33
3.3 Metode Penelitian
3.3.1. Identifikasi Potensi Pengembangan Kawasan Ekowisata Kars A. Identifikasi Biofisik, Sosial-Ekonomi dan Sosial-Budaya
Tahap penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi di kawasan kars Wediombo secara biofisik, sosial-ekonomi maupun sosial-budaya untuk
dapat dikembangkan sebagai kawasan ekowisata.
a. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas: 1 pengumpulan data potensi kawasan kars dengan melakukan pengamatan langsung dan penelusuran data
sekunder, 2 penyusunan peringkat potensi kawasan kars berdasarkan jumlah pengunjung setiap kawasan wisata.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung dilapangan
dan dengan melakukan wawancara langsung dengan responden maupun penyebaran kuesioner. Pengamatan yang dilakukan yaitu, kawasan penyebaran
potensi wisata, persepsi penduduk dan tokoh masyarakat terhadap ekowisata, pendapat wisatawan, pendapat pakar dan pendapat pemerintah daerah. Hasil dari
wawancara yang mendalam dengan penduduk lokal dan tokoh masyarakat untuk menggali informasi kawasan-kawasan yang menarik, maupun keberadaan flora
dan fauna yang kemudian dibuat tabel, kemudian dilakukan penelusuran potensi kawasan dengan mendatangi tempat-tempat yang merupakan potensi apakah
memenuhi standar kawasan yang unik sesuai dengan faktor kecukupan dalam ekowisata. Data sekunder berupa hasil penelitian sebelumnya dengan cara
penelusuran pustaka mengenai keunikan kawasan kars Wediombo dan sifat kefragilan
kars maupun data kunjungan wisatawan. Pengumpulan data biofisik diperoleh dengan melakukan pengamatan
langsung dan didukung oleh peta kawasan dari Bapeda Gunungkidul dan Bakosurtanal. Kawasan yang dipetakan adalah kawasan pantai, kawasan
pegunungan, kawasan hutan dan kawasan goa. Pada kawasan pantai dilakukan pengamatan langsung dengan melihat
bentuk pantai dengan bentang karsnya, dan melihat potensi yang dapat
34 dikembangkan, pengamatan jumlah wisatawan yang mengunjungi kawasan dan
informasi dari penduduk setempat mengenai kegiatan yang pernah dilakukan dikawasan pantai. Kondisi geologi diidentifikasi berdasarkan peta geologi yang
sudah ada dan juga pengamatan langsung kondisi geologi yang tampak akibat proses penyingkapan batuan. Dengan melihat peta yang sudah ada secara geologi,
maka secara konsep geologi Kawasan Wediombo dapat dijadikan sebagai kawasan yang menarik untuk diteliti. Sedangkan kondisi longsor dan kemiringan
kawasan berdasarkan informasi dari bokusurtanal dengan menggunakan skala ordinal yang kemudian dipetakan, sehingga data tingginya longsoran dan
kemiringan kawasan dapat diidentifikasi. Peta curah hujan berdasarkan hasil data dari Badan Meteorologi dan Geofisika BMG berupa nilai ordinal, kemudian
dipetakan penyebaran tingkat curah hujannya. Berdasarkan keterangan penduduk, kawasan pantai mempunyai potensi kegiatan yang sudah dilakukan seperti
kegiatan surfing dan diving. Pengamatan goa dilakukan dengan melihat peta sebelumnya, dan
dilakukan pengamatan langsung kondisi goa. Jenis goa dapat dikategorikan berdasarkan proses pembentukannya, sedangkan akses menuju kekawasan adalah
sebagai data yang menunjukkan kemudahan akses yang berupa, jalan setapak , jalan lebar dan jenis konstruksinya jenisnya aspal, jenis batu atau jenis tanah dan
lain-lain dengan menggunakan skala micro-ROS. Untuk data hutan hanya berdasarkan peta hutan alam yang sudah ada dan hasil pengamatan secara acak
mengenai jenis tumbuhan yang dapat ditemukan di kawasan hutan. Jenis flora diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk, dan
pengamatan langsung terhadap beberapa pohon yang sudah langka, sehingga data- data mengenai jenis pohon yang ada disekitar kawasan penelitian dapat
diidentifikasi. Untuk jenis fauna yang ada, pengambilan data diperoleh berdasarkan hasil
keterangan penduduk setempat dan penyebaran kuesioner dengan cara mengisi jenis fauna yang ditemukan. Dari informasi dan pengamatan langsung dan
didukung oleh data hasil identifikasi sebelumnya, dipetakan penyebaran jenis fauna yang berada di kawasan penelitian. Untuk habitat fauna yang berada di
sekitar goa dilakukan dengan cara pengamatan langsung maupun informasi
35 penduduk setempat, sehingga jenis binatang yang ditemukan di kawasan goa
dapat diidentifikasi. Data sosial ekonomi penduduk berdasarkan dari hasil wawancara dan
kuesioner ditambah data secara ordinal yang didapat dari kantor desa, yang kemudian dilakukan penyusunan informasi secara matrik, untuk mengetahui
kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal. Untuk data sosial budaya data diperoleh dari keterangan penduduk dan wawancara yang mendalam sehingga diperoleh
data nominal. Data tersebut memberikan informasi dusun yang mempunyai banyak variasi budaya sehingga dapat dijadikan dusun pusat budaya. Selanjutnya
dipetakan dusun-dusun yang dianggap sebagai pusat budaya dan kepadatan penduduk setiap dusun.
b. Metode Analisis Data