Hidro oseanografi Analisis Biogeofisik .1 Penggunaan lahan dan tutupan wilayah

109 tanah liat. Tanah di daerah ini berlainan dengan daerah-daerah lain, karena di samping terdapat pasir juga mengandung tanah liat dan lumpur yang berasal dari humus yang membusuk, kekhususan lain dari daerah legon ini adalah merupakan teluk-teluk yang menjari. Kondisi tanah di P. Parang dan P. Nyamuk berbeda dengan ko ndisi tanah di P. Karimunjawa dan P. Kemujan, karena di ke dua pulau ini terdapat tiga pemerian tanah yaitu dataran rendah dekat pantai, tegalan dan perbukitan. Tanah dataran rendah bertekstur geluh berlempung, geluh berpasir remah, konsistensi tanah sangat gembur, kadar bahan organiknya termasuk rendah P. Parang 8,25 dan P. Nyamuk 6,31 , tetapi masih lebih tinggi dibandingkan P. Karimunjawa maupun P. Kemujan; pH 5,5, warna tanah 2,4 YR 46 d. Tanah di daerah pantainya sama dengan tanah-tanah di pulau-pulau lainnya.

4.2.3 Hidro oseanografi

Pengamatan faktor oseanografi di Kepulauan Karimunjawa menunjukkan bahwa kepulauan tersebut termasuk ke dalam Monsun Timur dan Barat. Seperti perairan Indonesia pada umumnya yang beriklim tropis, perairan kepulauan Karimunjawa sangat dipengaruhi oleh musim, yakni musim Barat dan musim Timur serta dua musim Pancaroba atau Peralihan yakni musim Pancaroba I dan Pancaroba II. Musim-musim tersebut sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat perairan seperti arus laut yang mengalir dari Barat ke Timur dikenal sebagai musim barat, dicirikan oleh kondisi angin kencang, gelombang laut besar, curah hujan tinggi dan kadar garam relatif menurun atau rendah; sedangkan sebaliknya terjadi arus laut yang mengalir dari Timur ke Barat dikenal sebagai musim Timur, dicirikan oleh kondisi angin dan gelombang laut relatif tidak besar, curah hujan rendah dan kadar garam relatif tinggi. Gerakan arus laut dapat dapat dibentuk oleh fenomena angin yang berhembus di atas permukaan lautan. Arus laut di Kepulauan Karimunjawa relatif sama dengan gerakan arus laut di wilayah Laut Jawa, yakni dipengaruhi oleh perubahan musim Barat dan Timur. Hasil analisis terhadap dinamika pola arus di perairan Karimunjawa yang telah diamati dari beberapa hasil penelitian selama 110 periode 12 bulan telah menggambarkan hubungan antara arah angin dan arus laut sebagaimana tersaji pada Gambar 12 sampai dengan Gambar 15 Balitbang, 2003. Gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa kecepatan arus laut dari Timur ke Barat berkisar antara 0,18 – 0,34 mdetik dengan rata-rata 0,25 mdetik, sedangkan kecepatan arus laut dari Barat ke Timur berkisar antara 0,22 – 0,45 mdetik dengan rata-rata 0,38 mdetik. Kecepatan arus permukaan relatif kecil, yaitu berkisar antara 0,01-0,04 mdetik. Arus yang cukup kuat dijunpai antara pulau Karimunjawa dengan pulau Menjangan Besar, sekitar pulau Kembar, sekitar pulau Krakal Besar dan pulau Krakal Kecil, bagian Timur pulau Menyawakan dan sekitar pulau Bengkoang. Sedangkan hasil pengukuran peneliti di lapang yang dilakukan di 15 titik pengamatan menunjukkan bahwa kecepatan arus permukaan berkisar antara 0,2 – 0,3 mdetik yang berlangsung pada bulan Juni awal musim Timur. Kecapatan arus yang terjadi di perairan Karimunjawa ini termasuk relatif rendah sampai sedang karena belum melebihi angka 0,5 md yang dikatakan kuat. Diduga keberadaan rataan terumbu karang yang umumnya mengelilingi pulau- pulau di kepulauan Karimunjawa berperan terhadap arah pembelokan arus dan meredam kekuatan arus dan gelombang yang terjadi terutama pada sisi pulau yang terlindung pada saat berlangsungnya musim barat. Tinggi gelombang laut di sekitar perairan pulau-pulau besar di Kepulauan Karimunjawa sejauh 100-300 meter dari garis pantai adalah antara 1,5-1,8 cm, diikuti oleh angin yang berkecepatan relatif tinggi yaitu berkisar antara 0,5-0,7 kmjam Balitbang, 2004. Kedalaman perairan dari hasil interpolasi titik-titik kedalaman yang terdapat dalam peta bathimetri Dihidros TNI AL Tahun 2003 di Kepulauan Karimunjawa berkisar 0-52 meter Gambar 16. Pulau-pulau yang secara yang secara keseluruhan dikelilingi oleh terumbu karang coral reefs umumnya berupa rataan terumbu terletak pada kedalaman 0–20 meter. Lokasi seperti Karang Kapal, Karang Katang dan Karang Besi dijumpai rataan terumbu yang luas dan tumbuh baik di kedalaman sekitar 14 meter. 111 Gambar 12 Peta arus musim barat Desember – Maret di Kepulauan Karimunjawa Balitbang, 2003 112 Gambar 13 Peta arus pancaroba I April – Juni di Kepulauan Karimunjawa Balitbang, 2003 113 Gambar 14 Peta arus musim timur Juni – Agustus di Kepulauan Karimunjawa Balitbang, 2003 114 Gambar 15 Peta arus pancaroba II September – Nopember di Kepulauan Karimunjawa Balitbang, 2003 115 Gambar 16 Peta kontur kedalaman perairan di kawasan Taman Nasional Karimunjawa 116 Berdasarkan sebaran jenis pasang-surut di Indonesia dan perhitungan data pasang-surut, di wilayah Kepulauan Karimunjawa memiliki tipe pasang-surut “Semi Diurnal Tide ” yaitu dalam satu hari 24 jam terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut. Tipe pasang ini memiliki kesamaan dengan tipe pasang yang terjadi di perairan Jepara dan Semarang. Menurut laporan Balitbang 2004, pasang naik di perairan Karimunjawa terjadi pada pukul 08.00-12.00 WIB, dan pukul 16.00-20.00 WIB dengan interval antara pasang naik dan air surut berkisar antara 80-140 cm atau rata- rata fluktuasi pasut sebesar 90 cm.

4.2.4 Kualitas perairan laut