f. Asesmen Autentik
Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan semata-mata dari hasil. Penilaian autentik menskor pengetahuan dan keterampilan siswa. Dengan penilaian autentik
dapat menjawab pertanyaan: “kemampuan apakah yang sudah dikuasai siswa?”
bukan “apa yang sudah diketahui siswa?” Dengan cara ini siswa dinilai
kemampuannya dengan berbagai cara, tidak hanya hasil tes tertulis saja. Jadi pembelajaran JAS dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, tidak
membosankan, sehingga siswa belajar lebih semangat untuk belajar. Pembelajaran dilaksanakan terintegrasi, menggunakan berbagai sumber belajar sehingga
pengetahuan siswa menyeluruh, tidak terpisah-pisah dalam tiap bidang studi. Pembelajaran JAS menekankan pada siswa aktif dan kritis, jadi pembelajaran
dilakukan dengan berpusat pada siswa, dan dipandu oleh guru yang kreatif Mulyani 2008.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut berbagai teori adalah sebagai berikut : 1
Teori Behavioristik Hasil belajar menurut teori behavioristik diartikan sebagai kumpulanakumulasi
dari kemampuan dan ingatan terhadap fakta atau informasi yang sedang dipelajari. Dalam teori ini tidak menuntut proses berfikir karena kecerdasan, bakat, minat dan
perasaan individu pembelajar diabaikan. 2
Teori Kontruktivistik Hasil belajar menurut teori kontruktivistik adalah proses sintesis informasi
yang diukur dari pemahaman konsep dan kompetensi siswa secara aktif dalam mengolah informasi. Dalam teori ini, proses berpikir siswa sangat diperlukan untuk
mensintesis informasi yang ada. 3
Teori Sosial Hasil belajar menurut teori sosial adalah proses kolaboratif dari interkasi antara
individu-individu pembelajar dengan lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang dihadapkan pada siswa diharapkan dapat mengubah pola pikir, begitupula sebaliknya
pola pikir dapat merubah lingkungan sosial, karena keduanya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.
4 Teori Neo behaviorisme
Teori belajar neo behaviorisme tidak terlepas dari teori sebelumnya yaitu behaviorisme. Menurut Gagne belajar merupakan perubahan kecakapan atau
disposisi pembelajar yang berlangsung dalam periode waktu tertentu, dan yang tidak dapat dianggap berasal dari proses pertumbuhan. Teori ini dapat
mengoperasionalisasikan konsep belajar kumulatif dan memberikan mekanisme untuk merancang pembelajaran dari sederhana ke kompleks.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan gabungan antara pengetahuan awal yang dimiliki siswa dengan pengetahuan baru
stimulus yang dapat diperoleh dari lingkungan sosial dan pada akhirnya akan berakhir pada pembentukan konsep, baik melalui penguatan pemahaman konsep
yang telah ada maupun dengan pengubahan pemahaman konsep yang salah sehingga akan mengahasilkan perubahan perilaku sebagai hasil belajar.
Pada dasarnya penggunaan jurnal belajar dalam pendekatan JAS menerapkan pembelajaran menutut teori neo behaviorisme. Teori neo behaviorisme memberikan
mekanisme pada siswa untuk merancang pembelajaran dari sederhana ke kompleks. Dengan mengidentifikasi belajarnya dalam jurnal belajar maka siswa akan
mengetahui kendalanya ketika belajar dengan pendekatan JAS, kemudian memikirkan upaya untuk mengatasi kendala tersebut. Siswa yang sadar akan proses
berpikirnya akan melakukan kegiatan jelajah alam sekitar dengan sungguh-sungguh sehingga hasil belajarnya menjadi baik.
Jurnal belajar dalam pendekatan JAS dapat dikatakan berpengaruh secara signifikan yaitu ketika dilakukan pengujian secara statistik hasilnya positif
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, baik dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotor. Hasil belajar ranah kognitif dalam penelitian ini diartikan sebagai skor
test yang diambil dari skor posttest siswa pada materi ekosistem. Posttest tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar siswa dapat menguasai materi yang telah
diajarkan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kartono 2010 dan Anggraeni 2009 menyatakan bahwa jurnal belajar telah terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Sedangkan penelitian mengenai pendekatan JAS juga telah dilakukan oleh Priyono dkk 2008 tentang penggunaan
peta konsep berorientasi JAS terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.
Hasil belajar ranah afektif diartikan sebagai skor disiplin yang didapat dari pengisisan kuisioner. Disiplin dalam penelitian ini merupakan kemampuan siswa
mengendalikan diri untuk bertindak patuh dan tertib terhadap ketentuan dan peraturan dalam pembelajaran, sehingga dapat membentuk menjadi individu yang
unggul. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Anggraeni 2009 menyatakan bahwa jurnal belajar selain meningkatkan konitif siswa juga dapat
meningkatkan afektif siswa. Sedangkan menurut Ong R 2004 jurnal belajar dapat meningkatkan kesadaran metakognitif siswa dan menjadikan siswa lebih disiplin
dalam belajar. Hasil belajar ranah psikomotor diartikan sebagai skor keterampilan psikomotor
siswa selama pembelajaran yang dinilai oleh observer. Penilaian dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keterampilan psikomotorik. Penilaian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana keterampilan siswa dalam melakukan kegiatan jelajah alam sekitar. Hasil belajar tersebut dianalisis untuk mengetahui pengaruh pembuatan
jurnal belajar dalam pendekatan JAS pada materi ekosistem di SMA N 1 Kaliwungu.
4. Kajian Teoritis Hubungan Pembuatan Jurnal Belajar dalam Pendekatan