dengan pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk didalamnya adalah perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap proses, hasil, dan pengaruh
kegiatan pembelajaran. Ada dua Strategi Pembelajaran:
2.3.1.1 Strategi Pembelajaran yang berpusat pada Peserta Didik
adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas- luasnya kepada peseta didik untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian pembelajaran. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran yang berpusat pada Peserta Didik adalah
sebagai berikut 1 Pembelajaran penitik beratkan pada keaktifan peserta didik.2 Kegiatan belajar dilakukan secara kritis dan analitik. 3 Motifasi belajar relatif
tinggi. 4 Pendidik hanya berperan sebagai pembantu fasilitas peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar, menyediakan waktu yang memadai relatif
lama dan memerlukan dukungan sarana belajar yang lengkap. Strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dalam pelaksanaan
PPL Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Program Studi Tata Busana dan Tata Boda ialah mahasiswa PPL dalam mengajar diharapkan mengutamakan keaktifan
peserta didik, kegiatan belajar yang kritis dan dinamis, memberikan motifasi belajar, menyediakan waktu yang memadai serta sarana yang belajar yang
lengkap misalnya untuk program studi Tata Busana menyediakan fragmen pembuatan saku saat proses pembelajaran pembuatan macam –macam saku,
sedangkan untuk Progam studi Tata Boga mahasiswa PPL dapat membuat contoh
macam –macam potongan sayur saat proses belajar membuat macam-macam potongan sayur.
2.3.1.2 Strategi Pembelajaran yang berpusat pada Pendidik
Adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan terhadap pentingnya aktifitas pendidik dalam mengajar atau membelajarkan peserta didik.
Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses serta hasil pembelajaran dilakukan dan dikendalikan oleh pendidik sedangkan peserta didik berperan
sebagai pengikut kegiatan yang ditampilkan pendidik. Salah satu tugas guru yang utama adalah menyampaikan materi
pembelajaran. Untuk itu guru harus bisa memilih mengembangkan, mengorganisir, materi yang akan disampaikan pada siswa, agar materi tersebut
dapat diterima, dicerna, atau dipelajari siswa sesuai dengan tujuan atau kemampuan yang diharapkan. Materi pengajaran bukan semata-mata semua
materi yang tertera di buku sumber atau lainnya, tetapi materi atau komponen lain yang perlu dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, yang
diklasifikasikan dalam tiga kawasan yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pelajaran yang berada pada kawasan kognitif pada umumnya materi yang
ada hubungannya dengan kemampuan yang paling dasar sampai pada yang paling tinggi yaitu mulai dari mengingat, memahami, menerapkan. menganalisis,
mensistesis dan mengevaluasi. Materi pembelajaran pada kawasan afektif intinya adalah materi pembelajaran yang berkaitan dengan nilai-nilai moral, sikap dan
perilaku atau perbuatan seseorang. Sedangkan materi kawasan psikomotorik merupakan suatu proses yang kontinyu, sehingga tidak bisa berhenti pada tahap
tertentu. Sesuatu
yang berhubungan
dengan keterampilan
tertentu Nur’aini,2008:27-28. Dalam kaitannya dengan bidang Tata Busana bahwa
materi yang disampaikan merupakan materi kawasan psikomotorik, yang berhubungan dengan alat, keterampilan motorik, gerakan yang membutuhkan
koordinasi otot. Dalam proses belajar mengajar, ada dua unsur yang amat penting adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode pengajaran tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas
dan respon yang diharapkan siswa setelah pembelajaran berlangsung dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian dikatakan bahwa
salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru Arsyad,2006:15 Sejalan dengan yang disampaikan oleh Hamalik dalam Arsyad 2006: 16
bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat ini.
Media sumber belajar adalah alat bantu yang berguna dalam kegiatan belajar-mengajar. Alat bantu dapat mewakili sesuatu yang tidak dapat
disampaikan guru melalui kata-kata atau kalimat. Keefektifitas daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang sulit dan rumit dapat terjadi dengan bantuan
alat bantu. Kesulitan anak didik memahami konsep dan prinsip tertentu dapat diatasi dengan bantuan alat bantu. Bahkan alat bantu diakui dapat melahirkan
umpan balik yang baik dari anak didik. Dengan memanfaatkan taktik alat bantu yang
akseptabel, guru
dapat menggairahkan
belajar anak
didik Djamarah,2002:3.
Mahasiswa PPL dengan program studi Tata Busana dan Tata Boga memiliki kesempatan dalam mengembangkan kreatifitas pada pemilihan media
belajar. Misalnya untuk program studi Tata Busana media belajar yang dapat dibuat ialah dengan fragmen saat menjelaskan cara membuat dan menjahit bagian
dari suatu busana. Sedangkan untuk program studi Tata Boga, mahasiswa PPL dapat membawa contoh potongan bahan rempah-rempah saat menjelaskan
kegunaan masing-masing bahan masakan tersebut. Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar
mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan
tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam
suatu tujuan. Metode yang dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar-mengajar bermacam-macam. Penggunaannya tergantung dari rumusan tujuan. Dalam
mengajar, jarang ditemukan guru menggunakan satu metode, tetapi kombinasi dari dua atau beberapa macam metode. Penggunaan metode gabungan
dimaksudkan untuk menggairahkan belajar anak didik. Dengan bergairahnya belajar, anak didik tidak sukar untuk mencapai tujuan pengajaran. Karena bukan
guru yang memaksakan anak didik untuk mencapai tujuan, tetapi anak didiklah dengan sadar untuk mencapai tujuan Djamarah. 2002:3-4.
Kriteria pemilihan metode pembelajaran yang dikemukan oleh Nur’aini 2008:31 ialah mempertimbangkan: Tujuan pembelajaran, meteri pelajaran,
besarnya kelas, karakteristik siswa, kemampuan guru, fasilitas yang tersedia, waktu yang tersedia.
Terdapat berbagai macam metode-metode pembelajaran yaitu metode Ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode
diskusi, metode praktikum, metode resitasipemberian tugas, metode pemecahan masalahproblem solving, metode karya wisata, metode proyek, metode kerja
kelompok, metode panel, metode seminar, metode sosiodrama dan bermain peran, metode stimulasi, metode sumbang saran, dan metode tutorial. Sedangkan metode
yang sesuai dengan materi kawasan psikomotorik untuk Progam Studi PKK Tata Busana dan Tata Boga ialah metode ceramah, metode demonstrasi, metode
eksperimen, metode praktikum, metode kerja kelompok. Terkait
dengan guru
sebagai tenaga
professional, kompetensi
menunjukkan pada kemampuan guru calon guru dalam melaksanakan tugas – tugas kependidikan sesuai dengan spesifikasi tertentu. Dari pengertian diatas,
dapat dikatakan bahwa kompetensi seorang guru adalah kemampuan atau
kecakapan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Dalam Kompetensi Profesional terdapat 10 kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru menurut Hamalik 2008:52-58. Kesepuluh
kompetensi dasar tersebut jika dijabarkan adalah sebagai berikut:
2.3.2.1 Kemampuan menguasai bahan