Analisis Zonasi Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

195

4.6 Analisis Zonasi

Untuk mengkaji kesesuaian suatu lokasi untuk suatu peruntukan atau zona, maka dibutuhkan penerapan kriteria. Kriteria yang digunakan dikelompokkan ke dalam kriteria ekologi, ekonomi dan sosial. Setiap kriteria terdiri dari sub-sub kriteria yang berisi sejumlah variabel yang dipakai sebagai penilai terhadap suatu lokasi. Penetapan zonasi atas suatu lokasi dilakukan dengan metode memadukan antara kriteria ekologi, ekonomi dan sosial setelah sebelumnya masing-masing variabel diberikan nilai atau skor. Sub kriteria ekologi terdiri dari: keanekaragaman hayati, kealamian, keterwakilan, keunikankelangkaan jenis, integritas, produktivitas ikan, kerentanan sumberdaya alam. Sub kriteria ekonomi terdiri dari: spesies penting, kepentingan perikanan, bentuk ancaman, manfaat ekonomi sumberdaya, kepentingan pariwisata, jasa lingkungan dan sumberdaya yang dapat terjual, dan potensi lapangan pekerjaan. Sub kriteria sosial terdiri dari: tingkat dukungan masyarakat, tempat rekreasi, budaya masyarakat, estetika, konflik kepentingan, keamanan, aksesibilitas, dan kepedulian masyarakat. Nilai total skor yang didapatkan pada setiap sub kriteria di tiap pulau dalam penentuan zonasi ini, disajikan pada Tabel 59. Pembagian zonasi ditentukan sebagai berikut: Zona Inti ZI sebesar 65 , Zona Perikanan Berkelanjutan ZPB 50 – 65 , Zona Pemanfaatan ZP 40 – 50 , dan Zona Rehabilitasi sebesar 40 . Berdasarkan penetapan ini, selanjutnya dihitung skor maksimal dan minimal dari semua sub kriteria ya ng menjadi variabel penilaian, sehingga diperoleh interval nilai pada penentuan setiap zona sebagai berikut : ZI 27,8, ZPB 24,9 – 27,8, ZP 22,0 – 24,9 dan ZR 22,0. Usulan dan aspirasi masyarakat juga dipertimbangkan dalam penetapan zonasi akhir, setelah sebelumnya diperoleh nilai skor total dari dari penerapan kriteria ekologi, ekonomi dan sosial tersebut di atas. Hasil akhir dalam penentuan zonasi dalam penelitian ini adalah integrasi antara hasil penerapan kriteria ekologi, ekonomi dan sosial, serta pertimbangan aspirasi atau usulan masyarakat setempat, dan hasil analisis kesesuaian lahan. Secara lebih detail hasil akhir penentuan zonasi kawasan Taman Nasional Karimunjawa disajikan pada Tabel 60, dan secara diskriptif disajikan pada Gambar 37. 196 Tabel 59 Analisis penentuan zonasi Taman Nasional Karimunjawa Kiteria Sub kriteria Nilai skor pada masing -masing pulau lokasi A B C D E F G H I Ekologi 1. Keanekaragaman Hayati 1 Keragaman ekosistem 1,35 0,90 0,90 0,90 0,90 1,35 1,35 1,35 0,45 2 Keragaman habitat 1,35 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 1,35 1,35 0,45 3 Keragaman komunitas 1,35 0,90 0,90 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 0,90 4 Jumlah spesies karang 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 0,90 5 Jumlah spesies ikan karang 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 6 Jumlah spesies Ikan Pelagis 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 0,90 0,90 7 Jml spesies padang lamun 0,90 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 8 Jumlah spesies rumput laut 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 9 Jumlah spesies bakau 0,90 0,45 0,45 0,45 0,90 0,90 0,90 0,90 0,45 2. Kealamian 1 Persen penutupan karang 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 1,35 0,90 0,90 0,90 2 Keragaman Komunitas hayati 0,90 0,45 0,45 0,45 0,90 0,90 0,90 0,90 0,45 3 Keragaman ekosistem 1,35 0,45 0,45 0,45 0,45 0,90 0,90 0,90 0,45 3. Keterwakilan 1,35 0,45 0,45 0,90 0,90 0,90 0,90 1,35 0,45 4 Kelangkaankeunikan jenis SD 0,90 0,45 0,45 0,45 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 5. Integritas 1,35 0,45 0,45 0,45 0,45 0,90 0,90 0,90 0,45 6. Produktivitas H’ ikan karang 0,90 0,90 1,35 1,35 0,90 0,90 1,35 0,90 0,45 7. Kerentanan SDA 0,90 0,45 0,45 0,90 0,90 0,45 0,90 0,90 0,90 Sub Total = 18,90 12,60 13,05 14,40 15,30 16,65 17,55 17,10 11,25 Ekonomi 1. Spesies penting 0,64 0,64 0,96 0,96 0,64 0,64 0,64 0,64 0,96 2. Kepentingan perikanan 0,96 0,64 0,64 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,96 3. Bentuk ancaman 0,64 0,64 0,32 0,64 0,32 0,64 0,64 0,64 0,64 4. Manfaat ekonomi sumberdaya 0,96 0,32 0,32 0,32 0,64 0,64 0,32 0,32 0,32 5. Kepentingan pariwisata 0,96 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 6. Jasa lingk. SD yg dapat terjual 0,96 0,64 0,64 0,96 0,96 0,96 0,64 0,64 0,32 7. Potensi lapangan pekerjaan 0,96 0,64 0,64 0,96 0,96 0,96 0,64 0,64 0,32 Sub Total = 6,08 3,84 3,84 4,48 4,16 4,48 3,52 3,52 3,84 Sosial 1. Dukungan masyarakat 0,69 0,23 0,23 0,46 0,46 0,46 0,46 0,23 0,46 2. Tempat rekreasi 0,69 0,46 0,69 0,46 0,46 0,69 0,69 0,69 0,23 3. Budaya 0,69 0,23 0,23 0,46 0,23 0,23 0,23 0,46 0,23 4. Estetika 0,69 0,46 0,46 0,46 0,46 0,46 0,69 0,46 0,46 5. Konflik kepentingan 0,46 0,46 0,46 0,69 0,69 0,69 0,69 0,46 0,69 6. Keamanan dan kenyamanan 0,69 0,46 0,46 0,23 0,23 0,46 0,46 0,46 0,23 7. Aksesibilitas ke lokasi 0,69 0,69 0,69 0,46 0,46 0,69 0,46 0,46 0,46 8. Kepedulian Masyarakat 1 Kegiatan masyarakat 0,46 0,46 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 2 Keterlibatan masyarakat 0,46 0,23 0,23 0,23 0,23 0,46 0,46 0,46 0,23 Sub Total = 5,52 3,68 3,68 3,68 3,45 4,37 4,37 3,91 3,22 TOTAL = 30,50 20,12 20,57 22,56 22,91 25,50 25,44 24,53 18,31 Kesesuaian Zona = ZI ZR ZR ZP ZP ZPB ZPB ZP ZR Keterangan : P : Pulau F : P Cemara Kecil L : P Sintok R : Gosong Selikur X : Karang Kapal A : P Karimunjawa G : P Cemara Besar M : Gosong Tgh S : P Nyamuk Y : P Kumbang B : P Menjangan Bsr H : P Menyawakan N : P Tengah T : P Katang Z : Karang Besi C : P Menjangan Kcl I : Taka Menyawakan O : P Kecil U : Karang Katang D : P Burung J : P Kemujan P : P Parang V : P Krakal Besar E : P Geleang K : P Bengkoang Q : P Kembar W : P Krakal Kecil 45 32 23 Skor : 27,8 : Zona Inti ZI 24,9 – 27,8 : Zona Pemanfaatan Berkelanjutan ZPB 22,0 – 24,9 : Zona Pemanfaatan ZP 22,0 : Zona Rehabilitasi ZR 197 Lanjutan Tabel 59 Kiteria Sub kriteria Nilai skor pada masing -masing pulau lokasi J K L M N O P Q R Ekologi 1. Keanekaragaman Hayati 1 Keragaman ekosistem 1,35 1,35 1,35 0,45 1,35 0,90 1,35 0,45 0,45 2 Keragaman habitat 1,35 1,35 1,35 0,45 1,35 0,45 1,35 0,90 0,90 3 Keragaman komunitas 1,35 1,35 1,35 0,90 1,35 0,90 1,35 0,90 0,90 4 Jumlah spesies karang 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 5 Jumlah spesies ikan karang 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 6 Jumlah spesies Ikan Pelagis 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 7 Jml spesies padang lamun 0,90 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,90 0,45 0,45 8 Jumlah spesies rumput laut 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 9 Jumlah spesies bakau 0,90 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,90 0,45 0,45 2. Kealamian 1 Persen penutupan karang 0,90 1,35 0,90 1,35 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 2 Keragaman Komunitas hayati 0,90 0,90 0,45 0,45 0,45 0,45 0,90 0,45 0,45 3 Keragaman ekosistem 1,35 0,90 0,90 0,45 0,90 0,45 1,35 0,45 0,45 3. Keterwakilan 1,35 0,90 0,90 0,45 0,90 0,45 1,35 0,90 0,90 4 Kelangkaankeunikan jenis SD 0,90 0,90 1,35 0,45 0,90 0,45 1,35 0,90 0,90 5. Integritas 1,35 0,90 0,90 0,45 0,90 0,45 0,90 0,45 0,45 6. Produktivitas H’ ikan karang 0,90 0,90 0,90 0,45 1,35 1,35 0,90 1,35 1,35 7. Kerentanan SDA 0,90 1,35 0,90 0,90 0,90 0,90 0,45 0,90 0,45 Sub Total = 18,90 17,55 16,65 12,15 16,65 13,05 18,45 13,95 13,50 Ekonomi 1. Spesies penting 0,64 0,64 0,64 0,32 0,96 0,96 0,64 0,96 0,96 2. Kepentingan perikanan 0,96 0,96 0,64 0,64 0,64 0,32 0,96 0,96 0,96 3. Bentuk ancaman 0,64 0,32 0,64 0,64 0,64 0,64 0,32 0,32 0,32 4. Manfaat ekonomi sumberdaya 0,96 0,64 0,64 0,32 0,32 0,32 0,96 0,32 0,64 5. Kepentingan pariwisata 0,96 0,32 0,64 0,32 0,32 0,32 0,96 0,32 0,32 6. Jasa lingk. SD yg dapat terjual 0,96 0,64 0,64 0,32 0,64 0,64 0,96 0,96 0,96 7. Potensi lapangan pekerjaan 0,96 0,32 0,64 0,64 0,96 0,32 0,96 0,96 0,96 Sub Total = 6,08 3,84 4,48 3,20 4,48 3,52 5,76 4,80 5,12 Sosial 1. Dukungan masyarakat 0,69 0,23 0,69 0,23 0,23 0,23 0,69 0,23 0,69 2. Tempat rekreasi 0,69 0,69 0,69 0,46 0,69 0,46 0,69 0,46 0,46 3. Budaya 0,69 0,46 0,46 0,23 0,23 0,23 0,69 0,23 0,23 4. Estetika 0,69 0,46 0,46 0,46 0,69 0,46 0,46 0,69 0,23 5. Konflik kepentingan 0,46 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 6. Keamanan dan kenyamanan 0,69 0,46 0,69 0,46 0,69 0,23 0,69 0,23 0,23 7. Aksesibilitas ke lokasi 0,69 0,46 0,69 0,46 0,46 0,23 0,69 0,46 0,46 8. Kepedulian Masyarakat 1 Kegiatan masyarakat 0,69 0,23 0,69 0,23 0,23 0,23 0,69 0,23 0,23 2 Keterlibatan masyarakat 0,69 0,46 0,69 0,23 0,46 0,23 0,69 0,23 0,69 Sub Total = 5,98 4,14 5,75 3,45 4,37 2,99 5,98 3,45 3,91 TOTAL = 30,96 25,53 26,88 18,80 25,50 19,56 30,19 22,20 22,53 Kesesuaian Zona = ZI ZPB ZPB ZR ZPB ZR ZI ZP ZP Keterangan : P : Pulau F : P Cemara Kecil L : P Sintok R : Gosong Selikur X : Karang Kapal A : P Karimunjawa G : P Cemara Besar M : Gosong Tgh S : P Nyamuk Y : P Kumbang B : P Menjangan Bsr H : P Menyawakan N : P Tengah T : P Katang Z : Karang Besi C : P Menjangan Kcl I : Taka Menyawakan O : P Kecil U : Karang Katang D : P Burung J : P Kemujan P : P Parang V : P Krakal Besar E : P Geleang K : P Bengkoang Q : P Kembar W : P Krakal Kecil 45 32 Skor : 27,8 : Zona Inti ZI 24,9 – 27,8 : Zona Pemanfaatan Berkelanjutan ZPB 22,0 – 24,9 : Zona Pemanfaatan ZP 22,0 : Zona Rehabilitasi ZR 23 198 Lanjutan Tabel 59 Kiteria Sub kriteria Nilai skor pada masing -masing pulau lokasi S T U V W X Y Z Ekologi 1. Keanekaragaman Hayati 1 Keragaman ekosistem 1,35 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,90 0,45 2 Keragaman habitat 1,35 0,90 0,90 0,45 0,45 0,45 0,90 0,90 3 Keragaman komunitas 1,35 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 1,35 0,90 4 Jumlah spesies karang 1,35 0,90 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 5 Jumlah spesies ikan karang 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 6 Jumlah spesies Ikan Pelagis 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 1,35 7 Jml spesies padang lamun 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 8 Jumlah spesies rumput laut 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 9 Jumlah spesies bakau 0,90 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 2. Kealamian 1 Persen penutupan karang 0,90 0,90 0,90 1,35 0,90 0,90 0,90 0,90 2 Keragaman Komunitas hayati 0,90 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 3 Keragaman ekosistem 1,35 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 3. Keterwakilan 1,35 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,90 0,45 4 Kelangkaankeunikan jenis SD 1,35 0,90 0,90 0,90 0,45 0,45 0,90 0,90 5. Integritas 1,35 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 6. Produktivitas H’ ikan karang 0,90 0,90 1,35 1,35 1,35 0,45 0,90 0,45 7. Kerentanan SDA 1,35 0,45 0,90 0,90 0,90 1,35 0,45 0,90 Sub Total = 19,35 12,15 13,50 13,50 12,60 12,15 13,95 12,60 Ekonomi 1. Spesies penting 0,64 0,64 0,96 0,96 0,96 0,96 0,64 0,96 2. Kepentingan perikanan 0,96 0,96 0,96 0,64 0,64 0,64 0,64 0,96 3. Bentuk ancaman 0,32 0,32 0,32 0,64 0,64 0,32 0,64 0,32 4. Manfaat ekonomi sumberdaya 0,64 0,32 0,32 0,32 0,32 0,64 0,32 0,32 5. Kepentingan pariwisata 0,96 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 6. Jasa lingk. SD yg dapat terjual 0,96 0,64 0,32 0,64 0,64 0,64 0,64 0,32 7. Potensi lapangan pekerjaan 0,96 0,64 0,64 0,32 0,32 0,32 0,64 0,32 Sub Total = 4,80 3,84 3,84 3,84 3,84 3,84 3,84 3,52 Sosial 1. Dukungan masyarakat 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,69 0,23 2. Tempat rekreasi 0,69 0,46 0,46 0,46 0,46 0,46 0,69 0,23 3. Budaya 0,46 0,23 0,23 0,23 0,23 0,46 0,23 0,23 4. Estetika 0,46 0,46 0,46 0,69 0,69 0,23 0,69 0,23 5. Konflik kepentingan 0,46 0,46 0,46 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 6. Keamanan dan kenyamanan 0,69 0,46 0,69 0,23 0,23 0,23 0,46 0,23 7. Aksesibilitas ke lokasi 0,69 0,69 0,46 0,46 0,46 0,23 0,69 0,46 8. Kepedulian Masyarakat 1 Kegiatan masyarakat 0,46 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 2 Keterlibatan masyarakat 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,69 0,23 Sub Total = 4,37 3,45 3,45 3,45 3,45 2,99 5,06 2,76 TOTAL = 28,52 19,44 20,79 20,79 19,89 18,98 22,85 18,88 Kesesuaian Zona = ZI ZR ZR ZR ZR ZR ZP ZR Keterangan : P : Pulau F : P Cemara Kecil L : P Sintok R : Gosong Selikur X : Karang Kapal A : P Karimunjawa G : P Cemara Besar M : Gosong Tgh S : P Nyamuk Y : P Kumbang B : P Menjangan Bsr H : P Menyawakan N : P Tengah T : P Katang Z : Karang Besi C : P Menjangan Kcl I : Taka Menyawakan O : P Kecil U : Karang Katang D : P Burung J : P Kemujan P : P Parang V : P Krakal Besar E : P Geleang K : P Bengkoang Q : P Kembar W : P Krakal Kecil 45 32 23 Skor : 27,8 : Zona Inti ZI 24,9 – 27,8 : Zona Pemanfaatan Berkelanjutan ZPB 22,0 – 24,9 : Zona Pemanfaatan ZP 22,0 : Zona Rehabilitasi ZR 199 Tabel 60 Hasil akhir analisis penentuan zonasi kawasan Taman Nasional Karimunjawa No. Hasil analisis dengan kriteria ekologi, ekonomi dan sosial. Usulan masyarakat Karimunjawa Hasil akhir setelah diintegrasikan dengan usulan masyarakat dan kesesuaian lahan lokasi. Zona Inti : 1. P. Karimunjawa P. Karimunjawa Tanjung Boma dan Tanjung Seloka. P. Karimunjawa Tanjung Boma Tanjung Seloka. 2. P. Kemujan Tanjung BandeangTaka Solusi Tanjung BandeangTaka Solusi 3. P. Parang P. Parang sisi utara P. Parang sisi utara 4. P. Nyamuk P. Nyamuk sisi selatan P. Nyamuk sisi selatan dan barat daya. 5. - Gosong Selikur - 6 - Gosong Tengah - Zona Perikanan Berkelanjutan : 1. P. Cemara Kecil P. Cemara Kecil P. Cemara Kecil 2. P. Cemara Besar P. Cemara Besar P. Cemara Besar 3. P. Bengkoang P. Bengkoang P. Bengkoang 4. P. Tengah P. Tengah P. Tengah 5. P Sintok P. Sintok P. Sintok 6. - Taka Menyawakan - 7. - P. Menyawakan - Zona Pemanfaatan : 1. P. Burung P. Burung P. Burung 2. P. Geleang P. Geleang P. Geleang 3. P. Menyawakan P Krakal Besar P. Menyawakan 4. Gosong Selikur Gosong Selikur Gosong Selikur 5. P. Kembar P. Kembar P. Kembar 6. P. Kumbang P. Kumbang P. Kumbang 7. - P. Katang - 8. - Karang Kapal - 9. - Karang Katang - 10. - P. Menjangan Besar - 11. - P. Menjangan Kecil - Zona Rehabilitasi : 1. P. Menjangan Besar - P. Menjangan Besar sisi selatan 2. P. Menjangan Kecil - P. Menjangan Kecil sisi selatan 3. Taka Menyawakan - Taka Menyawakan 4. Gosong Tengah - Gosong Tengah 5. P. Kecil P. Kecil P. Kecil 6. P. Katang - P. Katang 7. P. Krakal Besar - P. Krakal Besar 8. Karang Kapal - Karang Kapal 9. Karang Besi Karang Besi Karang Besi 10. Karang Katang - Karang Katang 11. P. Krakal Kecil P. Krakal Kecil P. Krakal Kecil 200 Gambar 37 Peta kawasan dan hasil penentuan zonasi di kawasan Taman Nasional Karimunjawa 201 Peta zonasi yang telah ditetapkan oleh Menteri Kehutanan Dirjen. PHKA pada tanggal 24 Juni 2005 disajikan pada Gambar 38, sedangkan perbedaan penentuan zonasi antara hasil penelitian ini dengan hasil zonasi yang ditetapkan oleh Dirjen. PHKA tanggal 24 Juni tahun 2005 disajikan pada Tabel 61 dan Gambar 39. Hasil penentuan zonasi antara ke duanya terdapat perbedaan, baik pada zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan, maupun zona rehabilitasi. Sebagai contoh perbedaan yang terjadi yaitu pada Zona Pemanfaatan dimana dari hasil penelitian ini terdapat 6 pulaulokasi yaitu: P. Burung dan P. Geleang, P. Menyawakan, Gosong Selikur, P. Kembar, dan P. Kumbang, sedangkan dari Keputusan Menteri Kehutanan Dirjen PHKA tahun 2005 terdapat lebih dari 15 pulau masuk ke dalam Zona Pemanfaatan. Dari 15 pulau tersebut, hanya ada 2 pulau yang sama-sama masuk ke dalam zona tersebut, yaitu P. Menyawakan dan P. Kembar. Demikian pula pada Zona Rehabilitasi, dari hasil penelitian ini terdapat 11 pulaulokasi yang masuk ke dalam zona ini, sedangkan dari Keputusan Menteri Kehutanan hanya terdapat 5 pulaulokasi, dan tidak ada satupun lokasi ke duanya sama. Secara rinci perbedaan ke duanya dapat dilihat pada Tabel 61. Jika dilihat secara geografis, P. Menjangan Besar dan Menjangan Kecil letaknya sangat dekat dengan P. Karimunjawa yang berukuran besar dan sebagai pusat ibukota Kecamatan, saat ini digunakan untuk kegiatan budidaya perikanan, wisata laut, dan pantai. Dari Keputusan Menteri Kehutanan ke dua pulau tersebut hampir semua luasan kawasan dipergunakan untuk zona pemanfaatan, padahal dilihat dari evaluasi kondisi biogeofisik dan lingkungannya sudah memburuk. Namun hasil dalam penelitian ini, ke dua pulau tersebut masuk ke dalam zona rehabilitasi, dan penempatannya tidak berada pada semua luasan pulau. Hal ini dimaksudkan agar dengan pertimbangan bahwa ekosistem perairan laut di kedua pulau tersebut deapat mengalami kepulihan dan regenerasi biota di kemudian hari, namun di samping itu penempatan zona rehabilitasi juga tidak merubah mengganggu kegiatan pemanfatan yang ada saat ini budidaya dan wisata. 202 Pada prinsipnya penentuan zonasi yang dilakukan oleh Menteri Kehutanan tahun 2005 dan penentuan zonasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sama-sama untuk melakukan rezonasi zonasi ulang sebagai respon atau tindak lanjut dari evaluasi kondisi sumberdaya Karimunjawa saat ini. Hasil zonasi dalam penelitian ini didasarkan atas penilaian aspek kriteria ekologi, ekonomi dan sosial, dengan terlebih dahulu dilakukan analisis kesesuaian lahan dan diintegrasikan dengan pemanfaatan lahan saat ini present landuse, sedangkan hasil zonasi dari Ketetapan Menteri Kehutanan tahun 2005 lebih mendasarkan pada aspek sosial ekonomi usulan masyarakat, pola pemanfaatan, jarak lokasi dari pelabuhan dan pemukiman, dan aspek ekologi kondisi terumbu karang, ikan karang, padang lamun, mangrove, dan keterwakilan ekosisitem. Namun aspek ekologi tidak mempertimbangkan faktor kesesuaian lahan dan pemanfaatan lahan saat ini present landuse. Hasil penelitian ini dikatakan lebih representatif dalam penempatan ruang zonasi karena didasarkan atas pendekatan yang lebih komprehensif ekologi, ekonomi, dan sosial. Adanya sebagian aspirasi masyarakat yang tidak terakomodir dalam penempatan ruang zonasi dalam penelitian ini ternyata bisa dilakukan langkah-langkah solusi antara lain pemberian pemahaman atas alasan penempatan zonasi, perlunya penyuluhan dalam rangka peningkatan kesadadaran masyarakat dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan, perlunya pelatihan, peningkatan ketrampilan dan kualitas sumberdaya, pelibatan masyarakat dalam kegiatan pembangunan, perlunya Pemerintah melakukan pengalihanpembelian pulau-pulau tertentu yang kepemilikannya telah dimiliki secara pribadi terutama pulau yang belum terbangun infrastruktur, pemberian modal kerja terutama dalam melakukan ektensifikasi pekerjaan di luar perikanan di saat musim paceklik ikan musim barat, dan pemberdayaan ibu-ibu nelayan khususnya dalam pengolahan ikan dan pemanfaatan tanaman hasil pekarangan atau kebun. 203 Tabel 61 Perbandingan antara zonasi hasil penelitian dan zonasi Ketetapan Menteri Kehutanan Dirjen PHIKA Tahun 2005 No. Hasil Penelitian Ketetapan Menteri Kehutanan Dirjen PHKA Tahun 2005 Zona Inti : 1. P. Karimunjawa Tanjung Boma Tanjung Seloka. P. Karimunjawa Tanjung Boma dan Tanjung Seloka. 2. Tanjung BandeangTaka Solusi Tanjung Bandeang P.Kemujan 3. P. Parang sisi utara - 4. P. Nyamuk sisi selatan dan barat daya. - 5. - Taka Menyawakan 6. - P. Kumbang sisi selatan Zona Perlindungan Keputusan Menteri Kehutanan : 1. - P. Burung 2. - P. Geleang 3. - P. Cemara Kecil 4. - Gosong Selikur 5. - P. Katang 6. - P. Sintok 7. - Gosong Tengah Zona Perikanan Berkelanjutan Rancangan Peraturan Pemerintah Tahun 2007 : 1. P. Cemara Kecil - 2. P. Cemara Besar - 3. P. Bengkoang - 4. P. Tengah - 5. P. Sintok - Zona Pemanfaatan : 1. P. Burung - 2. P. Geleang - 3. P. Menyawakan P. Menyawakan 1a 4. Gosong Selikur - 5. P. Kembar P. Kembar 1a 6. P. Kumbang P. Kumbang di sebelah timur Pulau 1a 204 Lanjtan Tabel 61. No. Hasil Penelitian Ketetapan Menteri Kehutanan Tahun 2005 7. - Karang Kapal sisi timur 1a 8. - P. Menjangan Besar 1a 9. - P. Menjangan Kecil 1a 10. - P. Tengah 1a 11. - P. Bengkoang sisi timur 1a 12. - Karang Kapal sisi timur 1a 13. - Legon Boyo 3a 14. - Sepanjang Pantai P. Kemujan 3a 15. - Sepanjang Pantai P. Parang 3a 16. - Sepanjang Pantai P. Nyamuk 3a 17. - Perairan Kawasan Taman Nasional 4 18. - Legon Boyo, Gosong Kumbang, Batu Lawang sisi timur Pulau Kemujan, sebelah timur Pulau Nyamuk 5 Zona Rehabilitasi : 1. P. Menjangan Besar sisi selatan - 2. P. Menjangan Kecil sisi selatan - 3. Taka Menyawakan - 4. Gosong Tengah - 5. P. Kecil - 6. P. Katang - 7. P. Krakal Besar - 8. Karang Kapal - 9. Karang Besi - 10. Karang Katang - 11. P. Krakal Kecil - 12. - Gosong Kumbang 13. - P. Karimunjawa sisi barat Legon Boyo 14. - P. Kemujan ujung utara Batu Lawang 15. P. Nyamuk sisi timurterpisah dari daratan 16. - P. Parang sisi timur laut Keterangan : 1 Pariwisata Bahari; 2 Pariwisata Pantai; 3 Budidaya Rumput Laut; 1a Pariwisata; 3a Budidaya Laut; 4 Perikanan Tradisional; 5 Zona Rehabilitasi. 205 Gambar 38 Peta Zonasi Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan SK Dirjen PHKA No.79IVSet-32005 206 Gambar 39 Peta overlay penentuan zonasi Taman Nasional Karimunjawa perbandingan antara Hasil Penelitian dan Ketetapan Dirjen PHKA tahun 2005 207 Hasil analisis penentuan zonasi sebagaimana yang disajikan pada Tabel 61 menunjukkan bahwa di dalam zona inti terdapat 4 pulaulokasi, yaitu P. Karimunjawa Tanjung Boma-Tanjung Seloka, P. Kemujan Tanjung Bandeang, P. Parang sisi Utara, dan P. Nyamuk sisi Barat Daya. Sedangkan hasil zonasi yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan tahun 2005 juga terdapat 4 pulaulokasi yang dijadikan sebagai zona inti , yaitu P. Karimunjawa Tanjung Boma-Tanjung Seloka, Tanjung BandeangTaka Solusi, Taka Menyawakan dan P. Kumbang sisi Selatan. Pulau Parang dan Pulau Nyamuk tidak termasuk ke dalam zona inti dalam SK Menteri tersebut, akan tetapi Taka Menyawakan dan P. Kumbang sisi Selatan dimasukkan ke dalam zona inti, sehingga memang terjadi perbedaan lokasi penempatan zona inti. Sedangkan kawasan perlindungan lain selain zona inti adalah zona perlindungan, dan hasil penentuan zonasi yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan tahun 2005 terdapat 7 pulaulokasi yang dijadikan sebagai Zona Perlindungan, yaitu P. Burung, P. Geleang, P. Cemara Kecil, Gosong Selikur, P. Katang, P. Sintok, dan Gosong Tengah Tabel 61. Dari hasil penelitian ini, pulau-pulau yang termasuk ke dalam zona inti seperti P. Karimunjawa, P. Kemujan, Tanjung Bandeang, P. Parang, dan P. Nyamuk memiliki keragaman ekosistem yang tinggi dan sumberdaya perikanan yang potensial bagi kepentingan perikanan. Mengacu dari data ekologis yang terkumpul juga menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang jumlah genus, persen tutupan dan keragaman yang terdapat di pulau-pulau ini masih cukup baik. Luas perairan yang termasuk ke dalam zona inti sebesar 943,50 ha atau sebesar 18,99 dari total wilayah perairan yang ditentukan sebagai zonasi yakni 4.969,11 ha sesuai luasan sebaran terumbu karang yang terdapat di kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Secara rinci luasan zona inti pada masing-masing pulau disajikan pada Tabel 62. Pulau-pulau yang termasuk ke dalam Zona Perikanan Berkelanjutan dari hasil penelitian ini terdapat 5 pulaulokasi, yaitu : P. Cemara Kecil, P. Cemara Besar, P. Bengkoang, P. Tengah, dan P. Sintok. Pulau-pulau yang termasuk ke dalam Zona Perikanan Berkelanjutan dalam penelitian ini sebagian besar dekat dengan P. Besar yang berpenduduk, kecuali P. Bengkoang yang jaraknya cukup jauh. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi para nelayan dan pembudidaya laut dalam untuk menuju daerah pemanfaatan, karena jaraknya yang relatif dekat. 208 Tabel 62 Luasan masing-masing zona di Taman Nasional Karimunjawa No Kode Pulau Desa Zonasi Luas m² Luas ha 1 A P Karimunjawa Karimunjawa ZI 2.056.826,35 205,68 2 B P Menjangan Besar Karimunjawa ZR 2.455.394,99 245,54 3 C P Menjangan Kecil Karimunjawa ZR 2.710.629,43 271,06 4 D P Burung Karimunjawa ZP 341.939,92 34,19 5 E P Geleang Karimunjawa ZP 1.790.335,74 179,03 6 F P Cemara Kecil Karimunjawa ZPB 226.290,04 22,63 7 G P Cemara Besar Karimunjawa ZPB 4.702.778,26 470,28 8 H P Menyawakan Karimunjawa ZP 851.184,57 85,12 9 I Taka Menyawakan Karimunjawa ZR 56.376,95 5,64 10 J P Kemujan Kemujan ZI 643.068,81 64,31 11 K P Bengkoang Kemujan ZPB 1.570.293,50 157,03 12 L P Sintok Kemujan ZPB 1.760.661,84 176,07 13 M Gosong Tengah Kemujan ZR 231.013,13 23,10 14 N P Tengah Kemujan ZPB 394.565,56 39,46 15 O P Kecil Kemujan ZR 334.002,44 33,40 16 P P Parang Parang ZI 2.770.267,35 277,03 17 Q P Kembar Parang ZP 5.541.593,72 554,16 18 R Gosong Selikur Parang ZP 466.786,14 46,68 19 S P Nyamuk Parang ZI 3.964.833,22 396,48 20 T P Katang Parang ZR 346.362,25 34,64 21 U Karang Katang Parang ZR 7.445.622,67 744,56 22 V P Krakal Besar Parang ZR 448.279,19 44,83 23 W P Krakal Kecil Parang ZR 847.129,74 84,71 24 X Karang Kapal Parang ZR 6.141.488,90 614,15 25 Y P Kumbang Parang ZP 719.825,18 71,98 26 Z Karang Besi Parang ZR 873.500,16 87,35 Total 49,691,050.05 4,969.11 Total luasan masing-masing kategori zona No Zonasi Luasm² Luasha 1 ZI 9.434.995,73 943,50 2 ZPB 8.654.589,20 865,46 3 ZP 9.711.665,27 971,17 4 ZR 21.889.799,85 2.188,98 Total 49.691.050,05 4.969,11 Keterangan: ZI = Zona Inti ZPB = Zona Perikanan Berkelanjutan ZP = Zona Pemanfaatan ZR = Zona Rehabilitasi 209 Luas perairan yang termasuk ke dalam zona perika nan berkelanjutan sebesar 865,46 ha 17,42 sedikit di bawah luasan zona inti, dari total wilayah perairan yang ditentukan sebagai zonasi yakni 4.969,11 ha sesuai luasan sebaran terumbu karang yang terdapat di kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Secara rinci luasan zona perikanan berkelanjutan pada masing-masing pulau disajikan pada Tabel 62. Pulau-pulau yang termasuk ke dalam Zona Pemanfaatan jumlahnya sedikit lebih banyak daripada zona perikanan berkelanjutan maupun zona inti yaitu 6 pulaulokasi meliputi: P. Burung, P. Geleang, P. Menyawakan, Gosong Selikur, P. Ke mbar, dan P. Kumbang, sedangkan hasil zonasi yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan tahun 2005 terdapat dalam jumlah lebih dari 15 lokasi Tabel 61. Pulau-pulau termasuk ke dalam zona pemanfaatan dalam penelitian ini umumnya memiliki luasan yang relatif kecil dan sebagian berupa gosong. Walaupun ukuran pulau relatif kecil, tetapi umumnya kondisi terumbu karangnya jumlah genus, persentase tutupan karang, indeks keragaman masih baik, demikian pula kelimpahan jenis ikan juga cukup tinggi dan beragam. Kondisi terumbu karang dan sumberdaya perikanan yang masih baik di kawasan ini diduga selama ini pulau-pulau yang termasuk ke dalam zona pemanfaatan ukuran luasannya relatif kecil dan kedalamannya relatif dangkal, sehingga tidak dijadikan sebagai daerah fishing ground bagi para nelayan. Kondisi lingkungan dan ekosistem yang masih baik, sangat cocok untuk kegiatan di luar perikanan terutama untuk wisata bahari, wisata pantai, dan budidaya laut. Luas perairan yang termasuk ke dalam zona pemanfaatan sebesar 971,17 ha atau sebesar 19,54 dari total wilayah perairan yang ditentukan sebagai zonasi yakni 4.969,11 ha Tabel 62. Luasan wilayah perairan yang dialokasikan untuk zona pemanfaatan ini jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan alokasi untuk zona inti 18,99 dan zona perikanan berkelanjutan 17,42 . Luasan kawasan zona pemanfaatan yang relatif besar ini, diharapkan akan memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi kegiatan pemanfaatan sumberdaya yang ada, baik untuk kepentingan nelayan maupun bagi perkembangan dunia wisata yang saat ini sedang berkembang pesat. Melalui pengelolaan yang baik dan aturan yang ketat, diharapkan dengan berkembangnya pariwisata bahari saat ini, di satu sisi dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan, dan di sisi lain kelestarian sumberdaya tetap harus terjaga. 210 Pulau-pulau yang termasuk ke dalam Zona Rehabilitasi jumlahnya ada 11 buah, meliputi P. Menjangan Besar, P. Menjangan Kecil, Taka Menyawakan, Gosong Tengah, P. Kecil, P. Katang, P. Krakal Besar, Karang Kapal, Karang Besi, Karang Katang, dan P. Krakal Kecil Tabel 61. Pulau-pulau yang termasuk ke dalam zona rehabilitasi sebagian besar ukuran luasan relatif kecil dan sebagian berupa gosong. Pulau-pulau yang ini letaknya sangat dekat dengan pulau besar yang berpenduduk P. Karimunjawa, P. Kemujan, P. Nyamuk. Pulau-pulau besar yang berpenduduk tersebut di dalamnya terdapat berbagai kegiatan pelabuhan seperti pelabuhan penyeberangan, pusat pendaratan ikan, dan kawasan pemukiman penduduk dan sebagai tujuan utama bagi ekowisata bahari bagi pelaku bisnis. Kondisi yang demikian menyebabkan degradasi habitat dan ekosistem terumbu karang serta mengganggu kehidupan biota laut yang hisup di dalamnya. Oleh karena itu, perlu disisihkan sebagian untuk dijadikan zona rehabilitasi agar nantinya terjadi pemulihan ekosistem dan regenasi biota. Luas perairan yang termasuk ke dalam zo na rehabilitasi sebesar 2.188,98 ha atau sebesar 44,05 dari total wilayah perairan yang ditentukan sebagai zonasi yakni 4.969,11 ha Tabel 62. Luasan wilayah perairan yang dialokasikan untuk zona rehabilitasi ini luasannya cukup besar dan lebih besar dibandingkan dengan alokasi untuk zona inti 18,99 dan zona perikanan berkelanjutan 17,42 , zona pemanfaatan 19,54 . Melihat luasan zona rehabilitasi tersebut, menunjukkan bahwa ditemukan banyak tempat yang kondisi ekosistemnya telah mengalami degradasi habitat yang cukup parah, terutama dekat dengan pulau-pulau besar yang berpenduduk, sehingga harus dilakukan rehabilitasi. Diharapkan dengan alokasi zona rehabilitasi di sejumlah pulau tersebut dapat memulihkan kondisi ekosistem dan sumberdaya terumbu karang yang telah rusak dan sumberdaya perikanan karang yang mengalami penurunan. Berdasarkan hasil penentuan zonasi yang dilakukan dalam penelitian ini, terdapat beberapa kelebihan atau keunggulan dibandingkan dengan hasil penentuan zonasi yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan tahun 2005, yaitu : 1 Luas wilayah perairan yang ditentukan sebagai zona inti atau kawasan perlindungan adalah cukup representatif, yakni mencapai 943,50 ha atau 18,99 dari total luasan lokasi yang dizonasi, dan jumlah lokasi yang ditentukan ke dalam zona inti tidak banyak, sehingga lebih bisa diterima oleh masyarakat setempat terutama para nelayan dan pembudidaya. 211 3 Pulau-pulau yang relatif besar ukurannya, sebagian ada yang dialokasikan sebagai zona inti dan tidak semuanya dimanfaatkan, sehingga ada kesempatan ekosistemnya dapat memulihkan diri. 4 Pulau-pulaulokasi yang ditentukan sebagai zona inti letaknya relatif tidak terlalu jauh dengan pulau besar yang berpenghuni, sehingga lebih mudah dalam pengelolaan dan pengawasan, baik yang dilakukan oleh pihak pengelola Balai Taman Nasional maupun nelayan setempat, terutama karena seringnya ada gangguan penangkapan ikan tidak ramah lingkungan dari nelayan di luar Karimunjawa. 5 Pulau-pulau yang ditentukan sebagai zona perikanan berkelanjutan letak lokasinya sebagian besar berada tidak terlalu jauh dengan pulau besar yang perpenduduk, sehingga memudahkan bagi nelayan untuk mencapai tempat tersebut dalam menangkap ikan dan kegiatan budidaya laut. 6 Tempat-tempat yang ditentukan sebagai zona pemanfaatan wisata dan rekreasi terletak di daerah yang bukan merupakan fishing ground atau lokasi sasaran dimana para nelayan menangkap ikan, sehingga tidak berpotensi timbulnya benturan kepentingan atau gangguan, dan menjamin kenyamanan dan keamanan bagi kegiatan wisata dan budidaya laut. 7 Pembagian zona pemanfaatan spesifik yaitu untuk pemanfaatan wisata dan rekreasi di luar kegiatan perikanan tangkap dan budidaya, sehingga memudahkan bagi para pengguna dalam pengaturan dan pengawasan. 8 Penentuan batas kawasan dan zonasi memiliki dasar yang jelas yaitu berdasarkan kondisi dan sebaran sumberdaya laut seperti sebaran terumbu karang, sebaran hutan mangrove, lamun, rumput laut, sehingga memudahkan dalam penandaan kawasan secara ekologi ecological boundary, penentuan letak koordinat, dan secara umum mudah dipahami oleh nelayan setempat. 9 Luas Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan batas yang diusulkan adalah 71.128,67 ha lebih rendah dari pada luas yang ditetapkan oleh Departemen Kehutanan 107.225 ha, sehingga lebih bisa diterima oleh masyarakat setempat. 10 Penunjukanpenentuan lokasi zona-zona mencerminkan kondisi ekosistem dan sumberdaya yang sesungguhnya di lapangan existing condition sesuai hasil penelitian, sehingga akan memudahkan dalam melakukan evaluasi ekosistem dan sumberdaya serta bagi kepentingan pengaturan pengelolaan jangka panjang ke depan . 212 4.7 Analisis Kebijakan 4.7.1 Identifikasi faktor-faktor SWOT dan penentuan prioritas