28
4 Kaji kelayakan suatu kawasan prioritas yang dapat dijadikan kawasan konservasi, berdasarkan proses perencanaan lokasi.
2.3.5.2 Batas dan zonasi lokasi kawasan konservasi
Secara umum sangat sedikit alasan ekologis yang dijadikan dasar untuk menentukan batas dan zonasi kawasan konservasi, karena selama ini batas
kawasan konservasi didasarkan pada karakteristik geologis kawasan batas daratan dan laut, batas administratif, atau faktor biaya lokasi yang lebih kecil
memerlukan biaya yang lebih kecil pula dalam melindungi atau mempertahankan keberadaannya. Tidak ada aturan baku yang menetapkan ukuran optimal dan
rancangan dari suatu kawasan konservasi, yakni : kategori disagregasi sekelompok kawasan konservasi yang berukuran kecil, dan kategori agregasi
suatu kawasan konservasi yang berukuran besar. Setiap kategori ukuran memiliki keunggulan sendiri. Kawasan konservasi yang berukuran kecil dapat
mendukung kehidupan lebih banyak jenis biota dengan relung yang berbeda-beda, serta tidak merusak semua kawasan konservasi secara bersamaan bila terdapat
bencana. Kawasan konservasi yang berukuran besar menuntut adanya zonasi kawasan untuk dapat mendukung pengelolaan yang efektif bagi berbagai
pemanfaatan secara berkelanjutan. Dengan adanya zonasi, maka pemanfaatan sumberdaya alam dapat dikontrol secara efektif guna mencapai sasaran dan tujuan
kawasan konservasi. Pengelolaan zona dalam kawasan konservasi didasarkan pada luasnya
berbagai pemanfaatan sumberdaya kawasan. Aktivitas di dalam setiap zona ditentukan oleh tujuan kawasan konservasi, sebagaimana ditetapkan dalam
rencana pengelolaanpengembangan. Zona-zona tertentu menuntut pengelolaan yang intensif, sementara zona lainnya tidak perlu.
Secara umum zona-zona di suatu kawasan konservasi dapat dikelompokkan atas 3 tiga zona, yaitu:
1 Zona inti Habitat di dalam zona ini memiliki nilai konservasi yang tinggi, sangat rentan
terhadap gangguan atau perubahan, dan hanya dapat mentolerir sangat sedikit aktivitas manusia. Zona inti harus dikelola dengan tingkat perlindungan yang
tinggi, serta tidak dapat diijinkan adanya aktivitas eksploitasi.
29
2 Zona penyangga; Zona penyangga adalah zona transisi antara zona inti zona konservasi
dengan zona pemanfaatan. Penyangga di sekeliling zona inti ditujukan untuk menjaga zona inti dari berbagai aktivitas pemanfaatan yang dapat
mengganggu, dan melindungi zona inti dari pengaruh eksternal, bersifat lebih terbuka, tapi tetap dikontrol, dan beberapa bentuk pemanfaatan masih dapat
diijinkan. 3 Zona pemanfaatan;
Lokasi di zona pemanfaatan masih memiliki nilai konsaervasi tertentu, tapi dapat mentolerir berbagai tipe pemanfaatan oleh manusia, dan layak bagi
beragam kegiatan eksploitasi yang diijinkan dalam suatu kawasan konservasi. Penzonasian tersebut ditujukan untuk membatasi tipe-tipe habitat penting
untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan konservasi sumberdaya ekonomi, sebagaimana sasaran kawasan konservasi di wilayah pesisir, laut dan
pulau-pulau kecil.
2.3.5.3 Kriteria pemilihan lokasi kawasan konservasi