurut goal setting theory
teori penetapan tujuan yang dikemukakan oleh Edwin Locke seseorang akan dapat bergerak bebas apabila orang tersebut memiiki tujuan yang
jelas dan pasti. Adanya tujuan yang jelas dapat menjadikan seseorang lebih termotivasi untuk mencapainya. Hamalik dalam Djamarah 2002 mengatakan bahwa
pada hakikatnya siswa yang memiliki motivasi belajar akan melakukan aktifitas belajar dengan baik sehingga memperoleh prestasi yang baik pula. Penelitian yang
dilakukan oleh Arini Ni Kadek 2009 juga membuktikan bahwa motivasi belajar mempengaruhi prestasi belajar siswa.
5. Materi Ekosistem