Kriteria pemilihan lokasi kawasan konservasi

29 2 Zona penyangga; Zona penyangga adalah zona transisi antara zona inti zona konservasi dengan zona pemanfaatan. Penyangga di sekeliling zona inti ditujukan untuk menjaga zona inti dari berbagai aktivitas pemanfaatan yang dapat mengganggu, dan melindungi zona inti dari pengaruh eksternal, bersifat lebih terbuka, tapi tetap dikontrol, dan beberapa bentuk pemanfaatan masih dapat diijinkan. 3 Zona pemanfaatan; Lokasi di zona pemanfaatan masih memiliki nilai konsaervasi tertentu, tapi dapat mentolerir berbagai tipe pemanfaatan oleh manusia, dan layak bagi beragam kegiatan eksploitasi yang diijinkan dalam suatu kawasan konservasi. Penzonasian tersebut ditujukan untuk membatasi tipe-tipe habitat penting untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan konservasi sumberdaya ekonomi, sebagaimana sasaran kawasan konservasi di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil.

2.3.5.3 Kriteria pemilihan lokasi kawasan konservasi

Identifikasi dan pemilihan lokasi potensial untuk pengembangan kawasan konservasi di pesisir dan laut menuntut penerapan kriteria. Kriteria berfungsi untuk mengkaji kelayakan suatu lokasi bagi kawasan konservasi. Kebijakan pengembangan kawasan konservasi di pesisir dan laut harus mempunyai implikasi terhadap pencegahan kerusakan lingkungan ekosistem sebagai pilihan utama, walapun modifikasi lingkungan untuk meningkatkan penyediaan barang dan jasa berharga bagi manusia tidak dapat dihindari. Penerapan kriteria sangat membantu dalam mengidentifikasi dan memilih lokasi untuk suatu peruntukan secara obyektif, sekaligus bermanfaat di dalam mengkaji kelayakan suatu lokasi atau kawasan khususnya bagi peruntukan kawasan perlindungan konservasi, dimana secara mendasar terdiri atas kelompok kriteria ekologi, ekonomi, dan sosial budaya Salm, et al., 2000. 1 Kriteria ekologi Nilai suatu komponen biofisik ekosistem dan jenis biota di pulau-pulau kecil dapat dipelajari melalui kriteria sebagai berikut: 30 1 Keanekaragaman hayati: didasarkan pada keragaman atau kekayaan ekosistem, habitat, komunitas dan jenis biota. Lokasi yang sangat beragam, harus memperoleh nilai paling tinggi. 2 Kealamian: didasarkan pada tingkat degradasi. Lokasi yang terdegradasi mempunyai nilai yang rendah, misalnya bagi perikanan atau pariwisata, dan sedikit berkontribusi dalam proses-proses biologis. 3 Ketergantungan: didasarkan pada tingkat ketergantungan spesies pada lokasi, atau tingkat dimana ekosistem tergantung pada proses-proses ekologis yang berlangsung di lokasi. 4 Keterwakilan: didasarkan pada tingkat dimana lokasi mewakili suatu tipe habitat, proses ekologis, komunitas biologi, ciri geologi atau karakteristik alam lainnya. 5 Keunikan: didasarkan keberadaan suatu spesies endemik atau yang hampir punah. 6 Integritas: didasarkan pada tingkat dimana lokasi merupaka n suatu unit fungsional dari entitas ekologi. 7 Produktivitas: didasarkan pada tingkat dimana proses-proses produktif di lokasi memberikan manfaat atau keuntungan bagi biota atau manusia. 8 Kerentanan: didasarkan pada kepekaan lokasi terhadap degradasi baik oleh pengaruh alam atau akibat aktivitas manusia. 9 Vulnerabilitas: didasarkan fungsi area untuk perlindungan atau konservasi dari berbagai ancaman bencana. 2 Kriteria ekonomi Manfaat ekonomi pulau-pulau kecil yang dapat dipelajari dari kriteria adalah: 1 Spesies penting: didasarkan pada tingkat dimana spesies penting komersial tergantung pada lokasi. 2 Kepentingan perikanan: didasarkan pada jumlah nelayan yang tergantung pada lokasi dan ukuran hasil perikanan. 3 Bentuk ancaman: didasarkan pada luasnya perubahan pola pemanfaatan yang mengancam keseluruhan nilai lokasi bagi manusia. 31 4 Manfaat ekonomi: didasarkan pada tingkat dimana perlindungan lokasi akan berpengaruh pada ekonomi lokal dalam jangka panjang. 5 Pariwisata: didasarkan pada nilai keberadaan atau potensi lokasi untuk pengembangan pariwisata. 3 Kriteria sosial-budaya Manfaat sosial-budaya pesisir dan laut dapat dipelajari dari kriteria berikut: 1 Penerimaan sosial: didasarkan pada tingkat dukungan masyarakat lokal 2 Kesehatan masyarakat: didasarkan pada tingkat dimana penetapan kawasan konservasi dapat membantu mengurangi pencemaran atau penyakit yang berpengaruh pada kesehatan masyarakat. 3 Rekreasi: didasarkan pada tingkat dimana lokasi dapat digunakan untuk rekreasi bagi penduduk sekitar. 4 Budaya: didasarkan pada nilai sejarah, agama, dan seni atau nilai budaya lain dari lokasi. 5 Estetika: didasarkan pada nilai keindahan dari lokasi 6 Konflik kepentingan: didasarkan pada tingkat dimana kawasan konservasi dapat berpengaruh pada aktivitas masyarakat lokal. 7 Keamanan: didasarkan pada tingkat bahaya dari lokasi bagi manusia karena adanya arus kuat, ombak besar, dan hambatan lainnya. 8 Aksesibilitas: didasarkan pada kemudahan dalam mencapai lokasi baik dari darat maupun laut. 9 Kepedulian masyarakat: didasarkan pada tingkat dimana monitoring, penelitian, pendidikan atau pelatihan di dalam lokasi dapat berkonstribusi pada pengetahuan, apresiasi nilai-nilai lingkungan dan tujuan konservasi. 10 Konflik dan Kompatibilitas: didasarkan pada tingkat dimana lokasi dapat membantu menyelesaikan konflik antara kepentingan sumberdaya alam dan aktivitas manusia, atau tingkat dimana kompatibilitas antara sumberdaya alam dan manusia dapat dicapai. 32

2.4 Permasalahan Kawasan Konservasi Laut