23 Dari hasil kajian beberapa proses pengelolaan ekowisata dan berdasarkan
kondisi di Kawasan Wediombo maka perlu dilakukan zoning kawasan. Kawasan kars keberadaannya relatif terbatas dan mempunyai sifat kefragilan yang tinggi,
maka perlu adanya perlindungan kawasan supaya lestari. Hal lain adalah tujuan dari pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat lokal maupun
pendapatan daerah sesuai dengan tujuan Rencana induk pengembangan pariwisata daerah Gunungkidul, maka dirancang supaya dapat digunakan untuk rekreasi
seluas-luasnya dengan tanpa merusak keseimbangan alam. Pengembangan wisata mengacu kepada keseimbangan demand dan supply. Berdasarkan kondisi tersebut
dan juga tuntutan dari PEMDA, maka proses pengelolaan yang dapat digunakan dari semua pola pengelolaan yang dibahas adalah dengan metode micro-ROS,
yang merupakan proses pengelolaan pariwisata yang mendekati kebutuhan untuk Kawasan Wediombo dan sekitarnya.
2.3. Tipologi Pengunjung
Tipologi pengunjung merupakan salah satu dasar untuk membuat perencanaan dalam menentukan arah pengembangan ekowisata. Kegiatan
wisatawan merupakan cara untuk dapat mengidentifikasi banyaknya wisatawan mengunjungi kawasan wisata, dan dapat ditentukan karakter zoning berdasarkan
metode micro-ROS dan dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan wisatawan. Penelitian untuk mengidentifikasi ekowisata atau segmen ekowisata dari
karakter-karakter wisatawan belum diterapkan dengan cara yang konsisten. Hal ini sangat diperlukan sebagai informasi dan proses, tetapi hasil kondisi ini tidak
dapat dibandingkan dengan penelitian lain dalam waktu dan tempat yang berbeda. Usaha untuk merancang tipe-tipe wisatawan dinamakan segmentasi, klasifikasi
dan clustering. Identifikasi tipe wisatawan secara jelas sangat bermanfaat untuk perencanaan, manajemen, dan pemasaran wisata Smith dan Smale, 1980; Taylor,
1986. Karakter wisatawan dapat memberikan informasi kepada manajemen untuk memusatkan mengenai perbedaan motivasi, pengalaman, dan dampak dari
karakter wisatawan Diamantis, 1998; Eagles, 1992 dan untuk mengetahui karakter wisatawan yang sering dijumpai pada lokasi yang berbeda dalam
perkembangan kawasan wisata Duffus dan Dearden, 1990. Lebih jauh lagi
24 dalam konteks keberlanjutan, sangat dibutuhkan penerapan karakter wisatawan
untuk mencocokkan kondisi kemampuan sumber daerah wisata Wall, 1993. Terdapat beberapa teknik untuk mengidentifikasi wisatawan atau untuk
membedakan ekowisatawan dari tipe-tipe wisatawan yang lain Blamey, 1997; Bottrill dan Pearce, 1995. Secara garis besar kategori tipologi wisatawan adalah
cognitif-normatif dan aktivitasnya Hvenegaard, 2002. Contohnya penelitian aktivitas wisatawan Wall, 1993. Namun demikian yang paling penting untuk
mengklasifikasi karakter wisatawan adalah dengan menanyakan kepada responden wisatawan untuk mengetahui aktivitas dan motivasinya.
Secara konseptual ada dua kategori secara umum untuk menentukan tipologi wisatawan yaitu interaksional dan kognitif normatif Murphy, 1985. Pada
tipologi Interaksional, pengkelasan tipologi wisatawan didasarkan pada hubungan wisatawan dengan kawasan yang dituju Healy, 1992. Interaksional tipologi
wisatawan digunakan dalam studi ekowisata dengan identifikasi ekowisata adalah aktivitasnya Eagles, 1992. Klasifikasi Tipologi wisatawan dengan cara kognitif
normatif difokuskan pada motivasi dari wisatawan. Menurut Plog 1972; terakhir di uji oleh Smith, 1990 mengelompokkan tipologi wisatawan meliputi allocentric
yaitu, wisatawan hanya ingin mengunjungi tempat-tempat yang belum diketahui, bersifat petualang, dan mau memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh
masyarakat lokal.; psycocentric, yaitu wisatawan yang hanya ingin mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah mempunyai fasilitas standar yang sama dengan
negaranya; dan mid-centric yaitu, terletak diantara tipologi allocentric dan psycocentric.
Untuk menggambarkan hubungan posisi tipologi wisatawan menurut Plog 1972 dengan tipologi kawasan ekowisata micro-ROS ditunjukkan
pada Tabel 2.
25 Tabel 2. Tipologi Wisatawan dalam micro-ROS
Tipologi Wisatawan
1 2 3 4 5
6 7 8 9
Allocentris Mid-centris
Psycocentris ν
ν ν
ν ν
ν ν
ν ν
v ν
ν ν
ν ν
ν ν
ν ν
ν
Keterangan: 1-2
: Wildsangat alamiremotekawasan alami 3-4 :
alami 5-6
: ekstensif alami 7
: kawasan sub urban 8-9
: kawasan kotaberkembangindustri stadiumsarana olah raga dll
2.4. Aspek Permintaan