Analisis Regresi Berganda Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis

52

3.5.3 Analisis Regresi Berganda

Model analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat baik secara parsial maupun secara simultan. Spesifikasi yang digunakan adalah: Ŷ = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 Keterangan: Ŷ= nilai estimasi Y a = nilai Y pada perpotongan antara garis linier dengan sumbu vertikal Y x = nilai variabel bebas b = slope yang berhubungan dengan variabel x 1 dan x 2 Sudjana, 1995: 348

3.5.4 Uji Asumsi Klasik

3.5.4.1 Uji Multikolinieritas Uji ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna. Model regresi berganda yang baik adalah model regresi yang variabel-variabel bebasnya tidak memiliki korelasi yang tinggi atau bebas dari multikolinearitas. Deteksi adanya multikolinearitas dipergunakan nilai VIF Varian Infalaction Factor, bila nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1 berarti data bebas multikolinearitas. Dapat pula dideteksi dengan melihat korelasi antara variabel bebas bila masih di bawah 0,8 maka disimpulkan tidak mengandung multikolineritas. 53 3.5.4.2 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke observasi lain. Untuk mengetahuinya dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot melalui SPSS. Model yang bebas dari heteroskedastisitas memiliki grafik scatter plot dengan pola titik yang menyebar di atas dan di bawah sumbu Y. Uji hateroskedastisitas dapat pula dideteksi menggunakan uji Glejser untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel bebas. Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Apabila nilai signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5 maka dapat disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas.

3.5.5 Uji Hipotesis

3.5.5.1 Uji hipotesis secara simultan uji F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat Ghozali, 2006: 88. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hasil perhitungan lebih besar dari pada nilai F menurut tabel, maka secara simultan variabel kompetensi profesional dan kompetensi sosial guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Seperti halnya ketika kita melakukan uji t, keputusan dalam melaksanakan uji F juga bisa dilihat dari tingkat signifikansinya. Jika tingkat signifikansinya dibawah 5 maka secara simultan variabel kompetensi profesional dan kompetensi sosial guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. 54 3.5.5.2 Uji hipotesis secara parsial uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemaknaan koefisien parsial. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai statistic t dengan titik kritis menurut table. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan t table , maka kita menerima hipotesis alternatif Ghozali, 2006: 88. Hal ini berarti bahwa variabel kompetensi profesional dan kompetensi sosial guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa secara parsial. Selain membandingkan t hitung dengan t tabel keputusan dalam uji t juga dapat dilihat dari tingkat signifikansinya. Jika tingkat signifikansinya dibawah 5 maka secara parsial variabel kompetensi profesional dan kompetensi sosial guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. 3.5.5.3 Koefisien Determinasi Simultan R2 Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan atau kontribusi yang diberikan oleh kompetensi profesional dan kompetensi sosial guru terhadap prestasi belajar siswa. Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu 0R 2 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai R 2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2006: 87. 55 3.5.5.4 Koefisien Determinasi Parsial r2 Untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan masing-masing prediktor secara parsial, yaitu mengetahui besarnya sumbangan yang diberikan oleh variabel kompetensi profesional dan kompetensi sosial guru terhadap prestasi belajar siswa. Untuk membantu proses pengolahan data secara benar dan cepat, maka pengolahan data dilakukan dengan program SPSS Statistical Package For Social Science16.0 for windows. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan disembilan SMA terdiri dari 3 SMA negeri dan 6 SMA swasta dimana 30 orang guru mata pelajaran ekonomi akuntansi sebagai populasi. Dari ke 30 guru tersebut ada beberapa guru yang sudah mendapat sertifikasi jumlahnya sekitar 17 orang. Sertifikasi menunjukkan seberapa besar kompetensi guru terhadap penguasaan materi yang diajarkan dan mengenai kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan UU RI No.14 tahun 2005 bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sertifikasi hanya diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA negeri maupun swasta di kota Pati pada bulan September 2011. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan angket untuk variabel kompetensi profesional dan kompetensi sosial guru. Sedangkan untuk variabel prestasi belajar diambil dari nilai murni ujian semester genap tahun pelajaran 20102011. Berikut data mengenai jumlah sekolah dan guru mata pelajaran ekonomi akuntansi yang terdapat dalam penelitian ini.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara kompetensi profesional guru dengan ptrestasi belajar siswa : studi korelasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Legok-Tangerang

0 13 80

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI SMA KOTA SEMARANG

1 11 29

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU, KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI (AKUNTANSI) MELALUI MOTIVASI BELAJAR SISWA

0 4 233

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PATI TAHUN 2009 2010

0 14 106

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Ekonomi SMA di Kota Tegal

1 140 111

(ABSTRAK) PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PATI TAHUN 2009/2010.

0 0 3

PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI AKUNTANSI DI SMA NEGERI 11 SEMARANG.

0 0 1

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU EKONOMI AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK KABUPATEN MAGELANG.

0 0 105

Pengaruh Kompetensi Profesional Dan Produktivitas Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK di Kota Semarang.

0 0 1

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK, KEPRIBADIAN, PROFESIONAL DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 15