Wawancara Terstruktur Wawancara Tidak Terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana

3.4.3 Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah suatu usaha untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, dan sebagainya Suharsimi Arikunto, 2000:234 Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar guru pamong yang menjadi pamong belajar mahasiswa PPL SMK se Kabupaten Semarang yang menjadi populasi.

3.4.4 Metode wawancara

Menurut Sugiyono 2009: 194, Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukanstudi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari reaponden yang lebih mendalam dan jumlah repondennya sedikit kecil. Ada dua jenis wawancara Sugiyono, 2009: 194 yaitu:

3.4.4.1 Wawancara Terstruktur

digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

3.4.4.2 Wawancara Tidak Terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Dalam penelitian inis, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, sehingga peneliti dalam melakukan wawancara menggunakan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Metode ini digunakan untuk mengungkap persepsi guru pamong terhadap pelaksanaan PPL oleh mahasiswa Jurusana Teknologi Jasa dan Produksi program studi Tata Busana dan Tata Boga.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berupa angket pilihan ganda yang sudah disediakan jawaban. Angket merupakan pertanyaan tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi professional mahasiswa PPL. Untuk mengetahui instrumen penelitian dapat digunakan maka perlu dilakukan uji coba instrumen. Uji coba instrumen digunakan untuk mengetahui valid tidaknya instrumen sebelum penelitian dilakukan. Instrumen yang baik harus memiliki kedua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Uji coba instrumen ini dilaksanakan pada guru pamong PPL di SMK Ibu Kartini berjumlah 10 orang , 5 orang dari guru pamong Tata Busana dan 5 orang dari guru pamong Tata Boga di luar sampel tetapi memiliki karakter yang sama dengan populasi, tidak termasuk dalam sampel. Daftar nama Guru pamong yang menjadi sampel ujicoba penelitian ini terdapat di lampiran 1 halaman 90 . 3.5.1 Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket. 3.5.1.1 Validitas Angket Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Suatu intrumen dikatakan valid apabila mampu